Sulit untuk menentukan kapan tepatnya Hayden menerima budak sebagai hadiah dari ayahnya, Paduka Raja. Seingatnya, ia telah memiliki budak-budak itu sedari kecil bahkan sebelum ia benar-benar belajar berpedang.
Pada suatu malam, Paduka Raja mengajaknya pergi ke suatu tempat di bagian istana yang tidak terjamah. Sebuah kuil kecil dengan penjara bawah tanah.
Ketika masuk melewati pintu utara dekat pohon besar yang hampir mati, ia akan menemukan sebuah tangga. Dan dari tangga itu ia menelusuri kegelapan yang panjang.
Hayden kecil sempat menahan tangis ketakutannya saat ia dibawa oleh Paduka Raja ke tempat itu. Dia tidak mengerti kenapa dibanding tempat asyik seperti hutan berburu, atau laboratorium alkemis, ayahnya malah membawanya ke tempat mengerikan ini. Tempat yang mungkin saja monster tiba-tiba muncul.
Hayden kecil merekatkan genggamannya pada tangan ayahnya ketika ia mendengar suara tangisan terdengar dari dalam lorong gelap yang panjang. Dia jadi
Setelah puas melampiaskan kemarahannya, Hayden kembali ke permukaan bersama Raymon. Suasana selalu sepi di sekitaran kuil kecil itu. Tidak ada yang berani mendekat ke wilayah itu karena Hayden telah menandainya. Bahkan jika ada siapapun yang iseng penasaran, mungkin dia akan mati di keesokan harinya.Hanya beberapa pelayan eksklusif yang tahu keberadaan tahanan itu.Wajahnya diselimuti kekalutan. Gerakannya menjadi lebih tajam. Ia enggan mengakui kalau ia telah melewatkan sesuatu. Terutama perihal Fuschia yang mencintainya. Praduga bahwa ia tidak mengetahui bahwa Fuschia bermain api dengan pria lain membakar hatinya. Ia seperti kecolongan. ‘Tidak ada yang boleh mempermainkannya selain aku!’Di matanya, Fuschia adalah wanita yang sangat mencintainya dan bukan wanita murahan seperti itu. Ia telah membuktikan fakta itu berulangkali sebelum menikahinya.“Apa yang telah kulewatkan, Raymon? Apa menurutmu Fuschia wanita yang seperti itu?&
“Aku… apa?”Kembali ke masa sekarang saat Fuschia baru bangun dari tidur panjangnya, lalu mengobrol singkat dengan dua peri pengelana, dan mendapati para pelayannya berlutut di sisi ranjangnya. Perutnya keroncongan, dan tenggorokannya kering. Tapi itu tidak penting!“Aku… gimana?”Ia pikir kebun indah serupa surga dengan kunjungan seekor naga emas adalah mimpinya, tapi sekarang ia meragukan hal itu. ‘Apa yang ini nih yang mimpi?’Merri melirik Fuschia yang bingung. “Nona, maksud saya, Yang Mulia, dokter mengatakan bahwa Anda sedang dalam tahap awal kehamilan,”Fuschia sempat lupa caranya bernafas sebelum Merri membelai punggungnya dengan lembut. “Haaa… haaa,”Senyuman manis terukir di wajahnya. Bukan senyum terpaksa yang sering ia tunjukkan, tapi, sebuah senyum tulus.Fuschia merasakan kuncup bunga di hatinya mulai bermekaran satu per satu. Warnanya
Fuschia membuka dan menutup telapak tangannya. Ia bisa merasakan manna berkumpul di tengahnya.Berkat pelajaran singkat dari Mbayul, ia mampu memindahkan mannanya ke beberapa bagian tubuhnya dengan mudah. Dan yang paling mudah adalah mengumpulkannya di telapak tangan. Kalau dipikir-pikir, ia lumayan sering membelai perutnya tanpa sadar. Itulah mengapa ia berpikir kalau mungkin hal ini adalah pemicunya cepat hamilJujur saja, kehamilannya yang begitu cepat masih mengherankan. Ini sungguh di luar nalar manusia, sekalipun ini adalah dunia fantasi dalam novel. Benarkan ada manna terlibat di dalamnya atau tidak? Apakah manna itu berbahaya bagi pertumbuhan janinnya atau tidak?‘Ya, mungkin kau datang lebih cepat karena kau juga ingin cepat bertemu denganku, baby,’ Fuschia membelai perutnya dengan gembira.“Huh! Apa kau lapar lagi, manusia?” suara serak yang menyebalkan itu pastilah milik Tuyul.“Jangan main petak umpet denga
'Di mana budakmu? Penggantimu! Kenapa kau yang terus datang kesini?! Aku ingin ayah bayiku, brengsek!’Fuschia tersenyum manja pada Hayden yang segera duduk di sisi ranjang besarnya.Hayden menyelipkan rambut panjang Fuschia ke telinganya. "Dengan siapa kamu berbicara agar kamu terdengar sangat bersemangat?" tangan Hayden berpindah ke pipi tirus Fuschia.Fuschia mencengkeram selimutnya dengan kencang. ‘Si brengsek ini, grr…’Akan sangat berbahaya jika Hayden mendengar obrolannya dengan para peri pengelana. Meskipun Hayden tidak bisa melihat Tuyul dan Mbayul yang sekarang tengah memutari kepalanya seperti lalat buah, tetap saja Fuschia cemas.“Apa kau mendengarnya? Apa yang kubicarakan kepada bayi kita?”Mendengar kata ‘bayi kita’ membuat senyum Hayden sedikit retak. Kali itu, Fuschia menyaksikannya.“Aku tidak seberapa menangkapnya. Jadi, apa yang kau bicarakan dengannya?”&l
Bisa dikatakan, Keluarga Lanchaster adalah salah satu dari sedikit keluarga bangsawan yang menopang perekonomian Kerajaan saat terjadi wabah monster sekitar seratus tahun yang lalu. Kekayaan yang mereka tumpuk melalui perdagangan internasional berhasil membiayai sejumlah perbaikan di beberapa teritori kerajaan.Berkat kontribusinya, kepala keluarga Lanchaster yang pada waktu itu adalah seorang Baron, diangkat statusnya menjadi seorang Count dan diberi sebuah teritori di pinggir wilayah Mountravven, oleh Raja pada masa itu.Meskipun keluarga Lanchaster berada di teritori Mountravven, keluarga Lanchaster memiliki kekuatan tersendiri. Mereka bisa mengambil pajak dari wilayahnya tanpa dikenai pajak kepemilikan oleh Keluarga Mountravven, selaku keluarga utama di wilayah tersebut. Sejauh ini, dua keluarga tersebut menjalin hubungan politik dan bisnis yang baik.Setidaknya begitu yang terlihat di permukaan. Hubungan itu kian memburuk seiring berjalannya waktu, dan lebi
Hari itu adalah malam Jum’at di minggu ke dua bulan ini, sebuah klub pria yang terletak di tengah plaza ibukota lebih ramai dari hari biasanya. Satu kereta kudan dan lainnya saling berdesakan untuk memasuki rumah besar itu. Mengantar para pria penting di panggung masyarakat kelas atas.Di tempat ini mereka akan berbagi informasi, baik itu bisnis, politik, olahraga, bahkan wanita. Informasi itu ekslusif hanya untuk orang penting ke orang penting lainnya.Yang menjadikan hari ini lebih ramai dari biasanya adalah kehadiran Duke Mountravven di antara mereka.Duke Mountravven berhasil menduduki posisi tertinggi di klub pria, menggeser Marquees Elmand, Marquees muda yang tampan dan sukses dalam bisnis kuda perangnya, yang juga adalah seorang playboy kelas kakap. Rumornya, tidak ada wanita di ibukota yang belum ia tiduri kecuali Fuschia Mountravven – putri sulung Duke Mountravven.Dan maneuver yang memposisikan seorang Duke paruh baya itu ke posisi t
Itu adalah pagi yang hangat. Aroma Bunga Lila yang tumbuh di sekitaran taman depan teras kamarku menerobos masuk ke hidungku. Aromanya menenangkan hatiku. Apalagi sudah beberapa malam ini aku akhirnya bisa tertidur pulas. Kepalaku terasa ringan sekali. Aku membelai perutku. Semoga bayiku juga merasakan betapa bahagianya pagi ini.Itu adalah pagi yang hangat. Pagi yang pas untuk melatih sihirku di Danau Hijau seperti kemarin-kemarin. Aku tidak perlu memakai pakaian tebal karena udara dingin, pun tidak perlu membawa parasol karena panas terik matahari.Rencananya, hari ini aku akan berlatih mengontrol partikel sihir angin agar aku bisa terbang menggunakan sapu lidi seperti di film Harry Potter, sekaligus menemukan dua peri pengelana yang tidak melaporkan perkembangan tugas mereka, yang aku berikan tempo hari dan hanya makan gaji buta!Anyway, aku berpikir betapa menyenangkannya pagi hari ini, sampai, Hayden datang untuk sarapan bersama!‘S
Merri sempat kuatir karena sebulan belakangan ini nonanya bertingkah seperti orang lain. Beliau jadi lebih berani mengungkapkan isi hatinya, dan jadi lebih suka membaca! Nonanya juga jadi sering melamun. Seolah kalau dibiarkan sendirian, dia akan –poof- menghilang begitu saja. Dan Merri tidak menginginkan hal itu.Selain yang telah disebutkan di atas, nonanya juga jadi sering jatuh sakit. Padahal ketika di kediaman Mountravven yang sering tidak memberinya makan bergizi, dan diperlakukan buruk, ia selalu sehat-sehat saja.Setidaknya sekarang ia bersyukur karena kali ini, kehidupan nonanya menjadi lebih baik lagi meskipun banyak rumor buruk tentangnya menyebar.‘Aku akan belajar membaca dan menulis agar aku bisa lebih menolong nona!’ Merri menyeka kursi faforit Fuschia selagi Fuschia pergi sarapan bersama Putra Mahkota.“Bukankah Putri Mahkota kita terlihat dalam mood yang baik akhir-akhir ini?” Celetuk Tina, salah seorang pela
Tuyul tak kunjung ditemukan.Sekeras apapun aku dan Mbayul mencarinya, kami hanya bisa menyimpulkan bahwa Tuyul telah meninggalkan kami. Sulit untuk menerima kenyataan itu, terutama ketika kami tidak mengucapkan selamat tinggal satu sama lain.Mbayul dan peri pengembara lainnya masih bersama kami. Mereka bekerja untuk aku sebagai CCTV kerajaan. Mereka adalah makhluk yang tepat untuk pekerjaan itu karena hanya sedikit orang yang dapat melihat mereka, meskipun banyak penyihir yang muncul sekarang.Kemudian, ketika Pasha berusia tiga tahun, aku mengetahui kisah terakhir Tuyul.“Ibu, masih ingat Paman Tuyul?”Suatu malam, Pasha menanyakan hal itu.Pasha memiliki kemampuan verbal yang sangat baik di usia dini, dia sudah bisa membentuk kalimat kompleks dengan baik, sehingga memudahkan kami untuk berkomunikasi. Dia juga mengingat beberapa hal tentang masa kecilnya, ketika dia berusia satu tahun.Dia bahkan mengingat rumah di tengah hutan yang pernah kami tinggali di Kerajaan Haddad, dan dia
Belum genap enam bulan Dylan menjabat sebagai raja baru Kerajaan Drachentia dan ia sudah menyandang gelar 'serigala emas Drachentia'. Dalam waktu singkat itu, dia ditakuti oleh kerajaan-kerajaan di sekitar Drachentia. Terutama karena prestasinya dalam membasmi semua monster dan alkemis yang tersisa di Drachentia.Tidak hanya itu, ia juga melumpuhkan perdagangan ilegal yang terjadi di lautan Drachentia. Tanpa ampun. Dan ternyata tindakannya tersebut merembet hingga mengguncang stabilitas ekonomi kerajaan-kerajaan lain di sekitarnya, yang selama ini mengakali Drachentia dalam hal perdagangan di laut.Maka hari ini adalah pertemuan besar dengan diplomasi kerajaan-kerajaan sekutu, yang hadir karena takut Dylan akan memangsa kerajaan mereka. Seperti yang diketahui banyak orang bahwa Drachentia adalah sebuah kerajaan kepulauan, aku rasa mereka takut kerajaan mereka akan menjadi salah satu pulau baru milik Dylan.“Tapi dia tidak sekejam itu. Aku tersenyum bangga pada Dylan yang duduk di samp
Upacara pernikahan aku yang kedua.Seperti yang diminta Dylan, sebelum upacara penobatan raja, kami mengadakan upacara pernikahan.Tentu saja, banyak yang perlu dipersiapkan untuk pernikahan keluarga kerajaan, tetapi karena kami ingin melakukannya sesegera mungkin, persiapannya cukup sederhana. Lagipula, kami ingin segera dinobatkan sebagai suami dan istri. Jadi kami tidak terlalu memikirkan tentang jamuan makan dan sebagainya.Aku mengenakan gaun pengantin putih yang terlihat sangat indah seperti taburan berlian di atasnya. Saat sinar matahari menyinari ku, gaun aku akan berkilauan.Mengapa bisa ada gaun pengantin yang begitu indah yang siap dalam waktu singkat? Jawabannya adalah karena antusiasme Laura dan Pak Andre, yang telah mempersiapkan gaun tersebut jauh-jauh hari, bahkan saat mereka tidak tahu kapan aku bisa memakainya. Begitu juga dengan tuksedo pernikahan Dylan.“Nyonya-oops, Yang Mulia, Kau terlihat sangat cantik. Kau seperti seorang dewi!”“Bukankah dia lebih mirip seora
Hari persidangan Putra Mahkota Hayden akhirnya tiba. Langit berwarna abu-abu kusam, dan orang-orang berbondong-bondong ke Pengadilan Tinggi untuk menyaksikan persidangan bersejarah itu dengan suasana hati yang tidak tenang. Pikiran mereka kacau.Dylan dan aku duduk di kursi saksi. Aku bisa merasakan semua mata tertuju pada kami. Aku mendengar bisikan orang-orang di belakang kami yang merupakan tempat duduk para bangsawan.“Aku di sini. Jangan gugup.” Dylan berbisik. Menarik kegugupan yang tidak kusadari telah menggerogoti kesadaranku.Meskipun aku mendengar bahwa Nyonya Luxor dan Laura sedang berusaha membuat banyak berita yang ditulis di koran yang menguntungkan kami, bukan berarti semua orang akan percaya dengan semua itu. Terutama para bangsawan yang mungkin mengincar kekuasaan kerajaan melalui keluarga kerajaan.Terlebih lagi ketika mereka mendengar bahwa raja mereka berikutnya adalah mantan budak dan korban eksperimen alkemis. Tidak lupa bahwa aku juga akan menjadi ratu mereka.“
Setelah pertempuran hebat itu, aku tidur seperti orang mati selama dua hari. Aku terlalu memaksakan diri, jadi begitulah hasilnya.Sementara itu, Laura dan Nyonya Luxor mengerahkan banyak media berita dalam bentuk surat kabar untuk menuliskan segala sesuatu yang telah terjadi dalam semalam. Mulai dari alasan pemberontakan yang dipimpin oleh Keluarga Luxor dengan bantuan pasukan Keluarga Mountravven hingga kemunculanku yang mengejutkan.Nyonya Luxor dengan cepat mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan berita karena dia memiliki serikat informasi. Jadi dia telah menempatkan beberapa reporter di tempat kejadian untuk mengabadikan segala sesuatu yang terjadi sejak awal pertempuran.Dan sebagai reporter profesional, para reporter mendapatkan banyak gambar yang 'mencengangkan', yang kemudian disisipkan di berita utama koran mereka.Mulai dari gambar Hayden yang memimpin pasukan monster, lalu gambar aku menggunakan sihir air, dan juga gambar naga di langit yang memberkati aku da
Aku tidak tahu apa yang baru saja terjadi. Yang kutahu adalah Dylan tiba-tiba memegang pedang Hayden di tangannya, dan dari pedang itu keluarlah sebuah kekuatan super(?) berupa lingkaran raksasa yang mengiris monster-monster itu dengan sekali tebas. Kemudian karena kekuatan itu, energi Dylan seperti tersedot dan membuatnya jatuh lemas ke dalam pelukan ku.Aku sempat panik karena mengira Dylan akan mati, tapi ternyata dia hanya lemas sesaat. Karena setelah itu, kami dan beberapa tentara yang 'sehat' menjelajahi kuil.Tentu saja, pada saat itu aku juga tidak tahu mengapa orang-orang memandang kami dengan takjub saat mereka mengatakan bahwa kami menerima berkat dari naga yang membelai kepala kami dengan kakinya.Aku bahkan tidak tahu apa-apa tentang naga di langit. Tapi aku pikir itu mungkin Lord Drachen.Lagi pula, aku bertemu dengan seseorang yang hampir aku lupakan dalam perjalanan ke kuil.“AKU AKAN MEMBUNUHMU!” Sarah hendak melompat ke arahku dengan sepenuh hati, tapi tubuhnya sudah
“Mau ke mana kau, Tuan Bajingan?”Tanpa ragu, Merri melalap tubuh Raymon dengan api biru yang membara.“AAAAAAHHHHH!” Raymon menggeliat kesakitan sambil berteriak histeris, lalu tubuhnya ditendang oleh monster besar itu.Merri menyeringai sambil menatap Raymon yang menggelepar-gelepar seperti ikan yang sekarat.Merri berpikir, 'Lihatlah, betapa mudahnya menghancurkan bajingan itu. Jika saja aku lebih kuat dari dulu, maka Nona dan hidupku tidak akan sekacau ini.“Merri?! Apa yang kau lakukan di sini?” Fuschia mendekati Merri, terlihat bahagia di atas pohon.“Nona! Aku berhasil! Aku membakar bajingan itu!”“Kerja bagus, nak. Tapi jangan memaksakan diri karena kau masih dalam masa pemulihan, Merri.”“Tentu saja! Hahahaha, ini menyenangkan. Bagaimana denganmu, nyonya? Uh? Kepalamu berdarah!” Merri hampir saja melompat dari posisinya untuk mendekati Fuschia yang sedang terbang.Hal itu membuat Fuschia kebingungan. Tapi kemudian Fuschia menenangkan Merri. “Tenanglah. Aku sudah meminum ramua
Fuschia menatap pria di depan Nyonya Luxor dengan waspada. “Komandan Hugh?”Ia mengenali pria itu sebagai Komandan Ksatria Drachentia, Hugh Connor dari Keluarga Count Connor.Dylan mengerutkan kening dengan masam lalu berbicara dengan suara pelan, “Seharusnya aku memastikan kau mati di tanganku.”Komandan ksatria Hugh menundukkan kepalanya saat dia menghadapi Fuschia. Dia tidak mengangkat kepalanya saat berbicara.“Aku ... sempat datang ke Aula Crestine. Di sana aku bertemu dengan Nona Laura dan para korban yang selamat. Lalu aku... mengetahui kebenaran darinya. Jadi tolong, izinkan aku untuk menebus dosa kebodohan ku, Yang Mulia.”Fuschia mengenal Hugh Connor sebagai seorang ksatria yang setia kepada kerajaan. Kesetiaannya ditunjukkan dengan pengabdiannya kepada sang pemimpin. Ia dikenal sebagai 'anjing pemburu' mendiang raja yang telah menggigit banyak bangsawan atau pemberontak yang mengancam kekuasaan mendiang raja.Seperti Hayden dan Raymon, dia dilatih oleh mendiang raja dan me
“FUSCHIA!”Itu adalah suara Dylan. Dia muncul dari balik para tentara.“Dylan!” Fuschia segera mengangkat kakinya untuk memperpendek jarak di antara keduanya.Mereka berdua saling berlari dengan tangan terbuka lebar.Di tengah-tengah pertempuran antara monster dan manusia yang sepertinya tidak akan pernah berakhir, Dylan dan Fuschia saling berpelukan erat.Pusaran pikiran dan detak jantung mereka yang tidak menentu terobati oleh aroma yang mereka hirup satu sama lain. Pelukan erat yang mereka bagi saat itu seakan menyampaikan semua kelelahan dalam hati dan pikiran mereka.Kemudian, bersama dengan ciuman singkat yang mereka bagikan satu sama lain, masing-masing dari mereka membunuh monster yang menyerang. Fuschia memisahkan kepala monster yang menyerang Dylan dengan gergaji esnya, sementara Dylan merobek leher monster yang menyerang Fuschia dengan pedangnya.Belum pernah ada momen romantis dan horor yang terjadi dalam satu frame. Begitu banyak tentara yang mengira demikian dan secara t