Semua Bab Di Penghujung Waktu: Bab 31 - Bab 40

67 Bab

30

***"Mau gue anterin?" tawar Fikri yang berdiri di samping Nayra. Pemuda itu menunggui Nayra sedari tadi sampai gadis itu selesai bekerja. Nayra melirik Fikri "enggak usah, makasih. Aku bisa pulang sendiri!" jawab Nayra ramah sambil tersenyum.Fikri terpaku dengan sikap Nayra saat ini, ia berhenti melangkah, membuat Nayra yang menyadari tidak ada Fikri di sampingnya kebingungan.Nayra berbalik melihat Fikri ada dibelakangnya dengan tubuh yang terdiam."Fikri?" Nayra menatap Fikri heran, gadis itu memiringkan kepalanya.Sedangkan Fikri merasakan jantungnya kini meronta seolah ingin keluar, berdegup begitu cepat dengan rasa panas menjalar dalam tubuhnya ."Aku?" ucap Fikri dengan mata menatap ke arah Nayra.Nayra tersenyum "ini aku, kamu yang mau tahu kan?..dan ini yang sebenarnya!" balas Nayra tenang.Fikri tersenyum senang, kemudian menunduk salting."Kalau bukan karena enggak mahram, udah gue peluk!" ucap F
Baca selengkapnya

31

***"Nay?" panggil Via yang sedang berdandan di depan kaca.Nayra yang sibuk menjadwal hanya menjawab dengan gumaman ringan."Hari ini lo kerja lagi?" tanya Via."Heem.." singkat Nayra.Via mulai merasa jengah dengan sikap Nayra yang hanya menjawab dengan gumaman atau deheman saja. Via menatap Nayra sambil berkacak pinggang."Tuh mulut gak guna banget sih neng, jawab kek jangan cuman heem heemmm doang. mau jadi the next Nisa sabyan lo?" kesal Via, tangannya kini sudah terlipat didepan dada. Matanya menatap sang sahabat dengan tajam." gue harus jawab apa emang?" kata Nayra masih belum menolehkan pandangannya ke arah Via.Via jengkel di buatnya "iiiih..Nay, jangan gitu dong, lo nyuekin gue!"Nayra menghembuskan nafasnya, kemudian berbalik menatap Via. Kini Nayra terfokus hanya pada gadis berhijab didepan nya, jika Nayra tidak menggubris, sudah Nayra yakini Via akan merajuk padanya."Ada apa neng Via yang cantik dan
Baca selengkapnya

32

***Kenapa selalu seperti ini?Nayra hanya ingin memiliki seseorang yang perduli padanya, ia tak bermaksud merebut atau apapun itu."Maaf Vi. Ini salah gue ya?" lirih Nayra dengan tangis yang tertahan. Via yang tertunduk kini mengangkat kepalanya."Enggak Nay, yang salah itu mereka. Gue lebih baik punya lo dari pada mereka, gue udah terlalu kecewa sama sikap mereka yang jelek-jelekin elo di belakang.. gue enggak terima Nay.. Lo sahabat gue.." ungkap Via dengan isak tangis nya.Kenapa persahabatan mereka harus seperti ini?Tak dapat ditahan lagi oleh Nayra cairan bening dari matanya kini berhasil meluncur melewati pipinya. Tapi dengan segera Nayra menghapusnya."Makasih Vi karena lo udah mau jadi sahabat gue. Makasih udah selalu ada buat gue, bahkan lo rela korbanin persahabatan lo yang udah lama cuman buat berteman sama gadis liar kayak gue. Gue minta maaf karena udah buat lo terbawa keburukan gue. Maaf karena lo punya sahabat kayak g
Baca selengkapnya

33

***"Nayra?"Merasa namanya terpanggil, Nayra membalikkan tubuhnya untuk melihat ke asal suara."Kakak!" seru Claudia."Vivia?" Nayra terkejut dengan kehadiran Vivia yang benar-benar mendadak. Ia terpaku diam disamping Fikri, pemuda itu pun ikut terdiam.Via berjalan mendekat ke arah Nayra.Nayra menundukkan kepalanya, ia sangat merasa bersalah, ia yakin Via akan sangat marah besar terhadap semua kebohonganya. Andai Nayra mengatakan semua ini dari awal, mungkin tidak akan berakhir seperti ini."Vi!... aku... aku..." ujar Nayra dengan terbata. Langkahnya bergerak perlahan mendekati Via.Apa yang harus dilakukannya?Tampak jelas Via marah terhadap Nayra, wajah gadis itu sudah memerah kesal."Maksud lo apa sih bohongin gue Nay?" tanya Via dengan suara yang meninggi.Tangan Nayra terulur ke arah Via, tapi ditepisnya tangan Nayra kasar.Nayra mulai bingung."Vi, sebaiknya lo omongin baik-baik sama
Baca selengkapnya

34

***Di tempat lain, seorang wanita paruh baya tengah menangis sembari memeluk bingkai foto puteri bungsunya yang sudah hampir beberapa hari tak kunjung pulang.Wanita itu umi Aminah, tengah menangisi Nayra yang belum pulang juga sampai hari ini. Khawatir berlebih membuat beliau tidak nafsu makan dan kekurangan porsi tidur. "Umi... ayok makan dulu, nanti sakit kalau umi enggak makan terus!" ujar seorang gadis dengan membawa nampan berisi bubur. Duduk disamping uminya setelah menyimpan makanan di atas meja.Umi Aminah menggelengkan kepalanya. Lagi-lagi beliau menolak asupan pada tubuhnya."Umi... ayolah makan mi, Naura enggak mau liat umi sakit. kita usahakan untuk nyari Nayra ya mi?" bujuk Naura - kakak Nayra pada umi Aminah. Berharap uminya mau menurut, Naura khawatir jika uminya akan menderita sakit parah kalau terus-terusan seperti ini." Kalau umi sakit, Nayra akan sedih nanti!" lanjutnya membujuk, walau dengan keterpaksaan mengguna
Baca selengkapnya

35

***Tangis seorang gadis bergema disebuah kamar dengan keadaan yang kacau. Barang-barang tersimpan bukan pada tempatnya, lembar-lembar tisu berhamburan dilantai, gadis lain hanya terdiam melihatinya tanpa mau membujuk supaya dia menghentikan tangisnya.Claudia malah menguap lebar dengan ditutupi telapak tangan nya. Sedangkan Via masih saja bersedih setelah kejadian tadi siang.Clau tahu, Via mungkin kecewa karena Rahma, guru pembimbingnya itu ternyata adalah Kak Nayra, sahabat kakaknya. Semua orang pasti akan merasakan hal yang sama saat seseorang yang sudah dianggap keluarga, tapi malah menutupi segalanya seolah tak percaya.Yang Clau tidak suka, ya itu. Kakak nya terlalu dramatis, apa susah nya mendengarkan penjelasan Nayra dulu sebelum bertingkah bak orang putus cinta seperti ini.Claudia bangkit dari keterdiaman nya di atas kursi, melangkah mendekati kakak nya yang sedang menangis berguling di kasur." kecewa sih boleh, tapi
Baca selengkapnya

36

***Seorang gadis diseret masuk ke dalam sebuah rumah oleh seorang pria dewasa dengan wajah marah yang tertahan.Gadis itu hanya bisa mengikuti langkah pria itu, tak ada niat untuk berontak.Ia sudah lelah dengan semuanya. Sekalipun ia menolak, hanya akan ada rasa sakit yang bertambah.Saat masuk, ada 3 orang yag sangat dikenalnya sedang berkumpul diruang keluarga. Tampak jelas kekhawatiran pada ketiga orang tersebut. Entah khawatir padanya atau ada hal lain, Nayra tidak tahu.Mereka abi, umi, dan Naura.Nayra hanya terdiam dengan tangan yang masih di genggam oleh Rafka. Ada rasa sakit dibagian pergelangan tangan nya, tapi Nayra tidak berani menyuarakan nya.Nayra seakan kehilangan semua ingatannya, terdiam dengan fikiran kosongnya.Umi Aminah yang memang menunggu kepulang Nayra langsung menghambur memeluk puterinya dengan tangis yang mulai pecah.Wanita paruh baya itu sangat merindukan Nayra.Tapi Nayra hanya dia
Baca selengkapnya

37

***Merasakan kebahagiaan itu memiliki proses yang begitu sulit. Harus menghadapi kesulitan, luka,dan perjuangan lain dulu.Kebahagiaan memang ada, tapi datang pada waktu yang tepat.Menunggu kebahagiaan memang melelahkan, beban yang semakin hari semakin menumpuk membuat bahu yang dulu nya kuat kini membungkuk.Keinginan lenyap dari dunia ini selalu jadi yang utama sebagai sebuah keputus asaan. saat luka semakin dalam, hati semakin hancur, batin yang semakin melemah membuatnya datang memenuhi pikiran untuk bertindak bodoh.Tak kuat, itu yang Nayra rasakan saat ini.Ingin menyerah, tapi ini masih awal kehidupannya.Dia menyadari bahwa dunia ini begitu kejam dengan skenario yang rumit. Rencana yang sudah tersusun dengan baik pun tak akan bisa berjalan sama.Sebaik apapun menjadi penulis dalam cerita hidup kita, kita tetaplah seorang aktor, aktris dan pemeran utama dalam skenario yang sudah Tuhan tuliskan.Walaupun begitu,
Baca selengkapnya

38

***Nayra berjalan menyusuri koridor sendirian.Melangkah secara perlahan dengan mata menatap kosong.Ia ingat saat dulu masih bersama ke tiga sahabatnya, bercanda, tertawa, bahkan berjalan bersama-sama.Dan hal itu kini sangat ia rindukan.Tapi apa yang sudah pergi tak mampu untuk ia gapai kembali. Dulu semua itu begitu dekat dengannya, sekarang menjauh tanpa mau berbalik padanya lagi.Ini memang kesalahannya.Ya, semua salahnya.Menyembunyikan banyak hal dari semua sahabatnya. Tentang hidupnya, siapa dirinya, dan masalalunya.Bukan tak ingin memberitahu, tapi ini masalahnya, rasa tidak mau para sahabatnya mencampuri kehidupannya yang tak pernah sebahagia mereka.Dia takut, apa yang di fikirkan nya malah menjadi semakin buruk lebih dari ini.Cukup beban itu dia yang merasakannya, jangan teman-temannya juga.Rasa rindu yang begitu dalam, membuatnya hanya bisa menghela nafas berat.Nayra jadi i
Baca selengkapnya

39

***Bel istirahat sudah berbunyi, semua murid keluar dari dalam kelas, termasuk Nayra.Berjalan menuju arah perpustakaan, tempat paling tenang yang sangat Nayra sukai. Dia ingin menenangkan diri disana, pikiran nya benar-benar kacau sekarang. Pelajaran barusan pun tidak ada yang menempel di otak nya, hanya seliweran berlalu lalang tak berguna.Nayra mulai pada kebiasaan nya. tangan nya merogoh headset yang ada disaku bajunya, menyambungkan nya dengan ponsel dan menyumpal sebelah telinganya.Tapi langkahnya terhenti saat sepasang sepatu terlihat berhenti didepannya.Nayra mendongakkan kepalanya  ingin tahu siapa pemiliknya."Nay?" panggil nya. Sosok itu berdiri tegap dihadapan Nayra, meneliti gadis itu dari ujung kepala hingga ujung kaki. Tak ada luka." kamu baik-baik saja kan Nay?" tanya Fikri dengan mimik khawatir.Ya, dia Fikri.Laki-laki yang tidak pernah diam karena belum bertemu dengan Nayra. Pasalnya dia khaw
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status