Home / Romansa / JANDA CANTIK SANG CEO AROGAN / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of JANDA CANTIK SANG CEO AROGAN: Chapter 21 - Chapter 30

53 Chapters

PART 21

  Fadli selama ini hanya tau saja bahwa Jasman adalah seorang pendekar, tetapi belum sekali pun ia menyaksikan sahabatnya itu bertarung. Tetapi setelah mendengar sahabatnya itu berkata demikian, hatinya pun menjadi tenang.  Bukankah ia sudah menyaksikan betapa sahabatnya itu mampu membuat tubuh kedua lawannya itu dengan hanya satu gerakan, dan dua kali pula.       Tiba-tiba kedua petarung kembar melemparkan bayonet yang digenggamnya ke arah Jasman.       Wusshh...!!       Wussshh...!!       Kedua senjata tajam itu dilemparkan dari jarak yang cukup dekat dengannya sasaran hidupnya, yaitu tubuh Jasman. Dapat dibayangkan, jika kedua sajam itu menancap di tubuh pemuda itu, tentu merupakan ancaman serius bagi hidupnya. Apalagi, naga-naganya, sepasang pem
last updateLast Updated : 2021-09-11
Read more

PART 22

  Tentang keberadaan mereka di rumah sakit, Jasman tak lupa mengabarkannya kepada Mbak Widya. Wanita itu sangat kaget mendengar kabar itu.       "Memang siapa yang sakit, Dik Jas?' tanya Widya dengan suara panik.      "Saya dan teman saya, Mbak," sahut Jasman. "Saya cuma menjahit telapak tangan saya yang terluka. Tapi teman saya yang bernama Fadli terpaksa harus dirawat inap."       "Hai, apa yang terjadi pada Dik Jas dan temannya, kok sampai masuk rumah sakit seperti itu?"       "Teman saya diculik, disandera, dan disiksa oleh orang-orang suruhannya Pak Galih, Mbak, " jawab Jasman. "Fadli disandera untuk memaksa saya agar mau bertemu dengan mereka. Ya saya terpaksa menerima tantangan mereka. Akhirnya terjadi pertarungan antara saya dengan mereka, dan saya te
last updateLast Updated : 2021-09-12
Read more

PART 23

        Setiba di rumahnya Mbak Widya, suasana sudah sangat mencurigakan Jasman. Saat ia membunyikan klakson agar Bik Yam membukakan pintu gerbang, wanita itu lari tergopoh-gopoh dengan raut wajah menyisakan ketegangan.       "Aden kenapa baru pulang?" tanya wanita itu saat Jasman turun dari mobilnya. Nafasnya masih terlihat tidak normal. "Tadi Nyonya telepon berkali-kali tapi Aden nggak angkat."       "Iya, Buk, maaf, tadi saya pas ketiduran di kost teman saya ini," jawab Jasman. "Apa yang terjadi, Bik?"       "Tadi ada beberapa pria yang datang ke rumah ini, Den.  Kata Nyonya, mereka adalah orang-orang suruhan mantan suaminya."       "Lantas...mereka melakukan apa terhadap Nyonya Widya?" tanya
last updateLast Updated : 2021-09-13
Read more

PART 24

        Makam atau Pasarean Imogiri adalah sebuah kompleks pemakaman yang berlokasi di daerah Imogiri, Bantul. Tempat ini merupakan tempat khusus untuk memakamkan raja-raja Mataram dan raja-raja keturunannya, yaitu raja-raja Yogyakarta dan Surakarta. Dibangun oleh Sultan Mataram III, yaitu Prabu Hanyokrokusumo pada tahun 1632 M. Kompleks pemakaman ini dibangun di atas bukit, yang masih satu gugusan dengan Pegunungan Seribu. Karena merupakan destinasi wisata religi, tidak pernah sepi dari para peziarah.       Dari kaki bukit hingga mencapai kompleks pemakaman, setiap peziarah harus menaiki anak tangga yang sangat banyak. Menurut mitos, jika seorang pengunjung dapat menghitung jumlah anak tangga itu dengan tepat, maka permohonannya akan terkabul.       "Eits, sebentar dulu...!" cegat Widya seraya menggenggam tangan Jasman dan agak m
last updateLast Updated : 2021-09-16
Read more

PART 25

    "Saya minta maaf, Mbak...," ucap Jasman. Rona merah di wajahnya akibat perasaan malu, masih tersisa.       "Nggak apa-apa, kok. Dik Jas refleksnya bagus. Gerakan refleks seorang pendekar sejati," ucap Widya sambil tersenyum. Sebuah senyuman yang membuat wajah Jasman jadi kembali memerah.        Ketika keduanya kembali duduk di tempat semula, Widya pun melanjutkan, "Entah mengapa Mbak selalu merasa nyaman tiap kali berada di dekat Dik Jas."       "Terima kasih, Mbak, saya juga merasakan hal yang sama," sahut Jasman seraya memberikan sebuah senyuman ringan kepada Widya.       "Tapi tentu saja rasa nyamannya beda dengan saat Dik Jasman berada di dekat Ningrum, kan?" ucap Widya. Sesaat ia menatap ke wajahnya Jasman, lalu menyandarkan tubuhnya d
last updateLast Updated : 2021-09-19
Read more

PART 26

       Jasman pun, lagi-lagi hanyut oleh sikap dewasa Widya. Wanita itu begitu lembut, mampu mengajaknya ke alam fantasi yang nyata. Pelan-pelan tangannya menggenggam lembut jari jemari lentik Widya, lalu mengusapnya dengan penuh kelembutan. Sikap dewasa dan kelembutan sang janda kembang itu pelan namun pasti telah mampu meluluhlantakkan ketegaran hati untuk tidak pernah lagi mengenal wanita lain setelah diputuskan oleh Ningrum. Sehingga ketika si janda cantik itu tiba-tiba mendaratkan satu ciuman pada pipi kirinya, Jasman sama sekali tak menolak, seperti biasa. Bahkan saat bibir hangat dan lembut wanita itu menyentuh bibirnya, Jasman pun menyambutnya dengan baik, lalu sesaat keduanya menikmati suguhan surgawi itu.        Tak ada lagi keterpaksaan dan keraguan di antara keduanya. Bahkan sekat pun tak ada. Semuanya sudah mengalir begitu dengan ritme yang alami, sealami hembusan angin bebukitan saa
last updateLast Updated : 2021-09-23
Read more

PART 27

        "Mantan suaminya Mbak itu benar-benar gila dan arogan! Seorang penjajah sejati yang suka mengingkari janji!" tak sadar Jasman meninggikan suaranya. "Dengan uang banyak yang ia miliki seolah-olah mampu untuk melakukan apa saja menurut kehendak hatinya. Tapi jangan khawatir, Mbak. Semuanya akan baik-baik saja. Percaya sama saya. Saya akan segera membuat perhitungan detail dengan orang tua gendeng itu!"       "Tapi caranya bagaimana, Dik? Mbak sudah sangat tak ingin Dik Jas menempuh jalan kekerasan lagi," Widya makin tak mampu menghilangkan kekhawatiran di wajahnya.        "Insha Allah saya tidak akan menempuh jalan itu lagi, Mbak.  Selama ini pun posisi kita hanya membela diri dari kezaliman mereka, mengi
last updateLast Updated : 2021-09-25
Read more

PART 28

     Widya ingin menanggapi ucapan Jasman, namun tiba-tiba ponselnya berbunyi. "Dia..," ucapnya sebelum menerima panggilan itu. "Iya, ada apa...ya? Ya sampean ngomong saja langsung sama orangnya, kenapa harus lewat saya...? Lh, kan Mas sendiri yang selalu membuat kesalahan. Waktu di Jl Kaliurang Mas sudah meminta maaf dan berjanji pada pengawal saya itu, tetapi malah Mas menyewa orang lain untuk membunuh pengawal saya. Teman dia pun nyaris terancam nyawanya, sampe dia opname beberapa hari di rumah sakit. Visum et repertum juga ada. Itu sama halnya Mas menjerumuskan diri ke dalam jurang, tau!? Teman pengawal aku yang jadi korban itu bukan dari kalangan keluarga sembarangan juga. Jadi...ya, silakan bersiap-siap saja untuk menghadapi kejatuhan Mas yang tragis!"        "Iya...tadi Mas sudah berbicara dengan dia, tapi kayaknya dia sangat keukeuh dengan pendiriannya. Tolong bujuk di
last updateLast Updated : 2021-09-26
Read more

PART 29

       Honda Jazz merah Jasman meluncur di Jalan Parangtritis yang mulus, diiringi lagu “Pemain Cinta” dari Ada Band yang mengalun syahdu di sound system.       Ada dua hal yang ingin dirayakannya berdua dengan Widya hari ini. Hal yang pertama adalah merayakan kelulusan sidang skripsinya. Perjuangannya selama empat tahun menimba ilmu di kampusnya dan berkutat dengan buku-buku, akhirnya telah sampai pada penghujungnya. Tinggal setapak lagi, ia berhak menyandang gelar kesarjanaan. Namanya akan menjadi: Jasman Fatwadin, S.E! Bagi seorang mahasiswa perantau, atau semua mahasiswa, momen kelulusan ujian skripsi dan wisuda merupakan momen dan kebahagiaan yang luar biasa, bahkan oleh orang tua si mahasiswa. Karena berarti, dengan demikian ia telah berhasil menyelesaikan studi berikut tugas dan kewajiban-kewajibannya.       "Selamat da
last updateLast Updated : 2021-09-27
Read more

PART 30

       Debur ombak di Pantai Parangkusumo laksana denyut kehidupan yang tak akan pernah usai. Saat ia bersama Widya di pantai ini saat ini, lagi-lagi menghadirkan kenangan bersama Ningrum Laksita dengan jelas di angan Jasman. Di hamparan pasir pantai yang luas ini dulu mereka berkenalan. Dan di sini pula gadis bangsawan Jawa itu  meninggalkannya.         "Dik Jas berapa kali ke sini," bertanya Widya kepada Jasman, saat keduanya berjalan menyusuri bibir pantai yang basah. Wisatawan yang berkunjung tampaknya sudah mulai ramai.  Sebentar malam akan ada upacara prosesi larung sesaji dalam rangka memperingati tanggal 1 Suro atau tanggal 1 Muharram dalam kalender Hijriyah. Biasanya, sejak siang hari sebelum upacara, orang-orang sudah berdatangan, dan tak sedikit yang bermalam di sekitar kawasan pantai.        "Pernah, beberapa kali," jawa
last updateLast Updated : 2021-09-28
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status