Home / All / Tujuh Dosa Besar / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Tujuh Dosa Besar: Chapter 101 - Chapter 110

112 Chapters

101. RENCANA TAMBAHAN CANDRA

Dengan semangat dan harapan yang tersisa, para pemain yang ada dalam game tersebut berlari mengikuti para anggota Ravens Destroyers. Mereka yang memiliki jobclass selain penyembuh, langsung menghampiri Asmodeus. Satu persatu, para pemain yang masih memiliki kekuatan keluar dari tempat persembunyiannya.Sebelumnya Arya sempat berteriak dan didengar oleh pemain yang ada di sekitarnya. Untuk ikut bersamanya menyerang Asmodeus bersama-sama. Namun, dia pun membuat penekanan bagi para pemian dengan elemen api, untuk tidak menyerang Asmodeus menggunakan jurus mereka.Seruan Arya tersebut menyebar dari mulut ke mulut. Para pemain yang mengenal dan mempercayai Arya pun langsung ikut ke dalam pertempuran. Sedangkan untuk pemain yang memiliki kemampuan penyembuh, berdiri di barisan belakang. Sebisa mungkin stamina yang mereka miliki digunakan untuk memberikan penyembuhan bagi para pemain yang kritis. “Hahaha! Kalian masih memiliki keberanian untuk melawanku?” ucapan Asmodeus itu menggema. Tak a
Read more

102. DRAIN SOUL

“Lakukan setelah ada aba-aba dari saya. Sementara itu saya akan memberi tahu Idun dan Angel terlebih dahulu.”Dengan hati yang mantap, Arya menyetujui rencana tambahan dari Candra. Jika dipikir ulang, memang rencana Candra ini bisa sedikit menguntungkannya. Kalau berhasil dan presentase health point milik Asmodeus berkurang. Maka itu akan menjadi keuntungan untuk mereka. Di mana ke sepuluh pemain dengan elemen air hanya tinggal memberikan eksekusi terakhir.“Roger!” Candra pun menarik kedua sudut bibirnya. Senyuman kecil terlihat mengembang di wajahnya.Pria itu pun terus berlari lebih cepat menuju danau. Di belakangnya masih terlihat Asmodeus mengamuk dengan membabi buta. Pasti iblis itu juga sudah ingin mengakhiri permainan ini. Namun, Candra akan memastikan permainan ini berakhir tidak sesuai dengan ekspektasi dan keinginan sang iblis.“Aaakk!”Terdengar teriakan dari beberapa pemain yang sudah tak sanggup unt
Read more

103. RANTAI BESI

“Wind bazooka!”Wush! Bugh!Sebuah peluru bulat melesat di udara dan langsung mengarah ke arah Asmodeus yang terlihat lemah. Dengan kekuatan angin yang kencang mendorong peluru tersebut. Membuat sebuah efek hantaman dahsyat pada Asmodeus.Zrrrtt! Byuur!Seketika Asmodeus terdorong oleh peluru tersebut sampai ke danau.Arya yang menyaksikan aksi heroik itu langsung mengehela napas lega. Ia langsung mengarahkan pandangannya ke arah orang yang baru saja melancarkan serangan pada Asmodeus.“Pak Noci,” ucap Arya dengan mata membulat.Ya, orang yang baru saja menyerang Asmodeus adalah Noci, anggota dari Grim Reaper. Arya sontak terkejut dengan keberadaan Noci. Pasalnya seingat Arya, saat dia menjemput Shali dari persembunyian tim Grim Reaper. Laki-laki itu memutuskan untuk menjaga sang leader yang sedang terbaring lemah.“Pak Noci!” teriak Arya sembari berlari ke arah laki-laki itu. “Terima kasih,” ucapnya kemudian.Noci pun tersenyum. “Tidak usah berterima kasih. Kita harus saling membantu
Read more

104. ICE QUEEN SWORD

“Chain of Death!” seru Giovanni. Hatinya merasa panas, karena Asmodeus menganggapnya remeh.Rantai besi yang sangat besar pun muncul dari dasar danau. Kemudian, rantai itu langsung melilit tubuh besar milik Asmodeus. Terlihat detail seperti tengkorang menghiasi rantai itu. Kekuatannya sangatlah besar, sampai-sampai Asmodeus benar-benar tidak bisa berkutik.Selama berada di sini, Giovanni selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik dan tak terkalahkan. Namun, di awal permainan dirinya merasa kalah dari sosok anak laki-laki seumurannya yang mampu mengendalikan dan mengontrol permainan.Melihat kesuksesan anak tersebut, membuat Giovanni merasa termotivasi untuk tidak kalah dari anak tersebut. Selain itu, di satu sisi, memang Giovanni tipikal orang yang tidak ingin terlihat kalah dan merasa bahwa dirinyalah yang paling hebat.Sadar akan kekurangannya, Giovanni terus belajar mengendalikan elemennya. Sehingga sekarang, dia bisa menguasai teknik elemen yang dimilikinya. Bahkan sekarang Giovan
Read more

105. KEKALAHAN ASMODEUS

Di luar dinding es, terlihat Arya sedang menunggu dengan perasaan yang sedikit gelisah. Kedua bola matanya itu terus menatap ke arah dinding es yang sangat tebal. Ada perasaan khawatir jika misi ini gagal. Karena jujur, Arya sendiri tidak memiliki rencana lain. Tubuhnya benar-benar sangat lelah, otaknya pun sudah tak bisa digunakan untuk berpikir secara jernih. Arya ingin misi ini segera berakhir. Krak. Prang! Terdengar suara pecahan yang sangat besar. Ternyata suara itu berasal dari dinding es yang sedang Arya lihat. Dinding es yang tadi terlihat sangat kuat dan kokoh itu langsung pecah begitu saja. Mata Arya langsung membulat saat melihat kesepuluh pemain yang sedang berdiri di atas air. Setelah itu, Arya mengalihkan pandangannya pada sosok makhluk besar. Betapa sangat terkejutnya Arya ketika melihat sebuah pedang es menusuk bagian jantung makhluk besar itu. “Arrrgh! S-sialan, a-aku ka-lah,” ucap makhluk itu dengan terbata-bata. Brugh. Kemudian mahkluk besar, yang tidak lain d
Read more

106. PENALTI

“Angel!” teriak seorang laki-laki dengan suara beratnya.Kemudian sebuah pukulan mendarat di pipi gadis itu. Saking kerasnya, sampai-sampai Angel harus tersungkur di atas tanah.“Reza!” Dida yang terkejut langsung berteriak dan menghampiri Angel. “Gila, ya? Kamu cowok bukan? Kok berani main tangan sama cewek?” sentaknya yang tak terima.Dida pun menoleh ke arah Angel dengan perasaan yang sangat khawatir. “Angel, kamu nggak papa, kan?”Namun, perhatian dari Dida pun ditolak mentah-mentah oleh gadis itu. Angel langsung mendorong Dida dan dia pun berusaha bangkit sendiri.“Kenapa? Kalian mau nyalahin gue? Silakan, salahkan saja!” berang Angel.Gadis itu tahu betul alasan di balik murkanya seorang Reza. Sampai laki-laki itu berani memukulnya. Angel tak akan marah, dia siap jika harus disalahkan. Lagi pula dia juga sudah tidak peduli dengan tim ini.Candra yang sama emosinya, langsung menghampiri Angel. Dia pun mencengkram kerah Angel dengan kuat.“Kamu tidak ada perasaan bersalah sama sek
Read more

107. THE FALCON CITY

Dengan atmosfer yang masih terasa panas, keenam anggota Ravens Destroyers mendarat di sebuah tempat yang sangat berbeda dari sebelumnya. Terlihat para pemain lain pun sudah mulai tiba dan memadati tempat tersebut.“Di mana ini?” Idun adalah orang pertama yang bertanya demikian. Sembari memandang ke sekelilingnya, laki-laki berrambut cepak itu hanya melihat padang rumput yang luas.“Entahlah,” timpal Arya, dia pun masih mengamati sekelilingnya. Sejauh mata memandang, nampak hutan ada di ujung tempat itu. Namun, Arya ragu kalau mereka bisa memasuki tempat itu.Di dalam otaknya Arya mencoba untuk memikirkan kemungkinan misi selanjutnya. Iya, benar, saat ini yang harus dia pikirkan adalah tantangan yang akan mereka hadapi ke depannya. Walau beberapa saat lalu dia masih memikirkan perasaan kesal dan amarahnya kepada Angel. Akan tetapi, jika dipikir ulang, itu akan membuang-biang waktu.Benar kata Dida, kalau Arya dan timnya harus me-reset semua yang sudah terjadi. Nasi sudah menjadi bubur,
Read more

108. BERBURU BISON

“Slash fire!”Sebuah tebasan api berhasil membelah monster laba-laba yang memiliki ukuran lumayan besar. Kemudian tubuh monster laba-laba yang sudah terbelah itu langsung berubah menjadi pecahan kaca. Seketika menghilang tepat di hadapan Arya.Ting.Sebuah notifikasi muncul pada jam digital yang melingkar di pergelangan tangan kiri Arya. Kemudian dia bisa melihat bahwa gold miliknya bertambah.Saat ini Arya bersama teman satu tim—dan lebih tepatnya bersama pemain lain—sedang melewati hutan belantara. Sesuai dengan apa yang diucapkan Poppy beberapa jam yang lalu. Misi yang akan mereka hadapi kali ini ada di balik hutan ini.Selain itu misi kali ini adalah sebuah misi individu. Di mana, keterlilbatan tim tidak terlalu berpengaruh penting. Akan tetapi, Arya masih mendapatkan tanggung jawab untuk mengontrol semua anggota timnya.Arya melihat ke sekelilingnya, dia masih bisa melihat kelima anggota timnya yang baru saja mengalahkan monster-monster level rendah di hutan ini. Dan perlahan uan
Read more

109. JANGAN BUNUH BISON ITU

“Falcon Arventus!” seru Angel, yang kemudian melepaskan anak panahnya. Seketika anak panah itu melesat dengan cepat, lalu berubah menjadi seekor elang. Tak ingin kalah, dari sisi lain terlihat percikan api. “Fire Hawk!” seru Arya yang langsung dari ujung pedangnya keluar tiga ekor burung dan segera menuju ke arah Bison. Prang! Kemudian bison yang ukurannya sangat besar itu pun seketika terkalahkan. Berubah menjadi kepingan kaca, dan langsung menghilang. Ting. Terdengar suara notifikasi. Baik Angel maupun Arya sama-sama melihat ke arah jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kiri mereka. “Cih!” Arya berdecih kesal. Ternyata suara notifikasi itu bukan dari jam miliknya. “Gue yang dapat,” kata Angel sembari menyeringai. Rasa bangga kini sedang ia rasakan. Akhirnya dia bisa mengalahkan Arya, walaupun hanya dengan kontes kecil-kecilan seperti ini. “Harusnya itu jadi bagian gue!” protes Arya tak terima, dia langsung menghampiri Angel. Gadis itu hanya mendengus dan menatap Ar
Read more

110. SI TUA GILA HARTA

“Sudah tiga hari ini kami tidak mendapatkan makanan. Warga desa ini, dan desa lainnya pun hidup bergantung dari pada bison-bison ini,” ucap Arsen pada Arya dan Angel yang saat itu ikut bersamanya.Laki-laki itu sedang memotong daging bison yang tadi ia dapatkan. Kemudian dia bagikan kesetiap orang yang mengantre untuk mendapatkan bagiannya.“Bison-bison ini diburu oleh kalian. Entah apa tujuannya, tapi kami juga mmebutuhkan bison ini untuk keberlangsungan hidup.” Ada nada sedih dari kalimat yang baru saja Arsen katakan. Dan itu, terdengar jelas di telinga Arya.Selama hampir dua jam Arya berada di perkampungan ini. Dia mendapatkan sebuah informasi penting. Yaitu status Arsen dan para penduduk di sini adalah NPC. Mereka bukan pemain seperti Arya maupun Angel. Dan, pasti inilah misi yang sesungguhnya.“Tapi … bukannya bison-bison itu banyak. Bahkan aku saja sampai kewalahan,” timpal Arya.“Memang, tapi tetap saja. Jika bison itu diburu secara liar seperti ini, bagaimana nasib kami ke de
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status