"Menikah?"Indra menatap Intan ragu, lalu mengangguk pelan."Kenapa? Kenapa harus menikah secepatnya? Apa kau menghamili anak orang, Indra? Apa kau ketangkep hansip? Ah, kau masih sembilan belas tahun bukan? Tak kubayangkan kau akan jadi pengantin kecil, astaga..," ujarnya sembari menggelengkan kepalanya tak percaya dengan ucapan adik lelakinya sekarang ini."Bukan Kak? Aku tak pernah ngapa ngapain kok, kenapa kak Intan berpikir seperti itu?""Nah, bagaimana tidak? Lulus sekolah dan langsung mau menikah. Apa menurutmu menikah itu gampang dan menyenangkan? Kak Intan bahkan merasa menikah itu menjadi trauma yang belum sembuh," katanya berapi api."Kak, jangan marah dulu dong, aku kan baru tanya aja...," ujarnya pelan."Aku tidak sedang marah, Indra.., hanya membayangkan kau menjadi ayah di usia sangat muda.""Apa salahnya? Aku juga bisa kok jadi Ayah karena itu akan terjadi secara otomatis.""Iya, kau memang bisa buat anak, tapi membina rumah tangg
Baca selengkapnya