'Tuhan, beri aku waktu, tidak perlu terlalu panjang, cukup sampai Alea bisa merelakanku,' cuma itu doa yang terus terucap di hati tuan Anmar selama ia hanya bisa memeluk Alea untuk meminta maaf bahkan hingga larut tengah malam dan Alea masih belum mau tidur. "Siapa yang akan kupeluk jika Mas tidak ada? Siapa yang akan mendengarkanku jika Mas tidak ada ...?" Alea hanya terus menggumam. "Kemana aku harus mencarimu jika sedang rindu? siapa yang akan memelukku di tengah malam?" "Seharusnya aku tidak membuatmu seperti ini." Alea masih meringkuk di dalam pelukan tuan Anmar tidak ingin kemana-mana. Alea tidak sanggup memikirkan suaminya, Alea tidak sanggup jika harus kehilangan pria seperti tuan Anmar. Bahkan Alea takut untuk sekedar memikirkan besok pagi. Alea takut terbangun di pagi hari dan sadar jika semua ini bukan mimpi. Suaminya akan segera pergi, pergi ketempat yang tidak bisa dia cari, pergi yang tidak bisa dia h
Terakhir Diperbarui : 2024-10-29 Baca selengkapnya