Beranda / Semua / Baby Daddy / Bab 31 - Bab 40

Semua Bab Baby Daddy: Bab 31 - Bab 40

52 Bab

31 - Rumor Tentang CEO

[Katanya, jodoh itu setara. Layaknya sebuah cermin, selalu mengaca pada diri. Kalau kamu baik, maka jodohmu juga baik. Maka dari itu, perbaikilah dirimu, agar baik juga jodohmu ….] Suara dari acara motivasi di TV depan ruangan Bastian Cokro menyambut pendengaran lelaki itu ketika ia baru saja membuka pintu. Meja asistennya, Nisa, yang terletak dekat pintu ruangannya itu, tampak kosong.  Buru-buru Bastian mengeluarkan ponsel, menelepon Nisa yang saat ini—pada jam makan siang—sedang nihil keberadaannya. “Nisa, kamu di mana?” todong Tian seketika. “Lagi makan, Mas, sama Aura, Arta, sama Wira.” Nisa menjawab di ujung sana sambil menyebutkan beberapa nama karyawan Tian yang lain.  “Oh, gitu. Nanti kalau sudah selesa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

32 - Kotak Surat Bastian?

Bagi Nisa, Bastian Cokro bukanlah sekadar bos biasa. Lelaki yang lebih tua 8 tahun darinya itu sudah menjelma sebagai kakak, keluarga, bahkan malaikat penyelamat yang mengubah hidup Nisa jadi lebih baik sekarang ini. Khoir Annisa, nama panjang perempuan muda yang saat ini menjabat sebagai asisten pribadi CEO Pandora, merupakan anak tunggal dari keluarga tak berada. Ayahnya adalah buruh pabrik, yang di-PHK beberapa tahun lalu, mengakibatkan Nisa, yang bersekolah SMK, tidak dapat melanjutkan pendidikan ke bangku perkuliahan sebab keterbatasan biaya. Nisa mencoba peruntungannya melamar ke sana-sini, menjadi apa saja—OB, cleaning service, bahkan pramusaji—karena tuntutan ekonomi keluarga yang harus dipikulnya sejak lulus SMK, bergantung pada gaji pekerjaan paruh waktu di bawah UMR demi mencukupi hidup Nisa dan kedua orang tuanya. Sampai suatu hari, Nisa diterima
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

33 - Tawaran Makan Siang, Lagi

Ruang tata busana di kantor studio Channel 5 merupakan tempat di mana Eva berganti pakaiannya siang itu. Eva baru saja selesai melaksanakan tugasnya membacakan berita siang di Flash Headline.  Hari itu terdapat dua berita perampokan, satu penganiayaan pada perempuan, dan sebuah berita yang menjadi headline adalah kasus korupsi salah satu pejabat pemerintahan. Bagi Eva pribadi, berita terakhir adalah yang paling kejam. Perempuan itu paling benci terhadap koruptor. “Lho, Mbak Eva, kok mukanya ditekuk begitu? Sakit giginya kumat, ya?” Ojah, seorang office girl berbadan gemuk yang baru memasuki ruangan itu dengan membawa laundry bersih baju-baju kostum sebuah acara, menyapa Eva. “Saya nggak sakit gigi, Jah … gigi saya tuh cuma sensitif.” Eva tersenyum pada office girl itu. “Enggak, ini … biasalah, beritanya biki
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

34 - Persetujuan Soto Mie

Soto Mie H. Aziz memang terkenal kelezatannya seantero jabodetabek. Namun entah kenapa sampai detik ini, Eva masih belum sempat mencoba soto mie legendaris itu, padahal jarak dari kantornya hanya lima menit berjalan kaki. Sepertinya selama ini benar kata-kata yang sering Eva dengar dari kolega-koleganya, bahwa dia terlalu gila kerja sampai tidak pernah sadar untuk beristirahat sejenak, sekadar untuk wisata kuliner di sekitaran kantor saja tidak pernah dilakukannya.  “Ini dia!” ucap Tian dengan nada riang ketika tiga soto mie pesanan meja mereka telah tiba. Menghirup aroma yang menguar dari mengkok yang disajikan di depannya, Eva bisa merasakan perutnya keroncongan seketika. Gila. Wanginya sedap! “Kamu seriusan belum pernah nyoba soto mie ini, Eva?” tanya Tian sambil mengaduk mangkuknya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

35 - Tentang Samantha

Bastian mengetuk-ngetukkan kuku jarinya di atas roda kemudi. Mobil yang dikemudikannya itu, Range Rover berwarna abu-abu, melaju lurus memutari bundaran HI, melintasi jalan malam Jakarta yang bebas dari macet. Sudah lewat jam 11 malam, tapi mata Tian masih terjaga, kemeja fit body dan dasi yang sudah longgar menandakan lelaki itu baru saja kembali dari kantor Pandora. Pikiran lelaki itu berkelana karena pertanyaan asistennya, Nisa, sore tadi sempat mengulik kesadarannya. Beberapa hari yang lalu, Nisa juga sempat menyinggung hal yang sama. Nisa menanyakan tentang masa lalu Tian—tepatnya mempertanyakan pandangannya yang begitu tertutup akan masa lalu siapapun.  Hal tersebut membuat Tian otomatis berpikir ... terlalu tertutupkah dia, sampai-sampai asisten yang begi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

36 - Photoshoot dan Tameng Eva

Matahari baru saja terbit, sinarnya merembes ke salah satu gedung apartemen di bagian selatan kota Jakarta. Dari kamar Eva Sania, sudah terdengar riuh suara hair dryer yang menyala. Sepagi itu, Eva sudah bersiap dengan napas segar dan rambut basah yang siap di-blow dan styling.  “Gila, gila! Udah ngalah-ngalahin pengantin rempong di hari-H nya aja lu, Va!” Gerutuan itu terdengar dari arah dapur, menembus pintu kamar yang terbuka. Sahabat Eva, Ika, sedang berkutat di sana. Eva hanya bisa tersenyum maklum sambil mulai mengambil roller, menempatkan rambut depannya sehingga memberinya ruang berkonsentrasi pada bagian belakang. “Makasih loh, Ka … you’re a lifesaver!” ucap Eva tulus kepada Ika, yang kini terburu-buru memasuki kamarnya sambil menyajikan piring nasi goreng sosis-telur. 
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

37 - Hadiah dan Kejutan

Hari itu Nisa semangat sekali. Masbos kesayangannya, Bastian, baru saja menitahkan sebuah permintaan yang membuat asisten muda itu kegirangan sepanjang pagi. Tian mengajak Nisa berbelanja untuk memilih hadiah ulang tahun Eva.  Hal yang membuat Nisa senang adalah bukan karena dia bisa keluar kantor lebih cepat dan berjalan-jalan di mall bersama Tian. Bukan, sama sekali bukan. Melainkan, adalah karena Nisa berkesempatan untuk menggali lebih dalam fakta tentang kelanjutan hubungan Tian dan Eva.  Terlihat Jelas bahwa sejauh ini asisten muda itu sangat mendukung ketertarikan bosnya terhadap perempuan itu, terbukti pada saat photoshoot kemarin, Nisa sengaja meminta Wira untuk mengambil beberapa foto candid selama makan siang mereka.  Niatan Nisa tentu saja untuk mengamankan barang bukti kalau sewaktu-wak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

38 - Raka dan Ceritanya

Selama 28 tahun hidup di dunia, Eva tidak pernah merasa sedongkol ini. Sepertinya setiap manusia yang ada di sekitarnya telah menyumbang bahan bakar tersendiri untuk membuatnya kesal hati. Ika, sahabat yang seharusnya mendukung Eva apapun keadaannya, kini malah bersikap netral tanpa berani menegur keluarga Eva. Mami dan Papi yang bersekongkol memanfaatkan hari ulang tahun Eva sebagai ajang memperkenalkan lelaki asing itu, tentu saja sukses membuat mood Eva menjadi anjlok. Dan lelaki ini, Raka … ah, kalau saja dia tidak cengengesan dan tersenyum sopan bagaikan anak anjing yang super manut terhadap Papi, mungkin Eva bisa lebih marah terhadapnya. Tapi yang jelas, Eva juga marah sekali terhadap satu laki-laki yang dinantikannya sejak tadi pagi, yang mem-PHP-nya dengan ja
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

39 - Bastian dan Mobilnya (1)

Eva ingin tertawa. Rasanya dunia ini lucu sekali. Waktu itu, Eva sempat memenyokkan si Juki karena telepon mematikan dari Mami, yang membuatnya kini jadi kelimpungan sendiri—mencoba mendapatkan perhatian Bastian Cokro, lelaki yang secara tak sadar telah ia jadikan target sebagai kandidat baby daddy. “Eva? Kamu melamun?” Suara Bastian Cokro berhasil membawa Eva kembali ke realita. Diliriknya lelaki di sisi kanannya itu, yang ternyata sedang memandangi Eva dari balik roda kemudi. Mobil mereka berjalan dengan kecepatan lambat menyusuri jalan perumahan. “Eh, iya … sori, Mas,” ucap Eva. Bastian tersenyum. “Nggak papa. Tadi saya nanyain, arah ke rumah kamu belokan yang mana, tapi kamu malah bengong.” Tepat saat itu Eva menyada
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

40 - Bastian dan Mobilnya (2)

Bastian Cokro melajukan Range Rover abu di jalan bebas hambatan dari arah Bogor ke Jakarta. Hari semakin malam, dan lalu lintas di jalur yang ditempuhnya lengang karena memang berlawanan dari arus balik tengah kota. Hari yang dilewatinya di rumah keluarga Eva sangatlah menyenangkan, membuat senyum Tian terpoles tak kunjung hilang sembari menyetir dan menikmati alunan lagu dari pemutar musik di dasbor. Lagu cinta memang akan terdengar lebih merdu bagi mereka yang kebetulan juga sedang jatuh cinta. Mood Tian yang begitu baik seakan hampir membuatnya lupa akan kejadian yang baru saja dilaluinya siang tadi. Kejadian yang membuat sisi Range Rover-nya penyok parah. Kejadian yang tak sepenuhnya ia ceritakan dengan tuntas kepada Eva. Beberapa jam sebelumnya … “Mas beneran ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status