Melihat wajahku yang seketika murung dan bersedih Ibunda Mas Rafiq langsung tertawa dan mendekatiku."Kamu sedih ya?""Ti-tidak Bu," ucapku pelan masih menunduk."Mama hanya bercanda," ujarnya tersenyum penuh kharisma.Aku mengangkat wajahku, mendongak ke arahnya."Betulkah, Bu?""Iya, Hehehehe, jangan panggil Ibu, panggil Mama saja." Ia mengucapkan dengan penuh kelembutan."Iya, Bu, eh, Ma-mama," ujarku salah tingkah."Kamu gak usah gugup, Mama baik kok, mama akan selalu mendukung apa yang membahagiakan Rafiq," ujarnya.Aku menghela napas lega sambil membalas senyumannya."Nanti kamu mau kamarnya, di sebelah mana?""Di mana saja, Ma, asal atas keridhaan mama," jawabku."Tapi ...." Aku sedikit ragu."Apa?" Ucapnya pelan."Aku punya anak, Ma. Apakah aku boleh membawanya bergabung kemari?"Ia tertawa kecil lalu mengangguk pelan, "Tentu saja, kenapa tidak?""Benarkah Mama setuju?""Iya.""Alhamdulillah," ucapku. Sesaat kemudian mas Rafiq turun dengan wajah yang sudah segar dan pakaian y
Last Updated : 2022-05-13 Read more