Semua Bab Felix And The Star Gemstone: Bab 1 - Bab 10

29 Bab

|1. The Beginning

*****Sosok anak laki-laki berambut pirang dengan netra biru yang indah tampak sedang memandang luasnya langit malam yang begitu indah dengan ribuan gemerlap bintang menghiasinya. Dia menumpukan tangannya pada pagar minimalis yang berada di balkon kamarnya, enggan untuk beranjak dari sana walaupun udara dingin malam itu terasa semakin menusuk tulang. Suara derap langkah kaki terdengar mendekat kearahnya, namun itu tak membuat dirinya mengalihkan tatapannya dari benda kecil bercahaya di langit yang saat ini menjadi pemandangan paling lebih menarik untuknya. "Kenapa belum tidur?" Suara itu terdengar sangat menenangkan di telinganya, apalagi ditambah dengan usapan lembut di rambutnya yang diberikan oleh pemilik suara. Dia menoleh kesamping dan mendapati neneknya sedang menatapnya teduh, dia tersenyum tipis lalu mengalihkan tatapannya kembali kearah langit. "Sedang melihat ibu," balasnya, membuat nenek yang berada d
Baca selengkapnya

|2. The Bright Spot

******Felix menekan tombol on off lampu tidurnya yang berada di nakas bergantian, membuat penerangan minim di kamarnya menjadi padam lalu terang lagi, hal itu terjadi secara berulang-ulang hingga beberapa saat. Sampai akhirnya tangannya berhenti dan membiarkan penerangan remang-remang itu menyala. Dia membalikkan badannya, berganti menatap langit-langit kamarnya. "Ibu..." ucapnya memecah keheningan. "Apakah ibu tidak ingin bertemu denganku?"Suara lirih itu terdengar semakin menyayat ditengah sepinya malam, bahkan suara hewan malam yang biasanya saling menyahut pun sekarang entah kemana perginya. Seakan suasana itu sangat mendukungnya untuk bersedih. Matanya perlahan memanas, menciptakan genangan bening di kantung bawah matanya. "A-apakah ibu merindukanku...?" Dia tergagap karena menahan tangisnya mati-matian, sungguh dirinya tidak mau meneteskan air matanya barang sekali saja seumur hidup. Dulu kakek pernah berkata
Baca selengkapnya

|3. Get in

******"Felix!"Panggilan itu membuatnya tersentak kaget dan mengurungkan niatnya untuk membuka pintu lemari, dia menyembunyikan diri di bawah meja usang yang berada di samping lemari, meja itu tertutupi tumpukkan barang lama yang cukup tinggi sehingga tidak akan terlihat orang. Tindakan refleks itu membuat kepalanya terbentur sisi meja hingga berbunyi cukup keras, bayangkan betapa sakitnya. Tangannya yang tidak memegang kertas bergerak untuk mengelus kepalanya yang terbentur. Dia mengintip kearah pintu gudang yang masih tertutup, sungguh, dia panik sekali saat mendengar namanya dipanggil oleh bibi tadi. Saat hendak berdiri karena dirasa tidak ada orang yang mengetahuinya masuk kesini, dia berniat untuk berdiri. Sebelum—'Klek'Dia kembali ke tempat persembunyianya dengan cepat karena terdengar suara pintu gudang dibuka. "Felix, apakah itu kau?" tanya seseorang yang berada di ambang pintu, itu suara bibinya. Jangan bilang k
Baca selengkapnya

|4. Be Caught

******* "Aku akan membawamu ke hadapan raja kami," ucap salah satu orang yang berada di depannya.  Felix mendongak, menatap orang itu dengan pandangan tak suka, "raja kalian? Kenapa harus? Aku tidak ada urusan dengannya," ujarnya.  Orang bertelinga runcing itu terkekeh pelan, melangkah mendekat kearahnya dan berjongkok di hadapannya.  "Jangan sombong anak muda. Kau tahu, jika setiap manusia yang masuk di dunia kami tidak akan dibiarkan hidup?" bisiknya.  Dia membelalakkan matanya, "lepaskan!" Anak lelaki itu memberontak, berusaha melepaskan cekalan kuat kedua orang itu pada lengannya.  Dilihat dari penampilannya, sepertinya mereka bukan orang baik. Ditambah dengan sayap mereka berwarna hitam, kita semua tentu tahu, bahwa warna hitam identik dengan kejahatan. Tapi apakah iya? Tidak semuanya seperti itu bukan?  Kedua orang itu bersiap untuk membawanya terbang membuat dia makin panik dan memberontak a
Baca selengkapnya

|5. Is Lost

******* "Ratu Freyaaa!!!"  Anak laki-laki berambut hitam legam dengan netra hijau itu berteriak dengan keras membuat wanita yang sedang duduk memandangi bintang di tanah tinggi dekat kolam ajaib itu sontak berdiri dan menghampirinya dengan panik.  "Ada apa Frank, kenapa kamu berteriak seperti itu?" Tanyanya.  "I-itu..." Frank menunjuk kearah belakangnya panik.  "Iya, itu apa?" Tanya Freya sekali lagi.  "Frank, bisakah kau pelan sedikit, aku sudah lelah..." Mereka mengalihkan pandangan kearah sosok berambut pirang platina yang sedang menyenderkan tubuhnya di bawah pohon mapple.  "D-dia—" "Felix," ucap Freya terkejut karena tidak menyangka jika Felix bisa secepat itu menemukan jalan menuju ke sini. Dia berjalan mendekat kearah anak laki-laki yang memejamkan matanya itu diikuti oleh Frank, entah tak sadarkan diri atau memang hanya memejamkan mata saja.  "Anda mengenalnya?" Tanya F
Baca selengkapnya

|6. Cursed Land?

 *****"Jangan aku..." Anak laki-laki yang baru saja masuk ke dalam kamar tempat Felix tidur itu terkejut melihat anak itu mengigau tak jelas sambil bergerak-gerak gusar. "J-jangan..." Frank menghampiri ranjang dan menggoyang-goyangkan tubuh anak itu pelan. "Hei," ujarnya, namun tak membuat Felix bangun juga. "Temannn bangunn!" Teriakan anak laki-laki dengan sayap putih itu membuat Felix seketika terlonjak kaget dan terbangun dari tidur dengan napas memburu. Setelah sadar sepenuhnya, dia menoleh kearah Frank dengan raut kesal. Frank sudah menahan tawanya karena melihat reaksi berlebihan dari Felix, ya, siapa suruh dibangunkan secara halus tidak mempan, jadinya dia memilih cara yang sedikit jahat. "Kau mimpi buruk?" Tanya Frank kepadanya membuatnya terdiam dan mengingat apa yang baru saja terjadi padanya. Mimpi buruk itu lagi. Kenapa itu harus terjadi saat Frank
Baca selengkapnya

|7. Cause and Effect

 ****** "Frank, ayolah jelaskan sedikit padaku," Anak laki-laki itu mondar-mandir karena mengikuti Frank yang entah kenapa sejak tadi terus menghindar saat dia bertanya kenapa anak itu tak melanjutkan ceritanya tentang seluk-beluk Negeri Wynstelle. Salahkan saja Frank, kenapa dia menyebutkan jika tidak mau menjelaskan? Membuat orang penasaran saja! Sedangkan Frank sudah risau setengah mati karena dia keceplosan dan berakhir memberitahu Felix tadi, bagaimana tidak? Menurut rumor dari teman-teman bermainnya, orang yang membocorkan rahasia ini tanpa izin Ratu akan ditahan di penjara besi emas yang mana di dalam penjara tersebut suhunya sangat panas seperti kau masuk neraka ditambah lagi dengan wajah penjaganya yang sangat mengerikan. Ah, membayangkan saja sudah membuat Frank ngeri. "Biar aku saja yang jelaskan." Kedua anak laki-laki itu menoleh kearah belakang dan mendapati Edward di sana. "Ayah?"&nbs
Baca selengkapnya

|8. They are Immortal.

******Prangg! Pria bertanduk hitam serta sayap hitam itu membanting kotak berukiran bunga dandelion tepat di depan wanita bersayap putih yang tengah menatapnya datar. "Kenapa? Kenapa kau biarkan dia kemari?!" Teriaknya marah membuat wanita di depannya itu terkekeh pelan. "Kau takut?" Tandasnya dengan sisa-sisa tawa lirih. Rahang pria itu mengeras dan giginya bergemelutuk menandakan dia kesal dengan wanita di depannya itu. "Kau bilang kutukan itu hanya bualan semata, tapi lihatlah kali ini kau pun takut sendiri." Wanita itu tersenyum kiri membuat pria yang merupakan bagian dari keluarganya itu makin merasa dipermalukan.Wanita itu adalah Freya dengan Orazio yang berada di depannya. "Kau ingin membuat kakakmu sendiri menemui ajalnya?" Ujar Orazio menurunkan nada bicaranya. Seketika wanita itu merubah rautnya, mata Freya menajam kearah pria itu. "Kau bukan saudaraku lagi sejak kau
Baca selengkapnya

|9. What Happen?

*******"Semua yang ada di sini tidak akan mati kecuali dimatikan."Itu bukan suara mereka. Melainkan suara seseorang dari belakang mereka. Kedua anak laki-laki itu menoleh kebelakang kala suara berat terdengar menyahut dari sana. Terlihat sosok laki-laki berambut orange dengan netra yang sama seperti rambutnya sedang menyembunyikan kedua tangannya di belakang tubuhnya sambil menatap kearah Felix dan Gazza. "Paman James?" Ucap Gazza. "James?" Tanya Felix menatap Gazza kebingungan. Gazza mengalihkan pandangannya kearah Felix, baru ingat jika anak itu baru tiba di tempat ini. "Ah, dia teman ayahku," jawabnya membuat Felix mengangguk-angguk mengerti. Pria itu meliriknya sekilas lalu kembali menatap Gazza, "ayahmu mencarimu.""Iya paman, setelah ini aku akan pulang," balas Gazza dibalas senyuman dan usapan pelan di kepala oleh pria itu. "Hati-hati saat melewati hutan cahaya," ucapnya lagi dengan seseka
Baca selengkapnya

|10. Batu Permata Bintang

*******Jlebb! "Felix!" Keempatnya berteriak secara bersamaan ketika anak panah itu mengenai bahu kanan Felix bagian atas. Felix meringis melihat darah yang mulai mengucur deras dari bahu bagian depannya. Dia menatap penuh emosi kearah ketiga peri penjaga perbatasan yang kini menatapnya puas. Dengan menahan mati-matian sakit yang ada di bahunya, dia memunculkan cahaya biru pada kedua tangannya yang masih baik-baik saja dan mengarahkannya pada ketiga peri tersebut. Frank, Dean, Hardwin dan Gazza sukses terkejut dengan yang dilakukan Felix kepada ketiga peri hitam itu. Mereka diselimuti bongkahan es sekarang. Bruk! Kelimanya menoleh kearah sumber suara, tampak seorang peri bersayap hitam tengah turun dari pohon. Dengan sigap tangan Frank bergerak memunculkan akar dari tanah yang mengikat kaki peri tersebut hingga tersungkur. Sudah dapat ditebak, itu pasti orang yang mencoba memanah mereka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status