Beranda / Romansa / Fatma Boussetta / Bab 121 - Bab 130

Semua Bab Fatma Boussetta: Bab 121 - Bab 130

133 Bab

CHAPTER 121 (Menghindar)

Omran terpaku dengan apa yang baru saja dia dengar. Bukankah Fatma baru saja mengatakan akan kembali ke Tangier? Apa itu artinya dia sudah memutuskan untuk meninggalkan mansion ini selamanya? Omran tahu dia tidak bisa menjalin hubungan pernikahan normal bersama Fatma, dan dia tahu bahwa sebentar lagi statusnya akan menjadi ayah dari anak  yang dikandung oleh Sabrina. Akan tetapi, tiba-tiba saja keinginan untuk memiliki Fatma menjadi begitu besar. Dia tidak rela jika Fatma menghilang dari kehidupannya.Omran memutuskan untuk pergi ke kamar istrinya setelah wanita itu meninggalkan ruang makan dengan wajah santai, meskipun sikap Omran tak lepas dari pengamatan Sabrina.  Langkah Sabrina yang ingin mengekori Omran harus terhenti saat Nyonya Adeline mengajaknya berbincang.Fatma berhenti tepat di depan pintu kamarnya yang telah terbuka. Bukan tanpa sebab, wanita itu tak kunjung memasuki ruangan pribadi miliknya akibat sebuah lengan kekar yang menghalangi celah pint
Baca selengkapnya

CHAPTER 122 (Memeriksakan Kandungan)

"Aku akan kembali ke Tangier dua hari lagi, dan sebelum kembali aku ..." Fatma menghentikan ucapannya sambil melipat kedua bibirnya ke dalam. Berat untuk mengatakan kalimat yang tidak dia sukai. Namun, inilah kenyataan yang semestinya dia hadapi."... Aku akan meminta dia menceraikanku," ucap Fatma dengan suara melemah. Rasanya seperti ada yang tercabut dari hatinya setelah mengucapkan kata-kata itu. Sesungguhnya sejak awal dia melihat kemunculan Omran saat Fatma bersama mendiang Omar, ada sesuatu yang mengganggu pikirannya, dan ketika malam di mana dirinya bersama Omran saling menyentuh, Fatma pada akhirnya menemukan jawaban dari rasa penasarannya selama ini.Dokter Farouk menatap Fatma dengan serius. Dia tidak perlu terkejut dengan pernyataan wanita cantik itu, karena sejak awal Dokter Farouk tahu pernikahan yang dijalani Fatma tidak didasari oleh pondasi perasaan yang kuat. Sayangnya Dokter Farouk tidak bisa membaca gestur wajah Fatma yang terlihat murung. Yang pali
Baca selengkapnya

CHAPTER 123 (Kita Impas!)

Saat keluar ruang pemeriksaan, Fatma sangat terkejut ketika mendapati dua orang yang sangat dia kenal. Bukan hanya dirinya, kedua orang itu juga menunjukkan ekspresi yang sama."Fatma?" tegur Sabrina yang sedang bergelayut manja di lengan milik Omran. Wanita itu menyipitkan mata menatap Dokter Farouk dan Fatma secara bergantian. Sementara Omran nampaknya sedang mencoba untuk mengendalikan diri. Terlihat rahangnya yang menyembul menandakan bahwa dirinya sedang marah.Fatma mencoba untuk tetap bersikap santai. Meskipun kehadiran Omran di sana membuat hatinya memanas, terutama saat pria itu seolah membiarkan Sabrina begitu manja terhadapnya.Sejenak Fatma dan Omran saling bertatapan. Bagi keduanya, tatapan Omran layaknya belati yang menghujam dada sang istri, begitu semenyakitkan inikah mencintai seseorang? Baik Fatma maupun Omran sama-sama berpikir jika pengkhianatan sudah menjadi noda dalam hubungan pernikahan ini. Keduanya sama-sama kecewa, terluka, dan tidak me
Baca selengkapnya

CHAPTER 124 (Membuka Topeng)

"Belok kiri," pinta Fatma kepada Faissal. Tidak perlu banyak bertanya, Faissal sudah mengerti ke mana arah tujuan yang diinginkan wanita hamil itu. Tepat di hadapan pemakaman, mobil yang ditumpangi Fatma berhenti. Fatma mengembuskan napas perlahan, mengatur kadar emosi agar tidak sedikitpun menangis ketika mengunjungi mendiang suaminya. Dia tidak boleh menangis seperti pesan terakhir Omar.Dengan langkah pasti, meninggalkan Faissal yang berdiri di depan gerbang pemakaman, Fatma menuju tempat di mana sang mendiang suami berada.Damai ... Mungkin kata-kata itulah yang pantas disematkan terhadap suasana yang dirasakan oleh Fatma. Ada ribuan jasad yang terbenam di dalam sana menanti doa-doa dari keluarganya yang masih tersisa di dunia. Ada banyak pengharapan dari tubuh-tubuh yang sudah menyatu dengan tanah itu, tak terkecuali Omar. Fatma sadar, tidak semua keinginan terakhir Omar dapat dia wujudkan. Namun, sejauh ini Fatma sudah berusaha untuk melakukan yang terbaik.
Baca selengkapnya

CHAPTER 125 (Kamu Mencintaiku!)

Wajah Sabrina memerah dengan rasa panik yang menguasai dirinya. Wanita itu merasa kecolongan dengan kenyataan yang baru saja dia dengar. Pantas saja sikap Omran terlihat berbeda ketika bersinggungan dengan Fatma. Rupanya mereka sudah merahasiakan pernikahan itu. Namun, hal yang masih belum dimengerti oleh Sabrina adalah bagaimana bisa Omran membiarkan istrinya yang sedang hamil pergi meninggalkan Paris. Tidak diragukan lagi bahwa Omran mengetahui kondisi Fatma yang sedang hamil. Akan tetapi, tampaknya pria itu tidak terlihat bahagia. Ada begitu banyak spekulasi di dalam kepala Sabrina, salah satunya adalah dugaan bahwa Omran tidak tahu bahwa janin yang dikandung Fatma adalah darah dagingnya sendiri. Meskipun selalu memandang rendah Fatma, hati kecil Sabrina tidak bisa mengelak bahwa Fatma tidak mungkin hamil dari pria lain selain dari suami sah nya. Kesetiaan wanita itu dalam ikatan pernikahan tidak bisa diragukan.  Dugaan itulah yang paling masuk akal di antara dugaan-
Baca selengkapnya

CHAPTER 126 (Aku Memaafkanmu)

"Apa? Aku berkata yang sesungguhnya, 'kan? Dengar Fatma, aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih egois dari pada kamu selama aku hidup. Jadi kamu pikir, dengan meminta perpisahan maka kamu akan bahagia?" Omran tak kuasa untuk mengungkapkan segala beban di dalam hatinya. Keberanian itu muncul begitu saja sejak dia mendengar pengakuan Fatma di hadapan kedua orang tuanya, meskipun mereka tidak mampu mencerna ucapan wanita itu.Sementara Fatma menutup kedua telinganya, Omran masih terus mencercanya dengan kenyataan yang tidak bisa terelakkan."Kamu berkhianat! Itu alasannya. Mari kita permudah ini, Omran! Hiduplah dengan normal bersama wanita ular itu.""... Kamu tahu kesalahanmu, kamu tahu siapa dia, dan kamu tahu semua ini tidak benar, lalu kamu dengan mudah melakukannya. Kamu tidak pantas untuk menerima cintaku!" Fatma menatap Omran dengan tatapan nyalang, seolah membuat lidah pria itu terkunci. Dia tahu, kesalahannya terhadap sang istri sulit untuk dimaafk
Baca selengkapnya

CHAPTER 127 (Perubahan Rencana)

***"Faissal, sepertinya rencana akan sedikit berubah. Aku pikir ada baiknya kita kembali ke Tangier bersama," ucap Fatma setelah membiarkan keheningan di antara mereka beberapa saat. Bukan tanpa sebab dia memutuskan ini. Dia sempat tersulut oleh sikap Sabrina sehingga harus memberikan beberapa petunjuk bagi wanita ular itu lebih cepat dari apa yang sudah dia rencanakan. Fatma yakin, Sabrina sudah bertindak dengan melibatkan Tuan Gamal dan Meryem dalam persoalan ini. Semestinya dia bisa menunda memberikan petunjuk, setidaknya sampai benar-benar siap. Namun, yang terpenting sekarang adalah berada satu langkah lebih cepat dari Sabrina dan kedua orang tuanya."Aku mengerti," jawab Faissal. Saat itu juga mereka menuju bandara. Ada beberapa itinerary yang dirubah melalui pemesanan tiket khusus yang dilakukan oleh Fatma. Sebenarnya ada cara yang lebih praktis, yakni dengan menggunakan jet pribadi milik Keluarga Besar Benmoussa, tapi sepertinya hal itu justru menjadi keputusa
Baca selengkapnya

CHAPTER 128 (Salah Paham)

"Wanita itu meninggalkanku," ucap Omran dengan suara yang lemah."Wanita itu meninggalkanku!" Dia mengulangi kalimat itu dengan suara yang sedikit lebih keras. Sesaat kemudian dia bangkit sambil meneriakkan kalimat yang sama, " Wanita itu meninggalkanku!" Kali ini suara Omran terdengar lebih keras lagi, bersamaan dengan kerasnya suara pecahan kaca meja rias yang baru saya dia pukul menggunakan genggaman tangannya."Aaaakh ..." Nyonya Adeline yang terkejut ikut berteriak histeris sambil memejamkan mata dengan kedua tangan mengepal menutupi wajah. Ketika matanya terbuka, dia harus kembali berteriak untuk kedua kali. Darah segar mengalir dari kepalan tangan Omran. Namun, pria itu seolah-olah tidak merasakan sakit sama sekali. Tentu, jika dibandingkan dengan luka itu, hatinya merasakan sakit yang jauh lebih besar.Tuan Khaleed refleks memeluk Nyonya Adeline yang terlihat syok."Omran! Kamu sadar apa yang baru saja kamu lakukan?" Tuan Khaleed meninggikan inton
Baca selengkapnya

CHAPTER 129 (Dokter Farouk Tidak Bersalah)

"Apa kamu tidak sedang bercanda, Omar?" tanya Nyonya Adeline yang kini merasakan sendi-sendinya melemah sehingga dia seolah tidak lagi mampu berpijak. "Maaf, Ma ... Kami memiliki sebuah alasan menyembunyikannya yang kini alasan itu sudah tidak penting lagi." Omran menatap ke arah Sabrina yang kikuk, secepat mungkin wanita itu merubah raut wajahnya seolah terlihat bersalah, sehingga Omran yakin untuk tidak perlu membuka jati diri Sabrina yang menyamar sebagai Cassandra. "Kami benar-benar menikah sejak beberapa bulan yang lalu." Omran meneruskan ucapannya. "Ja-jadi ... Fatma mengandung janin siapa?" tanya Nyonya Adeline. "Janin si brengsek ini!" Omran menoleh kasar ke arah Dokter Farouk. "... Dia pasti sudah menjebak Fatma, karena aku yakin Fatma tidak serendah itu jika bukan karena dijebak," lanjutnya. "Benarkah itu, Dok?" tanya Soraya berusaha tegar. "Ibu sering melihat kebersamaan mereka di kantin." Bibi Halima menegaskan opini yang belum dipastikan kebe
Baca selengkapnya

CHAPTER 130 (Menghilang)

Tuan Khaleed segera menghubungi Tuan Ayyoub melalui sambungan telepon untuk memastikan bahwa Fatma sudah tiba di kediaman mereka. Namun, sayangnya Tuan Ayyoub justru mengatakan bahwa putrinya dan Faissal tidak dapat dihubungi, setelah tadi Fatma sempat menghubunginya dan mengatakan bahwa mereka baru saja mendarat melalui bandara yang berada di Tangier.Kegelisahan tiba-tiba saja membuat semua orang kini tidak mampu mengenyahkan pikiran buruk mereka tentang Fatma. Sabrina mungkin belum lari terlalu jauh. Tapi, tidak menutup kemungkinan dia bisa melancarkan aksinya melalui orang lain.Kepanikan semakin menyerang membabi buta di dalam benak Omran kala cuaca buruk tiba-tiba saja menyelimuti langit Paris, sehingga tidak memungkinkan bagi Omran dan kedua orang tuanya untuk segera menyusul Fatma menggunakan jet pribadi yang mereka miliki. Waktu seolah tidak berpihak pada mereka. Di kala Fatma sedang terancam, seolah langkah mereka harus berhenti tanpa bisa melakukan apa-apa s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status