Home / Romansa / JANDA CANTIK SANG CEO AROGAN / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of JANDA CANTIK SANG CEO AROGAN: Chapter 41 - Chapter 50

53 Chapters

PART 41

       Tiga Minggu setelah dari berbulan madu, Widyanti merasakan ada perubahan kondisi kurang normal tubuhnya. Perutnya terasa kram, dan haidnya terlambat. Bawaannya suka mengantuk, selain merasakan seperti masuk angin, terasa pusing dan mual-mual.       “Nimas kenapa...?”tanya Galih Sugondo dengan wajah terlihat khawatir saat dilihatnya istrinya berjalan agak semponyongan keluar dari kamar mandi. Ia baru pulang dari kantor.       “Muntah-muntah, Mas. Masuk angin mungkin,” jawab Widyanti sembari mencium tangan suaminya.       “Ya, Nimas istirahat dulu, biar Mas  panggilkan dokter kita.”      “Tak perlu dulu, Mas. Hanya masuk angin biasa saja kayaknya. Ntar saja baikan lagi,” jawab Widyanti s
last updateLast Updated : 2021-10-27
Read more

PART 42

 Belum selesai Jasman berucap, terdengar Fadli mendehem-dehem. Saat Jasman menoleh ke arahnya, calon sarjana ekonomi dari Aceh itu melambai-lambaikan tangannya sembari mengedipkan sebelah matanya kepada Ningrum.        Jasman sesaat langsung menutup wajahnya dengan telapan tangan kanannya, tertawa tanpa suara, lalu menggeleng-geleng.       "Maaf, ya? Mas tak tahu kalau Dik Ning akan datang di acara pembukaan bengkel ini," ucap Jasman kepada Ningrum, sesaat kemudian. "Mas...sangat senang sekali kaudatang. Terima kasih, ya?       "Ya, sama-sama. Semalam Mas Fadli yang meminta Nin untuk datang. Oh ya, selamat ya, Mas, semoga bengkelnya berkembang dan perkasa jaya seperti namanya.        "Aamiin..! Terima kasih juga buat doanya."
last updateLast Updated : 2021-11-01
Read more

PART 43

        Lama Jasman terdiam sambil mengangguk-angguk pelan. Entah apa yang dipikirkannya. Namun kemudian tiba-tiba ia mengajak Ningrum pergi dari tempat itu. Mereka kembali ke kota. Jasman ingin menghabiskan hari ini untuk menikmati kebersamaannya dengan Ningrum. Hari masih sore. Jasman pun mengajak Ningrum untuk jalan-jalan di Malioboro, mejeng di sebuah Mall, makan-makan. Saat menikmati fried chicken, Jasman pamit kepada Ningrum untuk keluar sebentar. Ada sesuatu yang hendak dicarinya.         "Nggak lama, kok, paling sepuluh menitan," ucap Jasman, lalu keluar dari restoran dengan setengah berlari.        Jasman menuju sebuah toko emas. Melihat-lihat ke dalam etalase, lalu memutuskan untuk memilih dan membeli sebuah kalung yang berliontinkan sebuah batu permata berwarna merah berbentuk hati. Ia ingin memberikan itu kepada Ningrum
last updateLast Updated : 2021-11-04
Read more

PART 44

Princess & Royal Coffee malam hari.       Hendri mengeluarkan sebuah amplop coklat tebal dari balik jaket kulit hitamnya. Empat laki-laki bertampang preman saling tersenyum dan berkedip satu sama lain ketika melihat benda yang berada di tangan si bos muda itu.        "Ini hanya uang peyakin saja, tapi bukan persekot. Setelah kalian sukses melaksanakan tugas orderan saya, kalian akan mendapatkan bagian utuhnya yang lebih banyak dari ini. Dan ingat, kalian harus bekerja secara rapi, seolah-olah toko bengkel itu terbakar secara wajar, tanpa kesengajaan!" Hendri mewanti-wanti keempat laki-laki yang duduk di sekelilingnya.         "Beres, Bos! Bos tinggal terima kabar saja, bahwa toko bengkel itu telah ludes terbakar!" ucap salah seorang dari keempat laki-laki bayaran Hendri, yang mungkin sebagai pi
last updateLast Updated : 2021-11-10
Read more

PART 45

        Di sebuah apartemen di daerah Jatinegara,  Hendri sedang asyik bercengkerama di dunia  maya sambil tidur-tiduran di sofa. Tiba-tiba ada pesan di WA-nya masuk. Tetapi nomor baru dan tanpa mencantumkan foto profilnya. “Apa kabar, Bos?”      “Baik. Tapi maaf, ini dengan siapa?” balas Hendri.      “Biasa Bos, dari Jogja.  Kalau ada order lagi, Bos kontak kita lagi ya? Rapi kan Bos, kerjaan kita?”     “Order apa ya?”     “Ya seperti yang tempo hari itulah Bos.”     “Iya. Tapi lo ini siapa?” Hendri Soma masih penasaran.     “Nggak usah sebut nama Bos. Ya pokoknya  salah satu dari or
last updateLast Updated : 2021-11-14
Read more

PART 46

         Pak Raden Prayogo menatap wajah Jasman sambil manggut-manggut. “Ya biarlah hukum yang menyelesaikannya, Nak Jasman. Tapi apa iya ada orang yang bertindak begitu kejam terhadap Bapak, sementara Bapak tidak pernah merasa memiliki musuh?”        “Mas Jas malah berfikir bahwa bengkelnya Romo sengaja dibakar oleh seseorang?” Ningrum  yang duduk di samping ramanya ikut bersuara.       “Iya,” jawab Jasman. “Sejak awal saya sudah punya feeling begitu, dan ternyata feeling saya itu…benar, Pak.”        Sontak Pak Raden Prayogo mengangkat wajahnya, menatap wajah Jasman, kulit dahinya mengerut. “Maksud Nak Jasman?”    &nbs
last updateLast Updated : 2021-11-20
Read more

PART 47

      Bertempat di sebuah rumah sakit besar di Kota Semarang, Widyanti melahirkan seorang bayinya dalam keadaan sehat. Bayi laki-laki yang berwajah molek dan berhidung mancung.        Galih Sugondo begitu berbahagia mendapatkan karunia besar yang selama ini didamba-dambakannya. Seluruh keluarga dan koleganya dikabarinya satu per satu. Tentu ia sama sekali tak mengira bahwa bayi itu bukanlah darah dagingnya. Rasa cintanya yang besar dan tulus terhadap sang istri membuatnya sama sekali tak terbersit sedikit pun untuk memikirkan hal-hal yang aneh seperti itu. Terlebih usia pernikahan mereka dengan kelahiran sang bayi pas di bulan kesembilan pernikahan mereka.        Atas kelahiran sang cucu, kedua orang tuanya Galih Sugondo pun demikian berbahagia. Keresahan panjang mereka selama ini akan calon putra mahkota bagi kerajaan bisnisnya, kini telah m
last updateLast Updated : 2021-11-24
Read more

PART 48

        Jas duduk di kursi di samping Widya.     “Selamat bertemu lagi, Mbak. Dunia ternyata begitu sempit, ya? Atau memang ini rencana Tuhan agak kita bisa bertemu lagi?” ucap Jasman pelan.        Anak yang ada dalam pangkuan Widya menoleh dan menatap wajahnya. Jasman menyapanya dengan suara kecil dan melambaikan tangannya. Namun entah mengapa, saat ia bertatapan dengan balita dalam pangkuan Widya itu, ada perasaan aneh yang menjalar dalam nuraninya. Ia merasa sangat menyukai wajah anak itu dan seolah-olah ia telah mengenalnya.       “Iya Dik. Mbak juga nggak menyangka kita bisa bertemu lagi,” ucap Widyia seraya melap sisa air matanya lantan menatap wajah Jas. Andaikata sikonnya mendukung, ia ingin memeluk tubuh laki-laki muda di samp
last updateLast Updated : 2021-11-24
Read more

PART 49

       Dan benar, tak berapa lama kemudian, pemilik ruko sudah datang dan memberi salam.        "Maaf ni, Pak, mengganggu kesibukannya?" ucap Zoelva, berbasa-basi, ketika pemilik ruko sudah duduk di sofa. “Kenalkan, nama saya Zoelva.”        "Oh, gak apa-apa, Pak Zoelva. Saya Pak Yahya,” sahut pemilik ruko sembari menyalami Zoelva.       “Saya ingin melihat melihat dulu tempatnya, Pak Yahya?”         "Oh, boleh, Pak "        Karena Latifah turut serta, dia pun harus menutup dulu tokonya. Mereka berempat meluncur ke lokasi. Sengaja Zoelva bukakan pintu depan mobil buat Latifah, agar duduk sampingnya. &n
last updateLast Updated : 2021-11-27
Read more

PART 50

        Ningrum memeluk tubuh suaminya dengan penuh rasa sayang.       Lalu terakhir Jasman memberikan sebuah kejutan besar kepada Ningrum. Dia membawa istrinya itu dari rumah dengan naik mobil. Sejak dari dari rumah ia menutup mata istrinya dengan sebuah masker mulut.     “Ada apa sih, Mas, kok mata Ning ditutup?” protes Ningrum manja.      “Nggak lama kok, Sayang. Mas ingin memberikan sebuah kejutan buatmu, Dik,” ucap Jasman seraya mulai menjalankan mobilnya.      “Hmm, Ning jadi penasaran bingit, nih!”       Tak terlalu jauh dari rumah mereka, Jasman memelankan jalan mobilnya dan berhenti di pinggir jalan di depan halaman sebuah b
last updateLast Updated : 2021-11-27
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status