*Di rumah Lastri
Nita yang pulang sendirian dari rumah sakit, dengan terburu-buru masuk kedalam rumah dan ingin langsung ke kamar Lastri untuk mencari tau tentang alasan mamah nya ingin melakukan tes DNA sama Zayka.
Nita sangat tergesa-gesa sampai lupa untuk membuka sepatunya.
"Non, itu sepatunya lupa dilepas?" ucap pembantu Lastri bernama bi Nima.
"Eh iya, maaf bi lupa." Nita langsung melepas sepatunya.
"I-iya non," ucap bibi sambil mengambil sepatu yang main ditinggalkan Nita di lantai.
Nita pun langsung masuk ke kamar Lastri yang kebetlan gak dikunci.
"Nah, bagus nih gak dikunci mamah, biasanya kan mamah suka ngunci," ucap Nita sambil membuka pintu kamar Lastri.
Rapih, bersih, dan serba warna coklat adalah kamar Lastri. iya, Lastri memang menyukai warna coklat. karna menurutnya, warna yang cantik dan netral.
SETELAH HAMPIR 1 MINGGU PERAWATAN, AKHIRNYA MEREKA SUDAH BOLEH PULANG *Ruangan Zayka Zayka ditemani Linda, itu pun Linda lakukan terpaksa karna memang Linda tidak mau kalau Lastri yang menjaga Zayka. "Alhamdulillah, udah boleh pulang ya mah," ucap Zayka sambil tersenyum "Ya, udah buruan pulang yuk, cucian kamu banyak!" jawab Linda dengan nada lembut menjadi ketus, sambil main HP nya. "Cucian? Mah Zayka kan baru pulih, jalan aja Zayka belum bisa," ucap Zayka sambil mengerinyit kan dahi nya, menatap Linda dengan sedih. "Heh!! Memangnya kamu pikir selama kamu disini, yang nyuci itu siapa? Yang rapihin rumah itu siapa? Saya? Ya jelas gak mau lah!!" Gertak Linda emosi yang berjalan ke arah Zayka. "Ta-tapi mah, kan bisa loundry? Kenapa nunggu aku?" Zayka menjawab lagi, mata nya sudah berkaca-kaca. "Aaa
Adam yang melihat Lastri yang ekspresi nya berubah setelah lihat kamar Zayka yang kosong pun langsung bertanya."Las? Hei kenapa?" tanya Adam memegang bahu lastri sambil berjalan."Gak apa-apa mas, tadi liat kamar Zayka udah kosong, apa dia udah pulang ya?" tanya Lasti kembali ke Adam."Mungkin, tapi kok gak ada pamit ke kamu?" Adam mempertanyakan hal yang sama, sebenernya Lastri pun memikirkan hal itu."Iya itu yang aku pikirin, tapi ya udah lah. Lagian aku bukan siapa-siapa juga" jawab Lastri.Nita tak mendengarkan apa yang Lastri dan Adam bicarakan karna sedang focus ke HP nya.Sesampainya diluar rumah sakit, Lastri melihat kiri dan kanan, sebenernya ia mencari Zayka. Karna siapa tau Zayka masih berada di area rumah sakit."Pasti nyari Zayka ya?" tanya Adam."Iya mas, udah naik mobil mungkin," jawab Lastri yang sam
"Terkadang, memfitnah itu menguntungkan sayang,"ucap Linda sambil tersenyum dan mencolek dagu Zayka."Nggak mah, pokoknya Zayka gak mau!" dendam tegas Zayka menjawab kata-kata yang bau Linda ucapkan."Mamah tidak perlu sepertujuan kamu, Zayka. Biar ini smua urusan mamah," ucap Linda."Ta-tapi mah ... " Zayka tidak terima dengan rencana Linda yang ingin memfitnah Lastri."DIAM!" bentak Linda sambil mengerem mendadak kendaaan nya itu.Zayka pun hanya bisa diam dan menahan air matnya agar tidak jatuh, dan membuat Linda semakin kasar.*Back to LastriSelama perjalanan, Lastri diam tak berkata seperti sedang memikirkan sesuatu. Adam yang sedang menyetir sesekali melirik ke arah Lastri di sebelahnya, jadi muncul perasaan ingin bertanya, apa yang Lastri pikirkan."Las, kenapa?" Tanya Adam.Lastri langsun
"Hmmm ... Itu," ucap Linda sambil menunjuk sepasang makam orang yang tidak dikenal itu."Dua? Berarti itu mamah sama papah kandung aku?" Zayka menatap makam itu sambil sesekali melihat Linda."Iya, mamah antar kamu kesana," ucap Linda sambil mendorong kursi roda Zayka.Angin sepoi-sepoi, suara yang sunyi membuat hati Zayka semakin bergemuruh tak kuat dan tak percaya kalau kedua orang tua nya telah tiada."Mah, pah kenapa aku hanya bisa melihat tanah dan batu nisan kalian. Kenapa kita gak bisa ketemu dulu," ucap Zayka dalam hati nya yang sudah tak bisa bersuara karna bibir terasa kaku.Sampailah Zayka dan Linda di tengah-tengah kuburan yang Linda bilang itu kedua orang tua Zayka."Ini." Linda melepaskan genggaman nya dari pegangan kursi roda Zayka.Zayka melihat kanan dan kiri kuburan itu sambil menangis."Ini serius m
"Mah, tapi kan itu bukan kesalahan mamah, ini kan musibah mah?" ucap Nita."Tapi, seandainya dia gak ikut mamah untuk ke caffe? Dia gak akan celaka!" Lastri masih kekeuh kalau dia penyebab Zayka celaka."Udah-udah jangan pada ribut. Las, Nita memang bener, kamu gak boleh bilang terus kalau ini kesalahan kamu murni. Ini kan musibah, kamu juga gak mau kan celaka?," ucap Adam melerai."Tapi ... ." Lastri menatap Adam dan Nita."Nggak mah, ini bukan salah mamah," ucap Nita sambil memegang tangan mamahnya itu.Setelag mereka berbincang-bincang tak lama makanan mereka pun datang."Permisi, makanan nya sudah jadi." Waiters menghampiri meja no 10 itu."Oh iya-iya mas," ucap Lastri sambil mengangkat tangannya dari meja."Hmm enak banget nih pasti, kamu pesen apa Las?" tanya Adam."Lupa namanya hehehe cuma
15 menit perjalanan akhirnya sampai juga di rumah Lastri.Adam melihat Lastri dan Nita tertidur sangat pulas, jadi gak tega kalau harus ngebanguninnya."Aduh, hmm kasian pada tidur nih. Bangunin aja deh pelan-pelan," ucap Adam sambil melepas seatbelt nya.Adam pun ingin melepas seatbelt Lastri yang sedang tertidur lelap.Tapi saat sedang melepas seatbelt Lastri, Lastri kaget dan terbangun. Ia tambah kaget lagi saat melihat wajah Adam didekat wajahnya."Ya allah, mas!" Lastri reflek langsung mendorong Adam sampai adam membentur pintu supir."Eh Lastri." Adam tiba-tiba kaku membisu."Mas mau ngapain?!" Lastri langsung melihat badannya dan badan Adam."Lastri aku cuma bukain seatbelt kamu doank." Adam langsung menenangkan Lastri.Lastri nampak masih syok dan kaget."Beneran
"Mah, tapi kan Zayka belum mandi mah, belum bebersih," ucap Zayka sedikit memelas.//Ya itu masalah kamu, pokoknya kita pengen nanti pulang udah ada makan malam ya cantik, bye.// Linda langsung mematikan telp nya."Mah, mamaah." Zayka langsung melihat HP nya, ternyata telp nya sudah dimatikan Linda.Zayka langsung menangis."Aku harus apa Ya Allah, aku belum bisa apa-apa sendiri, mengangkat pinggangku aja susah."ucap Zayka sambil melihat badan dan kakinya lagi.Zayka hanya melamun dikursi rodanya sambil melihat arah luar jendela. Sesekali ia mengusap air matanya yang jatuh, menandakan ia sedang sangat rapuh.Zayka pun sesekali membuka HP nya, ternyata ada notif WA dari Lastri. Zayka langsung dengan cepat membuka isi chatt itu."Zayka? Udah minum obat? Lagi apa?" tanya Lastri dalam chatt itu, pertanyaan standart hanya ingin mengetahui kond
Setelah Nita beranjak pergi ke kamarnya, Lastri langsung menepuk jidatnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya."Aduh kenapa sih pake acara Nita denger, aku kan jadi harus bohong kalau aku emang sebenernya lagi mikirin Zayka." Lastri menghela nafasnya.Tak lama dari situ, Lastri langsung pergi ke kamarnya karna memang sudah malam dan Lastri masih dalam masa penyembuhan.Sesampainya dikamarnya, Lastri langsung duduk di meja riasnya yang mewah. Lastri melihat wajahnya yang pucat dan kusam."Aduh, pucet banget aku terus ini kok kusam gini," ucap Lastri sambil memegang dan mengusap wajahnya.Lastri pun langsung mengambil masker wajah dilaci meja rias yang mewahnya itu. Tapi tanpa sengaja ia menjatuhkan satu barang saat mengambil masker wajah miliknya, barang yang dia pun lupa kalau dia pernah menyimpannya di laci.Barang itu adalah gelang berukuran k
"Apa tepat ya waktunya kalau aku tanya sekarang soal gelang kecil dan foto bayi yang ada di kamar ini?" ucap Zayka dalam hatinya.**THROWBACK**Zayka sedang melihat-lihat sekeliling kamar yang di berikan Lastri untuk ia Zayka beristirahat. Patinya dengan perlahan dia memutar roda kursi roda nya itu sambil matanya tak henti melihat foto-foto yang ada di kamar itu."Itu pasti Nita, ih dia lucu banget." Zayka mengambil foto Lastri dengan Nita yang saat itu masih bayi."Aku perasaan gak pernah deh liat foto aku waktu bayi, mamah Linda pasti langsung ngalihin pembicaraan kalau aku mau liat foto aku bayi," ucap Zayka sambil hati -hati menyimpan foto itu lagi di atas meja.Saat dia melihat kiri kanan, tiba-tiba dia ngeliat ada foto tidak terfigura tergeletak begitu saja di atas meja, Zayka oun menghampiri meja itu."Ini? si-siapa?" tanya Zayka memperhatikan foto itu yang ternyata adalah seorang bayi perempuan sedang digendong Lastri namun ter
Saat Nita mendekati Lastri yang tengan tertidur pulas itu tak sengaja menabrak ujung meja. Meja pun bergeser dan berbunyi membuat Lastri sontak terbangun."Nita?!," ucap Lastri dengan kaget dan langsung menyembunyikan album itu ke balik bantal."Kamu kalau mau masuk kamar orang bisa gak ngetok dulu? kebiasaan deh!" sambung Lastri dengan nada marah, karna bukan sekali dua kali Nita seperti ini masuk tanpa ngetok pintu terlebih dahulu."Ma-maaf mah, aku tadi cuma," ucap Nita sambil kebingungan mencari alasan, tapi langsung di potong oleh Lastri."Apa? hah? apapun alasan nya mamah gak suka kamu kaya gini Nita. Sekarang kamu keluar, mamah mau mandi dulu," ucap Lastri dengan nada sedikit menyentak."I-iya mah, maaf ya." NIta langsung bergegas pergi dari kamar mamah nya itu.Hal yang semakin bikin Nita bertanya-tanya sebenernya ada apa semua ini. Di lua kamar pun N
Semua kaget dengan teriakan Nita, dan langsung melihat ke arah Nita."Nita?" tanya Lastri."Bentar-bentar mah, ini kenapa kok Zayka tinggal disini?" tanya nIta sambil turun tangga."Iya, mamah mau rawat Zayka sampai benar-benar sembuh," jawab Lastri."Hah?! mah, Zayka kan punya keluarga. Biarlah mereka yang urus, ngapain harus mamah?" tanya Nita sedikit memberi tatapan sinis ke Zayka."Nak, kan mamah yang buat Zayka seperti ini, ini biar jadi tanggung jawab mamah," jawab Lastri.Suasana menjadi panas, Ladtri dan Nita berdebat di depan Zayka membuat Zayka tak enak diri."Mah, udah. Zayka pamit pulang aja kalau gitu, Zayka gak mau karna ada Zayka, kalian jadi ribut gini." Zayka berusaha memundurkan kursi rodanya itu.Lastri langsung menahan kursi roda zayka dengan tangannya."Gak sayang, kamu
Zayka melihat Lastri dan Linda, ia pun bingung sekaligus kecewa dengan Linda yang lebih baik memilih uang dibanding dirinya. Memang benar-benar Linda tidak mau urus Zayka saat ini."Kok mamah Linda gitu,lebih milih uang daripada ngerawat aku," lirih dalam hati Zayka membuat ia pun meneteskan air mata."Zayka, kamu mau tinggal di mamah dulu kan? sampai kamu sembuh." Lastri berlutut tepat di hadapan Zayka.Zayka hanya diam, tidak bisa menjawab apa-apa. Tapi Mala malah mendukung Lastri agar Zayka ikut dengan Lastri dulu. Karna, Mala gak tega kalau Zayka berlama-lama seperti ini."Udah kak, ikut aja tante Lastri dulu biar kaka cepat sembuh kak. Mala gak tega liat kaak duduk dikursi roda terus," ucap Mala sambil memegang pundak Zayka.Zayka melihat Mala lalu melihat Lastri.Zayka pun meng iya kan keinginan Lastri untuk merawat Zayka saat ini."Iya mah,
Hari pun menjelang sore, Zayka membangunkan Mala dengan perlahan karna ingin meminta tolong untuk Zayka bebersih di kamar mandi."Dek, cantik." Zayka mengusap lembut rambut Mala.Mala pun terbangun pelan-pelan."Hmm iya kak?" jawab Mala yang masih sesekali memejamkan matanya."Bangun yuk sayang, udah sore," ucap Zayka."Iya kak." Mala kemudian duduk sambil masih mengucek kedua matanya."Hmm dek, kaka tadi di telfon mama Lastri," ucap Zayka."Oh iya?" tanya Mala sambil menoleh ke Zayka."Iya dek, katanya dia mau ajak kaka jalan-jalan sore gitu di taman," jawab Zayka."Terus gimana kak? kaka mau?" tanya Mala lagi."Iya kan kaka gak enak kalau nolak, jadi ya udah kaka mau aja. Kaka juga udh bilang ko kondisi kaka masih menyusahkan kaya gini." jawab Zayka sambil melihat kedu
Zayka tidak bisa berbuat apa-apa. semenjak kaki dia patah, dia seperti tidak ada harganya dirumah itu, ia hanya seperti benalu.Suap demi suap saat makam ia sambil menahan nangis, dia pun hanya berdoa dalam hatinya."Ya Allah aku mau cepat sembuh, supaya bisa shooting lagi dan disayang mamah dan papah, setidaknya tidak terlalu seperti ini," lirih Zayka dalam hatinya.Zayka pun menghabiskan makannya dan segera membereskan meja bekas makan Linda, Arman dan Mala adiknya itu. tapi tentu, Mala tidak akan tinggal diam melihat kakanya harus beres-beres sendiri. Jadi Mala pun langsung membantu kakanya itu."Kak, aku bantu ya." Mala langsung mengambil piring di genggaman kakanya itu, dan berjalan ke arah wastafel."Makasih Mala," ucap Zayka berkaca-kaca.Setelah sarapan itu. Mala dan Zayka kembali ke kamarnya lagi, karna Mala harus mengerjakan tugas sekolah.&n
Yang datang adalah seorang lelaki berusia 48 tahun yang Lastri pun tidak mengenalinya, padahal dia adalah Bagas. Mantan suaminya.Lastri bingung dan tak mengenali Bagas sama sekali.Saat Lastri melihat Bagas, Lastri langsung diam tak berkutik."Hmm Las??" tanya Bagas yang juga heran, kenapa Lastri kebingungan melihat dia."Maaf, kamu siapa? Kita pernah ketemu?" tanya Lastri sambil memundurkan langkahnya dari pintu."Aku ... " saat Bagas mau menjawab, Nita langsung menghampiri Bagas dan beretriak."Papaaah ... " ucap Nita aambil lari dan memeluk Bagas."Sayang papah," sahut Bagas sambil memeluk dan menciumi rambut anak kesayangannya itu."Papah? Ini siapa Nit? Kok kamu manggil papah?" tanya heran Lastri menjadi-jadi."Ini papah mah, mantan suami mamah," jawab Nita."Ssstt awww." Lastri meringi
*Pagi hari~ Rumah ZaykaSaat bangun, Zayka merasakan sakit luar biasa pada pinggangnya. Ini masih efek kecelakaan waktu itu."Awww Ya Allah," ucap Zayka sambil kembali rebahan dengan perlahan karna untuk posisi duduk pun ia sakit.Mala yang tidur disebelahnya itu kebangun karna denger suara rintih Zayka yang berda tepat disebelahnya."Kak? kaka kenapa?" tanya Mala yang langsung bangun dan duduk."Pinggang kaka sakit banget dek, ssstt kenapa ya?" tanya Zayka sambil meringis kesakitan."Mungkin ini efek kecelakaan kemarin kak, kan badan kaka semuanya kena," ucap Mala."Iya kali ya, ssst aduuh tapi kaka gak kuat dek sakitnya," ucap Zayka yang tak kuat menahan sakit."Hmm, ya udah kita ke rumah sakit yuk kak." Mala panik langsung turun dari tempat tidur nya dan mengambil kursi roda Zayka."Tapi
Setelah Nita beranjak pergi ke kamarnya, Lastri langsung menepuk jidatnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya."Aduh kenapa sih pake acara Nita denger, aku kan jadi harus bohong kalau aku emang sebenernya lagi mikirin Zayka." Lastri menghela nafasnya.Tak lama dari situ, Lastri langsung pergi ke kamarnya karna memang sudah malam dan Lastri masih dalam masa penyembuhan.Sesampainya dikamarnya, Lastri langsung duduk di meja riasnya yang mewah. Lastri melihat wajahnya yang pucat dan kusam."Aduh, pucet banget aku terus ini kok kusam gini," ucap Lastri sambil memegang dan mengusap wajahnya.Lastri pun langsung mengambil masker wajah dilaci meja rias yang mewahnya itu. Tapi tanpa sengaja ia menjatuhkan satu barang saat mengambil masker wajah miliknya, barang yang dia pun lupa kalau dia pernah menyimpannya di laci.Barang itu adalah gelang berukuran k