Fio terdiam sebentar kemudian tertawa terbahak-bahak. “Klise sekali leluconmu!” kata Fio sambil memegang perutnya yang terus bergerak karena tawanya yang belum berhenti. “Kita masih sekolah, memikirkan besok ujian kelulusan saja sudah membuatku panas dingin apalagi memikirkan pernikahan,” lanjut Fio sambil menyusut air matanya karena terlalu banyak tertawa. “Wah seru sekali sampai terdengar dari dapur suara tawanya,” kata Rahma yang tiba-tiba muncul dengan membawa nampan berisi dua gelas es cokelat yang diminta Fio. “Bian sedang jadi pelawak ma,” sahut Fio. Bian terkekeh sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sementara Rahma hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Setelah meletakkan nampan berisi minuman dingin, Rahma segera pergi meninggalkan Fio dan Bian berdua di ruang tamu rumah tersebut. Fio mengambil gelasnya dan menyesap es cokelatnya. “Tamunya belum dipersilahkan minum, tuan rumahnya langsung minum dengan santainya,” celetuk Bia
Read more