Mulut mereka terbuka tanpa mereka sadari. Seorang wanita muda yang cantik berjalan ke bagian tengah taman. Rambut biru gelapnya yang diikat dengan kuncir kuda tinggi, gaya yang jarang terlihat dari wanita bangsawan kelas atas, berkibar tertiup angin sepoi-sepoi. Dengan kulit seputih salju yang baru turun dan mata biru laut, dia bagaikan malaikat.
Lehernya yang ramping dan tulang selangka yang diukir dengan indah menekankan fitur dewasanya. Tidak ada perhiasan di lehernya yang ramping dan panjang. Ini seperti dia adalah perhiasan itu sendiri.
Ratu melihat ke sekeliling. Semua orang terpesona dengan aura dan kharisma yang dipancarkan Fuschia.
Setelah sejenak teralihkan oleh penampilannya, semua orang membungkuk.
“Kalian boleh bangkit,” kata Fuschia dengan hangat.
Mereka tahu bahwa Fuschia memiliki kecantikan luar biasa. Namun sepertinya kecantikan itu belum terekspos sepenuhnya, mengetahui ia bisa secantik ini dengan dandanan yang berbeda
“Mhmm. Hmm … ha, Yang Mulia kumohon berhentilah. Ini sudah pagi hari,” erangan wanita itu berhenti selagi dia merangkul punggung telanjang Hayden yang basah keringat.“Jika bersamamu, aku selalu lupa akan waktu, Sarah,” Hayden mengecup pipi Sarah sebelum menurunkan wanita itu dari pangkuannya.Keduanya berbagi selimut di ranjang besar dengan kanopi warna hijau. Sarah merebahkan kepalanya di atas dada Hayden. Mereka tampak seperti pasangan yang serasi, kecuali, Hayden telah memiliki seorang istri.“Aku dengar kau mengunjungi wanita itu kemarin malam? Mengapa kau melakukannya ketika aku sudah melarangmu, Sarah?”“Mmm, aku hanya ingin mengenalnya lebih dekat. Dia berbeda dari yang kau katakan, Yang Mulia.”“Dia persis seperti yang aku ceritakan padamu, Sarah. Dia itu bodoh.”“Tapi dari yang aku amati, dia tidak seperti wanita polos dan bodoh,” Sarah memainkan bulu da
Sejauh yang kuingat, aku hidup seperti berjalan di atas es. Jika salah melangkah, aku bisa tenggelam dan membeku. Sedang tidak ada seorang pun yang akan mengulurkan tangan untuk membantuku keluar. Aku membenci itu.Aku benci kenapa aku harus menghabiskan waktu begitu lama untuk bicara, memikirkan kata demi kata, agar orang lain tidak menemukan kesalahan dari cara bicaraku. Aku benci ketika aku harus memikirkan bagaimana harusnya aku berperilaku. Bolehkah aku menyilangkan tangan, kaki, atau, bolehkah aku bersandar?Bolehkah aku mengungkapkan ketidaksukaanku terhadap sesuatu, atau bolehkah aku menjalani kehidupan milik Fuschia? Aku benci ketika semua detil yang aku ucapkan, lakukan, dan kenakan bisa menjadi sebuah pedang yang menghunusku.Aku benci melakukan sedikit kesalahan terkecil pun di dunia ini, karena aku takut tindakanku memicu alasanku untuk diasingkan. Dan aku paling benci dalam bersabar menerima segala perlakuan buruk mereka.Dunia ini tidak per
Di dalam ruangan kantornya, Hayden berhenti menuli. “Hey Luke, apa kau sudah mengabari ke Istana Melati kalau aku telah kembali?” Hayden mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja.Luke, adalah seorang butler muda di kediaman Putra Mahkota. “Saya sudah mengabari, Yang Mulia,”“Hmm, itu aneh karena dia tidak segera datang ke mari,”“Apa yang anda maksud adalah Putri Mahkota, Yang Mulia?”“Hmm. Biasanya dia langsung kemari saat mendengar kabar kepulanganku. Bahkan ketika ia masih menjadi tunanganku, dia akan datang kemari dari kediaman Mountravven. Bukankah dia menggemaskan?”“Tentu saja, Yang Mulia. Yang Mulia Putri Mahkota selalu mengutamakanmu. Tapi sepertinya hari ini beliau sibuk,”“Sibuk? Kupikir ia akan kelelahan karena malam penyatuan kita semalam. Bukankah dia dikunjungi dokter?”“Benar, Yang Mulia. Setelah menerima kunjungan dokter, beliau pergi
‘Dimana aku?’ Fuschia bangun di atas rerumputan hijau nan wangi.Dikelilingi pohon berdaun kuning yang mulai berguguran ketika angin berhembus. Fuschia menangkap daun kuning itu. Setelah diperhatikan dengan saksama, daun itu berwarna emas mengilap.Fuschia mengendus daun-daun itu. ‘Aha, aku ada di dalam mimpi. Pantas saja tempat ini begitu … surgawi? Biasanya orang akan berpikir kalau mereka telah mati saat diperlihatkan tempat seindah ini, tapi aku tahu aku belum mati, bukan, lebih tepatnya aku tidak bisa mati di dunia itu tanpa menyelesaikan peranku sebagai villainess, haa.’Fuschia berjalan telanjang kaki menuju pohon besar di hadapannya. Pohon berkulit cokelat muda dengan akar pohon besar dan panjang yang mencuat ke permukaan tanah. Fuschia bersandar di tubuh pohon. Mengistirahatkan matanya yang silau akan pancaran sinar matahari.Fuschia meraup tumpukan daun di sekitarnya, lalu melemparnya ke udara untuk jatuh kemudian
Hayden menangkap Fuschia yang jatuh tak berdaya. Dia merasakan bagaimana kurusnya tubuh Fuschia yang sudah mungil di pelukannya. Tubuh wanita itu terasa dingin dan lemah. Sebanyak apapun ia menggoncangkan tubuh wanita itu, tidak ada respon yang ia harapkan. Tidak gentar, atau bahkan berkedut. Tubuh Fuschia terlampau dingin. Seperti tubuh manusia yang nyawanya dicabut.Dalam pikiran itu, Hayden bergegas memeriksa pernafasan Fuschia. Dia mendekatkan telinganya ke hidung Fuschia. Ketika ia mendengar suara lembut nafas Fuschia dari hidungnya, Hayden bernafas lega.Aneh. Ia tidak menyangka ia bisa merasakan kelegaan mendapati Fuschia masih bernafas. Dia membencinya, tapi!Hayden tetap memeluk erat tubuh Fuschia yang terkulai. Sekalipun dia sering memeluk wanita itu, ia tidak pernah benar-benar merasakan bagaimana pelukan itu. Jadi, sensasi ini begitu asing untuknya. Dia berusaha menyalurkan kehangatan tubuhnya pada tubuh dingin wanita itu.Para pelayan yang me
Sulit untuk menentukan kapan tepatnya Hayden menerima budak sebagai hadiah dari ayahnya, Paduka Raja. Seingatnya, ia telah memiliki budak-budak itu sedari kecil bahkan sebelum ia benar-benar belajar berpedang.Pada suatu malam, Paduka Raja mengajaknya pergi ke suatu tempat di bagian istana yang tidak terjamah. Sebuah kuil kecil dengan penjara bawah tanah.Ketika masuk melewati pintu utara dekat pohon besar yang hampir mati, ia akan menemukan sebuah tangga. Dan dari tangga itu ia menelusuri kegelapan yang panjang.Hayden kecil sempat menahan tangis ketakutannya saat ia dibawa oleh Paduka Raja ke tempat itu. Dia tidak mengerti kenapa dibanding tempat asyik seperti hutan berburu, atau laboratorium alkemis, ayahnya malah membawanya ke tempat mengerikan ini. Tempat yang mungkin saja monster tiba-tiba muncul.Hayden kecil merekatkan genggamannya pada tangan ayahnya ketika ia mendengar suara tangisan terdengar dari dalam lorong gelap yang panjang. Dia jadi
Setelah puas melampiaskan kemarahannya, Hayden kembali ke permukaan bersama Raymon. Suasana selalu sepi di sekitaran kuil kecil itu. Tidak ada yang berani mendekat ke wilayah itu karena Hayden telah menandainya. Bahkan jika ada siapapun yang iseng penasaran, mungkin dia akan mati di keesokan harinya.Hanya beberapa pelayan eksklusif yang tahu keberadaan tahanan itu.Wajahnya diselimuti kekalutan. Gerakannya menjadi lebih tajam. Ia enggan mengakui kalau ia telah melewatkan sesuatu. Terutama perihal Fuschia yang mencintainya. Praduga bahwa ia tidak mengetahui bahwa Fuschia bermain api dengan pria lain membakar hatinya. Ia seperti kecolongan. ‘Tidak ada yang boleh mempermainkannya selain aku!’Di matanya, Fuschia adalah wanita yang sangat mencintainya dan bukan wanita murahan seperti itu. Ia telah membuktikan fakta itu berulangkali sebelum menikahinya.“Apa yang telah kulewatkan, Raymon? Apa menurutmu Fuschia wanita yang seperti itu?&
“Aku… apa?”Kembali ke masa sekarang saat Fuschia baru bangun dari tidur panjangnya, lalu mengobrol singkat dengan dua peri pengelana, dan mendapati para pelayannya berlutut di sisi ranjangnya. Perutnya keroncongan, dan tenggorokannya kering. Tapi itu tidak penting!“Aku… gimana?”Ia pikir kebun indah serupa surga dengan kunjungan seekor naga emas adalah mimpinya, tapi sekarang ia meragukan hal itu. ‘Apa yang ini nih yang mimpi?’Merri melirik Fuschia yang bingung. “Nona, maksud saya, Yang Mulia, dokter mengatakan bahwa Anda sedang dalam tahap awal kehamilan,”Fuschia sempat lupa caranya bernafas sebelum Merri membelai punggungnya dengan lembut. “Haaa… haaa,”Senyuman manis terukir di wajahnya. Bukan senyum terpaksa yang sering ia tunjukkan, tapi, sebuah senyum tulus.Fuschia merasakan kuncup bunga di hatinya mulai bermekaran satu per satu. Warnanya
Tuyul tak kunjung ditemukan.Sekeras apapun aku dan Mbayul mencarinya, kami hanya bisa menyimpulkan bahwa Tuyul telah meninggalkan kami. Sulit untuk menerima kenyataan itu, terutama ketika kami tidak mengucapkan selamat tinggal satu sama lain.Mbayul dan peri pengembara lainnya masih bersama kami. Mereka bekerja untuk aku sebagai CCTV kerajaan. Mereka adalah makhluk yang tepat untuk pekerjaan itu karena hanya sedikit orang yang dapat melihat mereka, meskipun banyak penyihir yang muncul sekarang.Kemudian, ketika Pasha berusia tiga tahun, aku mengetahui kisah terakhir Tuyul.“Ibu, masih ingat Paman Tuyul?”Suatu malam, Pasha menanyakan hal itu.Pasha memiliki kemampuan verbal yang sangat baik di usia dini, dia sudah bisa membentuk kalimat kompleks dengan baik, sehingga memudahkan kami untuk berkomunikasi. Dia juga mengingat beberapa hal tentang masa kecilnya, ketika dia berusia satu tahun.Dia bahkan mengingat rumah di tengah hutan yang pernah kami tinggali di Kerajaan Haddad, dan dia
Belum genap enam bulan Dylan menjabat sebagai raja baru Kerajaan Drachentia dan ia sudah menyandang gelar 'serigala emas Drachentia'. Dalam waktu singkat itu, dia ditakuti oleh kerajaan-kerajaan di sekitar Drachentia. Terutama karena prestasinya dalam membasmi semua monster dan alkemis yang tersisa di Drachentia.Tidak hanya itu, ia juga melumpuhkan perdagangan ilegal yang terjadi di lautan Drachentia. Tanpa ampun. Dan ternyata tindakannya tersebut merembet hingga mengguncang stabilitas ekonomi kerajaan-kerajaan lain di sekitarnya, yang selama ini mengakali Drachentia dalam hal perdagangan di laut.Maka hari ini adalah pertemuan besar dengan diplomasi kerajaan-kerajaan sekutu, yang hadir karena takut Dylan akan memangsa kerajaan mereka. Seperti yang diketahui banyak orang bahwa Drachentia adalah sebuah kerajaan kepulauan, aku rasa mereka takut kerajaan mereka akan menjadi salah satu pulau baru milik Dylan.“Tapi dia tidak sekejam itu. Aku tersenyum bangga pada Dylan yang duduk di samp
Upacara pernikahan aku yang kedua.Seperti yang diminta Dylan, sebelum upacara penobatan raja, kami mengadakan upacara pernikahan.Tentu saja, banyak yang perlu dipersiapkan untuk pernikahan keluarga kerajaan, tetapi karena kami ingin melakukannya sesegera mungkin, persiapannya cukup sederhana. Lagipula, kami ingin segera dinobatkan sebagai suami dan istri. Jadi kami tidak terlalu memikirkan tentang jamuan makan dan sebagainya.Aku mengenakan gaun pengantin putih yang terlihat sangat indah seperti taburan berlian di atasnya. Saat sinar matahari menyinari ku, gaun aku akan berkilauan.Mengapa bisa ada gaun pengantin yang begitu indah yang siap dalam waktu singkat? Jawabannya adalah karena antusiasme Laura dan Pak Andre, yang telah mempersiapkan gaun tersebut jauh-jauh hari, bahkan saat mereka tidak tahu kapan aku bisa memakainya. Begitu juga dengan tuksedo pernikahan Dylan.“Nyonya-oops, Yang Mulia, Kau terlihat sangat cantik. Kau seperti seorang dewi!”“Bukankah dia lebih mirip seora
Hari persidangan Putra Mahkota Hayden akhirnya tiba. Langit berwarna abu-abu kusam, dan orang-orang berbondong-bondong ke Pengadilan Tinggi untuk menyaksikan persidangan bersejarah itu dengan suasana hati yang tidak tenang. Pikiran mereka kacau.Dylan dan aku duduk di kursi saksi. Aku bisa merasakan semua mata tertuju pada kami. Aku mendengar bisikan orang-orang di belakang kami yang merupakan tempat duduk para bangsawan.“Aku di sini. Jangan gugup.” Dylan berbisik. Menarik kegugupan yang tidak kusadari telah menggerogoti kesadaranku.Meskipun aku mendengar bahwa Nyonya Luxor dan Laura sedang berusaha membuat banyak berita yang ditulis di koran yang menguntungkan kami, bukan berarti semua orang akan percaya dengan semua itu. Terutama para bangsawan yang mungkin mengincar kekuasaan kerajaan melalui keluarga kerajaan.Terlebih lagi ketika mereka mendengar bahwa raja mereka berikutnya adalah mantan budak dan korban eksperimen alkemis. Tidak lupa bahwa aku juga akan menjadi ratu mereka.“
Setelah pertempuran hebat itu, aku tidur seperti orang mati selama dua hari. Aku terlalu memaksakan diri, jadi begitulah hasilnya.Sementara itu, Laura dan Nyonya Luxor mengerahkan banyak media berita dalam bentuk surat kabar untuk menuliskan segala sesuatu yang telah terjadi dalam semalam. Mulai dari alasan pemberontakan yang dipimpin oleh Keluarga Luxor dengan bantuan pasukan Keluarga Mountravven hingga kemunculanku yang mengejutkan.Nyonya Luxor dengan cepat mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan berita karena dia memiliki serikat informasi. Jadi dia telah menempatkan beberapa reporter di tempat kejadian untuk mengabadikan segala sesuatu yang terjadi sejak awal pertempuran.Dan sebagai reporter profesional, para reporter mendapatkan banyak gambar yang 'mencengangkan', yang kemudian disisipkan di berita utama koran mereka.Mulai dari gambar Hayden yang memimpin pasukan monster, lalu gambar aku menggunakan sihir air, dan juga gambar naga di langit yang memberkati aku da
Aku tidak tahu apa yang baru saja terjadi. Yang kutahu adalah Dylan tiba-tiba memegang pedang Hayden di tangannya, dan dari pedang itu keluarlah sebuah kekuatan super(?) berupa lingkaran raksasa yang mengiris monster-monster itu dengan sekali tebas. Kemudian karena kekuatan itu, energi Dylan seperti tersedot dan membuatnya jatuh lemas ke dalam pelukan ku.Aku sempat panik karena mengira Dylan akan mati, tapi ternyata dia hanya lemas sesaat. Karena setelah itu, kami dan beberapa tentara yang 'sehat' menjelajahi kuil.Tentu saja, pada saat itu aku juga tidak tahu mengapa orang-orang memandang kami dengan takjub saat mereka mengatakan bahwa kami menerima berkat dari naga yang membelai kepala kami dengan kakinya.Aku bahkan tidak tahu apa-apa tentang naga di langit. Tapi aku pikir itu mungkin Lord Drachen.Lagi pula, aku bertemu dengan seseorang yang hampir aku lupakan dalam perjalanan ke kuil.“AKU AKAN MEMBUNUHMU!” Sarah hendak melompat ke arahku dengan sepenuh hati, tapi tubuhnya sudah
“Mau ke mana kau, Tuan Bajingan?”Tanpa ragu, Merri melalap tubuh Raymon dengan api biru yang membara.“AAAAAAHHHHH!” Raymon menggeliat kesakitan sambil berteriak histeris, lalu tubuhnya ditendang oleh monster besar itu.Merri menyeringai sambil menatap Raymon yang menggelepar-gelepar seperti ikan yang sekarat.Merri berpikir, 'Lihatlah, betapa mudahnya menghancurkan bajingan itu. Jika saja aku lebih kuat dari dulu, maka Nona dan hidupku tidak akan sekacau ini.“Merri?! Apa yang kau lakukan di sini?” Fuschia mendekati Merri, terlihat bahagia di atas pohon.“Nona! Aku berhasil! Aku membakar bajingan itu!”“Kerja bagus, nak. Tapi jangan memaksakan diri karena kau masih dalam masa pemulihan, Merri.”“Tentu saja! Hahahaha, ini menyenangkan. Bagaimana denganmu, nyonya? Uh? Kepalamu berdarah!” Merri hampir saja melompat dari posisinya untuk mendekati Fuschia yang sedang terbang.Hal itu membuat Fuschia kebingungan. Tapi kemudian Fuschia menenangkan Merri. “Tenanglah. Aku sudah meminum ramua
Fuschia menatap pria di depan Nyonya Luxor dengan waspada. “Komandan Hugh?”Ia mengenali pria itu sebagai Komandan Ksatria Drachentia, Hugh Connor dari Keluarga Count Connor.Dylan mengerutkan kening dengan masam lalu berbicara dengan suara pelan, “Seharusnya aku memastikan kau mati di tanganku.”Komandan ksatria Hugh menundukkan kepalanya saat dia menghadapi Fuschia. Dia tidak mengangkat kepalanya saat berbicara.“Aku ... sempat datang ke Aula Crestine. Di sana aku bertemu dengan Nona Laura dan para korban yang selamat. Lalu aku... mengetahui kebenaran darinya. Jadi tolong, izinkan aku untuk menebus dosa kebodohan ku, Yang Mulia.”Fuschia mengenal Hugh Connor sebagai seorang ksatria yang setia kepada kerajaan. Kesetiaannya ditunjukkan dengan pengabdiannya kepada sang pemimpin. Ia dikenal sebagai 'anjing pemburu' mendiang raja yang telah menggigit banyak bangsawan atau pemberontak yang mengancam kekuasaan mendiang raja.Seperti Hayden dan Raymon, dia dilatih oleh mendiang raja dan me
“FUSCHIA!”Itu adalah suara Dylan. Dia muncul dari balik para tentara.“Dylan!” Fuschia segera mengangkat kakinya untuk memperpendek jarak di antara keduanya.Mereka berdua saling berlari dengan tangan terbuka lebar.Di tengah-tengah pertempuran antara monster dan manusia yang sepertinya tidak akan pernah berakhir, Dylan dan Fuschia saling berpelukan erat.Pusaran pikiran dan detak jantung mereka yang tidak menentu terobati oleh aroma yang mereka hirup satu sama lain. Pelukan erat yang mereka bagi saat itu seakan menyampaikan semua kelelahan dalam hati dan pikiran mereka.Kemudian, bersama dengan ciuman singkat yang mereka bagikan satu sama lain, masing-masing dari mereka membunuh monster yang menyerang. Fuschia memisahkan kepala monster yang menyerang Dylan dengan gergaji esnya, sementara Dylan merobek leher monster yang menyerang Fuschia dengan pedangnya.Belum pernah ada momen romantis dan horor yang terjadi dalam satu frame. Begitu banyak tentara yang mengira demikian dan secara t