Bab 45"Kenapa dia. Itu siapa, Zeyn.""Dia bukan siapa-siapa, Ded.Aku baru nyadar yang awalnya aku menyapa abang, sekarang malah memanggil namanya. Sungguh malu diri ini.Aku khawatir ada kabar apa yang diterima oleh Arul barusan. Kenapa begitu mendadak dia pergi dan tidak melanjutkan atas apa yang akan dia lakukan pada Dedi."Tin! Sini." Aku memanggilnya karena dia masih di atas sepeda motor."Ada apa, Bu?" Tampak wajahnya ketakutan saat menemuiku."Kenapa kalian bisa bertemu? Kau nelepon Arul? Aduhhh ... kau ini gimana, sih? Kan saya udah bilang, jangan kasi tau ...." Aku menggeram pada Titin."A-aku tidak ngasi tau, Bu. Tadi pas aku duduk sama teman makan bakso, Pak Arul juga ada di sana. Katanya untuk Naya.""Owh, Tuhan.""Siapa Naya, Bu?""Udah, nggak usah dibahas." Aku berpikir sejenak. "Ded, kita bubar dulu, deh. Aku masih ada urusan.""Ya, udah. Bisa minta nomor WA kamu?""Boleh. Nih,
Last Updated : 2021-10-06 Read more