“Ibu, apa kabar?” Bian tersenyum.“Kabar ibu sangat baik,” jawab wanita yang sudah melahirkan Bian dari seberang telepon.Malam itu Bian tiba-tiba merindukan ibu dan juga Nara, adiknya. Dia merasa kesepian meskipun selalu ada Prisa yang menemani hari-harinya. Benaknya selalu kembali ke kota Surabaya, kota di mana dia berada di satu rumah yang sama dengan ibu dan adiknya. Tidak hanya itu, di sana dia bertemu dengan Fio dan kisah mereka berjalan layaknya air.“Halo? Bian?”Bian mengerjapkan matanya kala sang ibu memanggilnya. “Ya? Maaf, Bu, Bian tadi sedang minum.” Bian memilih berbohong kepada ibunya.“Kamu sudah makan, Nak?”Bian mengangguk. “Sudah, Bu.” Bian kemudian turun dari ranjangnya dan duduk lesehan di atas karpet di dalam kamar kosnya. “Nara, bagaimana kondisinya, Bu?” tanya Bian.Helaan napas terdengar di telinga Bi
Read more