Home / All / Sang Panglima Perang / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Sang Panglima Perang: Chapter 151 - Chapter 160

290 Chapters

Tiga Hari

    Keesokan paginya, di aula istana dikejutkan dengan kabar penjara departemen penyelidikan yang dimasuki oleh seseorang. Ditambah lagi kematian salah satu tahanan yang merupakan saksi atas masalah Zhang Yuan membuat mereka mengira-ngira kalau orang yang menerobos masuk pasti ingin mengakhiri saksi mata. Namun begitu mendengar siapa penerobos penjara, semua orang kembali terdiam dan saling melempar pandangan.    Beberapa dari menteri mengemukakan pendapat kalau mereka tidak mempercayai Zhang Yuan akan melakukan hal sebodoh itu, apalagi sekarang dia dalam masa hukuman dari kaisar. Namun beberapa menteri lagi justru mencurigainya sebab mungkin saja dilakukan Zhang Yuan untuk menghilangkan saksi mata agar kebohongannya tidak diketahui.    Kaisar Qin Huang yang mendengar hal itu ikut terkejut juga dan tak menyangka kalau Zhang Yuan akan bertindak gegabah dan membahayakan dirinya sendiri. Hal ini jelas mempersulitnya juga, seb
Read more

Kekesalan Dong Shuo

    “Sembarangan! Departemen penyelidikanku bukan gampangan!” bantah Xu Xiao memelototi Zhang Yuan.    “Bukan aku yang meragukan departemen penyelidikanmu, tapi penasihat Dong. Jangan salahkan aku,” balas Zhang Yuan melirik Dong Shuo yang berdiri di depan sana.    Dong Shuo tersenyum kecil, tidak mau mengakui kekalahannya. Dia menyinggung Xu Xiao dengan penampilan Zhang Yuan yang bahkan tak terlihat seperti habis diinterogasi dalam penyiksaan. Namun kecurigaan itu justru ditepis Xu Xiao dengan mengangkat pakaian Zhang Yuan dan menunjukan semua luka di tubuhnya.    Di depan seluruh menteri dan pejabat, Xu Xiao menjelaskan alasan dia melakukan hal itu terhadap Zhang Yuan karena khawatir dengan kaisar jika penampilan Zhang Yuan justru mengotori aula istana sebab selama semalam, penyelidikan mereka tak pernah berhenti.    Melihat kondisi tubuh Zhang Yuan, se
Read more

Penghakiman Zhang Yuan

    Sepotong kain berwarna hijau pekat ditemukan di dalam pakaian sang lelaki. Hal ini merupakan salah satu bukti kalau yang berada di dalam penjara waktu itu bukan hanya Zhang Yuan, melainkan ada orang lain lagi yang mendahuluinya.    “Tabib Yao, terima kasih atas bantuannya. Dengan adanya ini, bisa membantuku untuk keluar dari dalam sini.”    “Panglima Zhang tak perlu berterima kasih, hal ini tidak seberapa dengan bantuanmu hingga aku bisa seperti sekarang.”    Zhang Yuan mengambil potongan kain dari tangan tabib Yao lalu meminta dia menunggu di luar bilik penjara. Karena kesempatan pertemuan mereka tidak banyak, Zhang Yuan meminta Xiao Ge untuk mencari asal usul sepotong kain yang ada di tangannya.    Xiao Ge mengangguk. Kedatangannya kemari juga ingin memberikan informasi kalau Liu Bai telah menemukan orang yang dicari, dan akan bergerak jika Zhang Y
Read more

Bukti Nyata

    “Yang mulia, ini sangat tidak adil. Waktu tiga hari belum berlalu, itu berarti aku masih punya kesempatan untuk memberikan bukti.”    “Lancang! Berani sekali kau—”    Hardikan kasim Ma disela oleh Qin Huang dengan mengangkat tangannya. Dengan wajah kesal dia memberikan waktu pada Zhang Yuan sampai matahari tenggelam. Jika masih belum juga memberikan bukti, maka hukuman seratus cambukan akan ditambahkan lagi.    Waktu berlalu terasa sangat lama. Para menteri juga semakin kesal karena harus menghabiskan waktu yang panjang di dalam aula istana hanya untuk menunggu bukti dari Zhang Yuan datang. Sedangkan Dong Shuo masih tetap mempertahankan senyuman kemenangan dengan santai.    Mentari yang bersinar juga mulai terbenam. Langit mulai gelap. Waktu yang diberikan telah berakhir. Namun Zhang Yuan masih terdiam di tengah aula istana.  
Read more

Aroma Misterius

    Xiao Ge melanjutkan perkataan yang terhenti dengan bisikan pelan. Sorot mata Zhang Yuan dan Liu Bai melotot mendengar bahwa sepotong kain itu berasal dari dari dalam istana dan baru-baru ini dia menyelidiki di departemen penyulaman istana kalau bahan pakaian dari sepotong kain itu digunakan oleh kasim istana.    “Seorang kasim biasa tentu tidak bisa memiliki keberanian seperti itu,” ucap Zhang Yuan menebak sendiri dalam benaknya.    “Maksud Tuan, apa mungkin kepala kasim?” sambung Xiao Ge mengutarakan pemikirannya.    Zhang Yuan masih terdiam memegang potongan kain yang baru saja dia ambil dari tangan Xiao Ge. Namun begitu merasakan sesuatu hal aneh, dia terdiam sejenak. Kedua bola matanya bahkan bergerak ke kiri dan ke kanan seolah memikirkan sesuatu.    “Xiao Ge, aku ingin menemui kaisar!”    “Sekarang?&rdqu
Read more

Dupa Penenang

    “Panglima Zhang, ada apa?” tanya Guan Zhong begitu melihat ekspresi Zhang Yuan yang memaku dalam diam.    “Tidak ada apa-apa, hanya saja. Aroma ini bukan sembarangan untuk didapatkan.”    Guan Zhong tertawa kecil, dia menjelaskan kalau dupa penenang itu adalah pemberian dari kaisar. Akan sangat disayangkan jika tidak digunakan, jadi lebih baik diberikan pada Zhang Yuan saja agar dipergunakan dengan baik.    Mendengar penjelasan itu, Zhang Yuan baru terpikir kalau Guan Zhong terkenal sebagai pria yang begitu perhitungan jika dalam hal perekonomian. Bahkan untuk memberikan hadiah pada orang lain saja, dia sangat berhati-hati dan tak mau rugi.    “Tuan Guan, hadiah seperti ini aku tidak bisa menerimanya. Jika kaisar tahu, maka ini akan menjadi masalah karena kau sama sekali tidak menghargai pemberiannya,” imbuh Zhang Yuan menutup kembali kot
Read more

Laporan Rencana Rahasia

    Qin Huang menarik panjang napasnya, menahan rasa kesal bersamaan dengan gerakan tangan yang menginstruksikan agar Zhang Yuan memberitahukan hal penting itu.    “Aku menemukan ini di tubuh prajurit yang meninggal di dalam penjara,” ucap Zhang Yuan mengeluarkan potongan kain dari dalam sakunya.    Dia melanjutkan pembicaraan dengan mengatakan dari mana asal usul potongan kain berwarna hijau itu dan seperti apa hasil yang telah dia telusuri.    “Kau bahkan menyembunyikan hal ini dariku?!” tegas Qin Huang memelototi Zhang Yuan.    Bukannya bermaksud untuk menyimpannya dari Qin Huang, tapi Zhang Yuan memang sengaja belum memberitahukan tentang hal itu sebelum mendapatkan petunjuk yang tepat untuk menargetkan pelaku sebenarnya. Namun begitu mengetahui dari Xiao Ge kalau pemilik potongan kain itu berhubungan dengan seseorang yang berasal dari dalam istana,
Read more

Pertemuan Rahasia Dong Shuo

    “Bisakah kau membantuku?”    Selir Yinping tertawa kecil, tak percaya kalau Zhang Yuan menemuinya hanya karena ingin meminta bantuan darinya, “kau menemuiku hanya karena ini? ... panglima Zhang, aku tak mau menambah masalah bagi kerajaanku. Pergilah.”    “Justru hal yang aku minta ini akan menguntungkan posisimu juga di dalam istana.”    Mendengar hal itu Yinping terdiam, menunggu Zhang Yuan menjelaskan maksud dari kalimat sebelumnya. Sorot mata yang sejak tadi penuh keraguan kini menjadi penasaran dengan apa rencana yang disusun Zhang Yuan.    Saat ini Zhang Yuan tidak memperpanjang penjelasannya. Dia hanya meminta Yinping untuk mengawasi gerak-gerik kasim Ma karena hanya melalui kasim Ma, Yinping baru bisa mendapatkan kepercayaan kaisar dan alasan dari maksud Zhang Yuan.    Sebagai balasannya Zhan
Read more

Seseorang Misterius

    Begitu mendengar perkataan Yinping, Zhang Yuan yang tadinya hendak pergi justru berbalik lagi. Dia segera bertanya kembali tentang apa maksud Yinping, dan hal penting apa yang dia temukan dari kasim Ma.    Yinping memberitahukan kalau dia mendapati kasim Ma sedang membakar pakaiannya sendiri tepat di hari yang sama saat Zhang Yuan menemuinya. Bukan hanya itu saja, bahkan salah satu kasim yang melayani istana kaisar dibunuh olehnya secara diam-diam dan melaporkan kematian kasim itu kepada kaisar dengan alasan bunuh diri karena takut terkena hukuman.    Mendengar cerita dari Yinping Zhang Yuan semakin yakin kalau seseorang dibalik kematian prajurit itu adalah kasim Ma. Rencana untuk membuat pelaku menjadi waspada berhasil, ini adalah alasan kenapa Zhang Yuan mengungkapkan masalah potongan kain tersebut di depan tersangka.    “Aku tahu.”    Yinping menganga mendeng
Read more

Identitas Ma Jun

    Dari buku catatan identitas, kasim Ma sebelumnya hanya seorang kasim biasa yang melayani istana kaisar terdahulu. Namun dalam waktu sebulan telah dipromosikan menjadi kasim pribadi kaisar tanpa adanya kontribusi. Lebih anehnya lagi setelah kasiar meninggal, kasim Ma menjadi pelayan pribadi Qin Huang.    Seharusnya kasim pribadi yang melayani Qin Huang adalah kasim yang selama ini berada di sampingnya, tapi bertepatan dengan kematian sang kaisar sebelumnya, kasim yang melayani putra mahkota Qin Huang juga dinyatakan meninggal.    Melalui buku catatan yang sudah dibaca, Zhang Yuan menebak kalau seseorang misterius di dalam istana yang pernah berbicara dengan Dong Shuo mungkin saja adalah kasim Ma Jun. Hal ini akan segera dipastikan saat rencana yang akan dia lakukan sesuai dengan perkiraan.    Setelah selesai mendapatkan apa yang dia cari, malam harinya Zhang Yuan segera menemui Yinping secara diam
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
29
DMCA.com Protection Status