Home / Lain / Di pelupuk mata / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Di pelupuk mata : Chapter 11 - Chapter 20

35 Chapters

Chapter 11

Scene Lastri dan Zayka di Day 2 ini sudah selesai semua, sekarang mereka pergi ke caffe tempat favorit Lastri. *caffe di mall "Nak, ini caffe favorit mamah, gimana cantik ya suasananya," ucap Lastri sambil melihat sekeliling caffe yang penuh dengan lampu-lampu yang cantik."Iya mah, cantik ya banyak lampu lampu gini." ucap Zayka sambil melihat sekeliling lampu-lampu cantiknya "Hmm, apa aku kasih tau bando nya sekarang aja ya? sekalian nanya ke dia lebih dalam." ucap Lastri dalam hati nya sambil memperhatikan Zayka yang sedang melihat pemandangan caffe  "Sayang. Mamah mau nanya, memangnya seberapa penting sih bando bayi itu buat kamu? kamu sedih banget kayanya," tanya Lastri sambil mengambil hidangan di meja. "Hmm iya mah. Bando itu, bando yang orang
Read more

Chapter 12

Warga berdatangan dan langsung menolong"Astagfirullah, Ya Allah." ujar para warga yang berteriak-teriak panik. "Pak tolong pak, bu." rintihan pak Toto yang sudah setengah tak berdaya sambil mencoba merangkak keluar. "iya-iya pak" ujar bapak-bapak yang membantu supir keluar dari pintu mobil. Semua nya pun ditolong warga Keadaan Lastri, Siti, Zayka dan pak supir ternyata sudah cukup parah. "Ayo-ayo bawa ke rumah sakit!" ujar warga, mereka pun menghubungi ambulance. Empat ambulance datang dan segeramembawa Lastri, Zayka, Siti, Supir ke rumah sakit. Dirumah sakit Lastri sempat tersadar saat dirinya sedang di bawa masuk ke UGD. Ia melihat Zayka dan lainnya tak sadarkan diri, apalagi hati Lastr
Read more

Chapter 13

Lastri hanya terdiam dan tak berkata apapun karna ia sendiri pun syok dengan kejadian ini.    "Bu, tolong ya, jangan kasar! Ini rumah sakit bu, semua bisa di bicarakan dengan baik-baik tidak usah pake kekerasan" ucap Adam membantu meleraikan keributan itu.   "Bu, saya minta maaf sebesar -besarnya, kalau memang Zayka seperti ini karna saya, tapi ini benar-benar musibah bu, saya juga gak mau sampai kecelakaan begini," jawab Lastri sambil menangis.   "Eh bu, kalau aja Zayka gak ibu ajak untuk ke caffe dia gak akan seperti ini bu!" Sentak Linda   Saat keributan sedang terjadi, tiba-tiba dokter keluar dari ruangan Zayka.   "Siapa disini keluarga nya Zayka?" tanya dokter.   "Saya mamah nya dok, gimana dok? " ucap Linda.   "Begini bu, sekarang kita hanya bisa pasrah dengan yang di atas, karna kemungkinan hidup Zayka hanya 30%, kami sudah me
Read more

Chapter 14

Tanpa pikir panjang Nita langsung menelfon Adam. "Halo, om tadi bibir Zayka gerak, seolah-olah ngucap kata mama, tapi dia diem lagi sekarang," ucap Nita. "Hah? Alhamdulillah ada pergerakan, ya udah Nita kamu tunggu disitu dulu ya, bentar lagi om kesana," jawab Adam. "Iya om." Nita langsung mematikan HP nya. "Sssst aduh sebenernya kamu tuh siapa sih? Kenapa mamah begitu perhatian sana kamu?" tanya Nita ke Zayka yang sedang tak sadarkan diri. Tiba-tiba jari Zayka bergerak dan perlahan Zayka membuka matanya"Ehmm Zayka?" tanya Nita sedikit panik, Zayka menoleh ke arah Nita. "Aku dimana? Kamu anaknya mamah Lastri kan?" tanya Zayka. "Hmm iya, sekarang kamu lagi di rumah sakit, abis kecelakaa
Read more

Chapter 15

Tanpa pikir panjang Nita langsung menelfon Adam. "Halo, om tadi bibir Zayka gerak, seolah-olah ngucap kata mama, tapi dia diem lagi sekarang," ucap Nita. "Hah? Alhamdulillah ada pergerakan, ya udah Nita kamu tunggu disitu dulu ya, bentar lagi om kesana," jawab Adam. "Iya om." Nita langsung mematikan HP nya. "Sssst aduh sebenernya kamu tuh siapa sih? Kenapa mamah begitu perhatian sana kamu?" tanya Nita ke Zayka yang sedang tak sadarkan diri. Tiba-tiba jari Zayka bergerak dan perlahan Zayka membuka matanya"Ehmm Zayka?" tanya Nita sedikit panik, Zayka menoleh ke arah Nita. "Aku dimana? Kamu anaknya mamah Lastri kan?" tanya Zayka. "Hmm iya, sekarang kamu lagi di rumah sakit, abis kecelakaa
Read more

Chapter 16

*Ruangan Lastri Lastri belum juga sadar, Adam duduk di kursi samping Lastri, dan sesekali mengajak Lastri untuk bangun. "Lastri, Zayka udah siuman tuh dia pengen banget ketemu sama kamu Las," ucap Adam sambil melihat Lastri yang belum sadarkan diri dari pingsan itu. Tiba-tiba Lastri meneteskan air mata, Adam yang melihat Lastri langsung memegang tangan Lastri. "Lastri," ucap adam. Tak lama dari situ Lastri pun siuman,  dengan mata sayu karna baru sadar,  Lastri langsung menyebut nama Zayka. "Zayka, mas Zayka gimana mas?" ucap Lastri yang langsung duduk tidak pelan-pelan, itu membuat kepala Lastri menjadi sakit. "Awww, ssttt." Lastri meringis kesakitan dan langsung meme
Read more

Chapter 17

Lastri dan Adam menghampiri Nita. "Sayang," ucap Lastri melihat Nita. Nita langsung menghapus air matanya,"Om sama mamah ngapain kesini? Gak jagain Zayka aja?" tanya Nita sambil memutar-mutar kan bunga yang ia petik. "Sayang, mamah tau kamu marah kan sama mamah? Karna mamah lebih memperhatikan Zayka?" tanya Lastri sambil memegang tangan Nita. Nita diam tak menjawab pertanyaan Lastri, malah dia tidak mau melihat Lastri tapi hanya melihat bunga yang ia mainkan saja. Lastri menoleh ke Adam, Adam memberi kode untuk terus bujuk Nita sampai mau bicara lagi dengannya. "Sayang nya mamah, cantiknya mamah kok diem aja nak? Mamah ngobrol kok gak di tanggepin?" tanya Lastri lagi sambil mengusap rambut nya Nita.&n
Read more

Chapter 18

Adam pun kembali dengan kabar bahagia, kalau Lastri bisa tes DNA dengan Zayka. "Hmm mas? gimana bisa aku tes DNA sama Zayka?" tanya Lastri sedikit cemas ke Adam. "Bisa Las, sekarang aku minta sample rambut kamu dan Zayka ya," ucap Adam bahagia melihat Lastri bisa tersenyum karna kabar yang ia bawa. Lastri pun mencabut 1 helai rambutnya,  dan mencabut 1 helai rambut Zayka. "Maaf ya sayang, mamah minta satu" ucap Lastri sambil mencabut 1 helai rambut Zayka. Lastri pun memasukkan masing-masing rambut ke masing-masing plastik lalu diberikan ke Adam. "Ini mas, semoga hasil nya membahagiakan, kalaupun nanti hasilnya negatif, dia bukan anakku, aku akan tetap menganggap dia itu sama seperti anak kandungku" ucap Lastri sambil memandang
Read more

Chapter 19

*Di rumah Lastri Nita yang pulang sendirian dari rumah sakit, dengan terburu-buru masuk kedalam rumah dan ingin langsung ke kamar Lastri untuk mencari tau tentang alasan mamah nya ingin melakukan tes DNA sama Zayka. Nita sangat tergesa-gesa sampai lupa untuk membuka sepatunya. "Non, itu sepatunya lupa dilepas?" ucap pembantu Lastri bernama bi Nima. "Eh iya, maaf bi lupa." Nita langsung melepas sepatunya. "I-iya non," ucap bibi sambil mengambil sepatu yang main ditinggalkan Nita di lantai. Nita pun langsung masuk ke kamar Lastri yang kebetlan gak dikunci. "Nah, bagus nih gak dikunci mamah, biasanya kan mamah suka ngunci," ucap Nita sambil membuka pintu kamar Lastri. Rapih, bersih, dan serba warna coklat adalah kamar Lastri. iya, Lastri memang menyukai warna coklat. karna menurutnya, warna yang cantik dan netral.
Read more

Chapter 20

SETELAH HAMPIR 1 MINGGU PERAWATAN, AKHIRNYA MEREKA SUDAH BOLEH PULANG   *Ruangan Zayka    Zayka ditemani Linda, itu pun Linda lakukan terpaksa karna memang Linda tidak mau kalau Lastri yang menjaga Zayka.   "Alhamdulillah, udah boleh pulang ya mah," ucap Zayka sambil tersenyum   "Ya, udah buruan pulang yuk, cucian kamu banyak!" jawab Linda dengan nada lembut menjadi ketus, sambil main HP nya.   "Cucian? Mah Zayka kan baru pulih, jalan aja Zayka belum bisa," ucap Zayka sambil mengerinyit kan dahi nya, menatap Linda dengan sedih.   "Heh!! Memangnya kamu pikir selama kamu disini, yang nyuci itu siapa? Yang rapihin rumah itu siapa? Saya? Ya jelas gak mau lah!!" Gertak Linda emosi yang berjalan ke arah Zayka.   "Ta-tapi mah, kan bisa loundry? Kenapa nunggu aku?" Zayka menjawab lagi, mata nya sudah berkaca-kaca.   "Aaa
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status