“Panglima Zhang, ada apa?” tanya Guan Zhong begitu melihat ekspresi Zhang Yuan yang memaku dalam diam.
“Tidak ada apa-apa, hanya saja. Aroma ini bukan sembarangan untuk didapatkan.”
Guan Zhong tertawa kecil, dia menjelaskan kalau dupa penenang itu adalah pemberian dari kaisar. Akan sangat disayangkan jika tidak digunakan, jadi lebih baik diberikan pada Zhang Yuan saja agar dipergunakan dengan baik.
Mendengar penjelasan itu, Zhang Yuan baru terpikir kalau Guan Zhong terkenal sebagai pria yang begitu perhitungan jika dalam hal perekonomian. Bahkan untuk memberikan hadiah pada orang lain saja, dia sangat berhati-hati dan tak mau rugi.
“Tuan Guan, hadiah seperti ini aku tidak bisa menerimanya. Jika kaisar tahu, maka ini akan menjadi masalah karena kau sama sekali tidak menghargai pemberiannya,” imbuh Zhang Yuan menutup kembali kot
Qin Huang menarik panjang napasnya, menahan rasa kesal bersamaan dengan gerakan tangan yang menginstruksikan agar Zhang Yuan memberitahukan hal penting itu. “Aku menemukan ini di tubuh prajurit yang meninggal di dalam penjara,” ucap Zhang Yuan mengeluarkan potongan kain dari dalam sakunya. Dia melanjutkan pembicaraan dengan mengatakan dari mana asal usul potongan kain berwarna hijau itu dan seperti apa hasil yang telah dia telusuri. “Kau bahkan menyembunyikan hal ini dariku?!” tegas Qin Huang memelototi Zhang Yuan. Bukannya bermaksud untuk menyimpannya dari Qin Huang, tapi Zhang Yuan memang sengaja belum memberitahukan tentang hal itu sebelum mendapatkan petunjuk yang tepat untuk menargetkan pelaku sebenarnya. Namun begitu mengetahui dari Xiao Ge kalau pemilik potongan kain itu berhubungan dengan seseorang yang berasal dari dalam istana,
“Bisakah kau membantuku?” Selir Yinping tertawa kecil, tak percaya kalau Zhang Yuan menemuinya hanya karena ingin meminta bantuan darinya, “kau menemuiku hanya karena ini? ... panglima Zhang, aku tak mau menambah masalah bagi kerajaanku. Pergilah.” “Justru hal yang aku minta ini akan menguntungkan posisimu juga di dalam istana.” Mendengar hal itu Yinping terdiam, menunggu Zhang Yuan menjelaskan maksud dari kalimat sebelumnya. Sorot mata yang sejak tadi penuh keraguan kini menjadi penasaran dengan apa rencana yang disusun Zhang Yuan. Saat ini Zhang Yuan tidak memperpanjang penjelasannya. Dia hanya meminta Yinping untuk mengawasi gerak-gerik kasim Ma karena hanya melalui kasim Ma, Yinping baru bisa mendapatkan kepercayaan kaisar dan alasan dari maksud Zhang Yuan. Sebagai balasannya Zhan
Begitu mendengar perkataan Yinping, Zhang Yuan yang tadinya hendak pergi justru berbalik lagi. Dia segera bertanya kembali tentang apa maksud Yinping, dan hal penting apa yang dia temukan dari kasim Ma. Yinping memberitahukan kalau dia mendapati kasim Ma sedang membakar pakaiannya sendiri tepat di hari yang sama saat Zhang Yuan menemuinya. Bukan hanya itu saja, bahkan salah satu kasim yang melayani istana kaisar dibunuh olehnya secara diam-diam dan melaporkan kematian kasim itu kepada kaisar dengan alasan bunuh diri karena takut terkena hukuman. Mendengar cerita dari Yinping Zhang Yuan semakin yakin kalau seseorang dibalik kematian prajurit itu adalah kasim Ma. Rencana untuk membuat pelaku menjadi waspada berhasil, ini adalah alasan kenapa Zhang Yuan mengungkapkan masalah potongan kain tersebut di depan tersangka. “Aku tahu.” Yinping menganga mendeng
Dari buku catatan identitas, kasim Ma sebelumnya hanya seorang kasim biasa yang melayani istana kaisar terdahulu. Namun dalam waktu sebulan telah dipromosikan menjadi kasim pribadi kaisar tanpa adanya kontribusi. Lebih anehnya lagi setelah kasiar meninggal, kasim Ma menjadi pelayan pribadi Qin Huang. Seharusnya kasim pribadi yang melayani Qin Huang adalah kasim yang selama ini berada di sampingnya, tapi bertepatan dengan kematian sang kaisar sebelumnya, kasim yang melayani putra mahkota Qin Huang juga dinyatakan meninggal. Melalui buku catatan yang sudah dibaca, Zhang Yuan menebak kalau seseorang misterius di dalam istana yang pernah berbicara dengan Dong Shuo mungkin saja adalah kasim Ma Jun. Hal ini akan segera dipastikan saat rencana yang akan dia lakukan sesuai dengan perkiraan. Setelah selesai mendapatkan apa yang dia cari, malam harinya Zhang Yuan segera menemui Yinping secara diam
Liu Bai mengambil surat yang ada di tangan Zhang Yuan, tapi ekspresi wajahnya berubah saat mencerna apa maksud Zhang Yuan memerintahkan hal ini. “Bagaimana dengan Tuan?” “Tentu saja aku harus menangkap Zhao Pu. Tugasmu di sini sudah selesai, jadi biar aku saja yang melanjutkannya.” “Tuan, jika kau merencanakan sesuatu yang membahayakan nyawamu, aku akan menemanimu,” balas Liu Bai seolah merasakan ada hal aneh yang sengaja disembunyikan Zhang Yuan. Zhang Yuan tersenyum kecil menggelengkan kepala, dia tahu kalau Liu Bai pasti akan mengacaukan rencananya jika tahu apa yang akan dihadapi. Oleh sebab itu Zhang Yuan sengaja menyuruhnya untuk membawakan pesan penting agar bisa menyingkirkan Liu Bai, dan tidak mengganggu rencananya. “Apa kau pikir aku akan memakai rencana yang akan membahayakan nyawaku?
Semua pengawal Zhao Pu yang telah mengelilingi Zhang Yuan, menyerangnya secara bersamaan. Setiap tebasan pedang begitu membabi buta, tapi masih bisa dihindari Zhang Yuan sebab dia telah menduga akan ada hal ini sejak membuntuti Zhao Pu. Di kegelapan hutan, bunyi pedang serta bunyi kaki yang menyentak tanah membuat suasana yang tadinya hening menjadi riuh. Beberapa pengawal Zhao Pu mulai kalah, dan hal ini membuatnya mulai cemas. Zhang Yuan masih terus melawan dan menjatuhkan semua pengawal yang masih belum menyerah menyerangnya hingga tersisa beberapa orang saja di sekeliling dia. Ketakutan muncul di wajah beberapa pengawal, mereka mulai ragu untuk menyerang Zhang Yuan saat melihat pengawal lainnya menjerit menahan kesakitan. Bahkan pedang di tangan pun ikut bergetar bersamaan dengan saliva yang tertelan berat. “Apa lagi yang kalian tunggu?! Cepat bunuh di
“Lancang!” bentak pengawal pribadi Dong Shuo menghunuskan pedangnya ke arah Zhang Yuan karena kesal mendengar penghinaan yang ditujukan pada tuannya sendiri. “Tidak masalah. Biarkan panglima Zhang mengatakan apa pun yang ingin dia katakan, karena sebentar lagi dia tidak akan mendapatkan kesempatan seperti ini!” Dong Shuo melebarkan kembali senyumannya dengan tatapan kepuasan kepada Zhang Yuan. Dia kembali melanjutkan perintah untuk membawa semua barang bukti beserta Zhang Yuan dan Zhao Pu.*** Di dalam istana, Qin Huang yang baru saja menerima surat dari Xiao Ge begitu antusias setelah mendapatkan kabar tentang Zhang Yuan. Sejak masa hukuman Zhang Yuan berakhir, belum pernah dia menemuinya. Jadi dengan kedatangan surat dari Zhang Yuan, Qin Huang bisa sedikit lega. “Kalian semua keluarlah.” Beberapa detik menatap surat di tangan, dan tak mau untu
“Tidak Yang Mulia, ini hanya salah paham.” “Oh, kalau begitu jelaskan baik-baik apa rencana panglima Zhang? Dan jangan berani membohongiku!” Liu Bai mengangguk yakin. Dia menceritakan semua hal yang diperintahkan Zhang Yuan mulai dari mengawasi kediaman Dong Shuo, wilayah Kanguan, serta Zhao Pu yang bersekongkol dengan Dong Shuo mengenai perdagangan dengan pedagang dari Barat. Semua rencana Zhang Yuan hanya untuk mengungkapkan kejahatan Dong Shuo. Namun dia sendiri masih bingung kenapa Zhang Yuan bisa tiba di wilayah Guang dan memintanya kemari serta menarik semua pasukan yang ditugaskan. “Yang Mulia, aku bisa menjamin dengan kepalaku kalau panglima Zhang sama sekali tidak pernah memiliki niat untuk memberontak,” ucap Liu Bai mengakhiri penjelasannya. Qin Huang terdiam dalam pemikirannya sendiri. Dia membalikan badan dan kemba
Semua orang terperangah melihat kaisar Qin Huang yang seharusnya tak boleh ada di situasi berisiko seperti ini. Perintah untuk menangkap permaisuri Xun Yan dan Ma Jun segera dilakukan oleh prajurit yang dipimpin He Qianfan. Namun sayang tindakan itu berakhir gagal sebab kerumunan rakyat yang berlari dari arah berlawanan, menghalangi pasukan He Qianfan yang berusaha mengejar Ma Jun dan Xun Yan. Sementara itu Zhang Yuan justru terdiam melihat pemandangan di depan mata. Ma Jun dan Xun Yan berlari begitu cepat, hingga berhasil bergabung dengan pasukan musuh. Sedangkan Qin Huang terlarut dalam kegeraman, dia memerintahkan jenderal memimpin pasukan dan menangkap kembali kedua tahanan kerajaan yang meloloskan diri dengan cara apa pun. “Panglima Zhang, kau berani meloloskan tahanan kerajaan!? Apa perintahku sama sekali tidak kau anggap!?” Qin Huang menatap geram ke arah Zhang Yuan. Zhang Yuan menundukkan wajah dan mengakui kesalahan. Namun emo
Pesan yang tertulis di atas kertas membangkitkan kegeraman. Ekspresi Zhang Yuan berubah, kertas dicengkeram kuat hingga tangannya bergetar. “Ada apa panglima Zhang?” tanya jenderal ikut merasa penasaran melihat ekspresi Zhang Yuan. “Mereka meminta kita untuk menyerah. Jika tidak, akan ada kiriman tubuh tak bernyawa lagi setiap dua jam!” “Sialan! Mereka benar-benar tidak manusiawi!” umpat jenderal menahan geram, “apa panglima Zhang punya rencana lain?” Zhang Yuan terdiam sejenak. “Mau mengancamku? Baik!” Zhang Yuan memerintahkan Chen Changyi untuk membawakan pesan ke pihak musuh menggunakan ancaman balik dengan menggunakan nyawa Ma Jun dan permaisuri. Suasana menjadi semakin tegang ketika dua jam berlalu. Kali ini tubuh tak bernyawa seorang wanita muda dan anak kecil yang dikirimkan oleh seekor kuda. Namun Zhang Yuan masih tetap tidak memberi perintah penyerangan hingga menimbulkan perdebatan dengan jenderal.
“Jenderal, kau mencariku?” Pertanyaan Zhang Yuan tak dijawab. Dilihatnya ke mana tujuan arah pandangan mata jenderal. Di ruangan lain, tampak Ma Jun tengah diinterogasi dengan paksaan dan siksaan agar pertanyaan dari seorang prajurit dijawab. Jeritan memekik setiap kali satu layangan cambukkan mengoyak tubuh Ma Jun. “Dia sangat gigih!” jenderal menoleh ke samping lalu melanjutkan perkataan, “sejak tadi dia meminta untuk berbicara denganmu, panglima Zhang.” Zhang Yuan mengangguk singkat lalu berjalan meninggalkan jenderal menuju ke ruangan dimana Ma Jun sementara disiksa. Dengan wajah lebam dan tubuh terluka seperti itu, Ma Jun masih begitu gigih. Ekspresi wajahnya berubah saat kedatangan Zhang Yuan disadari. “Tinggalkan kami berdua.” Tak peduli seperti apa ekspresi Ma Jun padanya, Zhang Yuan hanya diam dalam tatapan dingin. Kini di dalam sana hanya tersisa Zhang Yuan dan Ma Jun. Dua pasang mata saling menatap lama
Terasa nyeri hebat dipunggung akibat benda pipih dan tajam. Nyeri semakin bertambah saat benda yang telah menembus daging ditarik kembali. Zhang Yuan berbalik. Ditatapnya wajah ketakutan dari perempuan yang memegang belati berdarah. “Kak Zhang!” seru Liu Bai dengan suara lantang. Dia berlari cepat dari kejauhan diikuti beberapa prajurit di belakang menuju ke arah Zhang Yuan. “Tangkap dia!” pintah Liu Bai dengan wajah panik memeriksa luka tusukan di punggung Zhang Yuan. Sementara Liu Bai memeriksa punggung Zhang Yuan yang terluka, Zhang Yuan memerintahkan para prajurit untuk melepaskan perempuan yang menusuknya. “Liu Bai, aku tidak apa-apa. Luka ini sama sekali tidak berpengaruh bagiku.” “Tidak bisa! Melukai pejabat penting kaisar hukumannya adalah kematian! Bunuh dia!” bantah Liu Bai memandang serius ke arah prajurit. “Liu Bai! Sudahku bilang jangan mengikutiku!” bisik Zhang Yuan menetapkan sorot mata tajam menata
“Ma Jun….” seorang prajurit muncul dari belakang prajurit lainnya, “kau terlalu menyulitkan panglima Zhang. Berikan dia waktu lebih lama untuk memikirkan tawaranmu.” Sosok yang muncul dan berucap menyela Ma Jun menjadi pusat perhatian semua orang. Jika tidak mengenali suara, Zhang Yuan tentu tak tahu kalau yang berbicara adalah permaisuri Xun Yan. Memakai pakaian lelaki, tatanan rambut lelaki, wajah tanpa riasan telah mengubah penampilan keagungan Xun Yan. “Permaisuri Xun Yan, akhirnya kau muncul juga. Aku memang sengaja menunggumu.” Sudut mulut Zhang Yuan melengkung kecil. “Zhang Yuan, aku sedang mengandung keturunan kaisar. Jika nyawa mereka sama sekali tidak bisa memaksamu, bagaimana dengan keturunan kaisar? Apa kau mau membinasakan keturunan kaisarmu!?” “Baik! Kalau begitu, aku ingin lihat seperti apa cara permaisuri membinasakan keturunan kaisar. Apakah dengan racun? Atau kau ingin menusuk perutmu sendiri dengan pedang?"
Lama menunggu pergerakkan di dalam hutan, akhirnya bayangan salah satu prajurit seratus muncul menunggangi kuda dengan membawa informasi keadaan di dalam hutan. Tak menyangka perangkap yang ditujukan untuk menyerang pasukan musuh malah harus dibatalkan sebab Ma Jun menjadikan rakyat yang disanderanya sebagai tameng. Liu Bai dan kedua komandan tidak berani mengambil risiko, mereka menunggu Zhang Yuan untuk memberikan perintah. Zhang Yuan mendengus remeh, ”lakukan penyerangan! Perintahkan komandan Liu Bai melindungi para sandera dari jauh, sedangkan ketiga komandan lainnya jalankan perintah sesuai rencana!” Suara keributan dari dalam hutan terdengar. Dentingan pedang berirama tak beraturan memberikan berita secara tak langsung bahwa pertempuran sedang terjadi di dalam sana. Semakin lama keributan yang berasal dari dalam hutan terdengar begitu jelas, hingga bayangan prajurit seratus muncul di depan mata. Dengan langkah berhati-hati mereka b
Seminggu berlalu pekerjaan penggalian pun di luar dugaan, kedua pasukan yang ditugaskan menggali di dua titik berbeda telah bertemu. Perintah untuk memblokir jalur sungai yang mengalir ke desa wilayah musuh dilaksanakan. Dengan menggunakan batu-batu besar sebagai landasan dilapisi batu-batu kecil dan tumpukan tanah, akhirnya pekerjaan ini selesai. Kabar dari He Qianfan memberitahukan bahwa terjadi masalah besar di istana. Permaisuri Xun Yan dikabarkan sedang mengandung keturunan kaisar. Hal ini menyebabkan hukuman eksekusi untuk sementara ditiadakan sampai permaisuri melahirkan. Namun di malam beberapa hari berikutnya permaisuri menghilang dari istana. He Qianfan juga memberitahukan kalau kaisar menitipkan pesan pada Zhang Yuan apa pun yang terjadi jangan biarkan Ma Jun atau permaisuri keluar dari wilayah kerajaan. Disodorkannya lembaran kertas yang baru saja selesai Zhang Yuan baca ke depan Liu Bai. Sementara Liu Bai, Peng Boqin dan Chao Jiming mel
Mendengar pertanyaan Zhang Yuan, wajah jenderal menjadi canggung. Dia memberikan penjelasan kalau rakyat hanya ingin membantu meringankan dan melayani prajurit agar mereka bisa beristirahat dan pulih secepatnya. “Dengan kondisi rakyat yang sudah seperti ini, bagaimana bisa jenderal membebankan mereka untuk melayani kita?!” Zhang Yuan kesal. Disampaikannya masukan agar semua prajurit yang tidak terluka mengambil bagian dalam pekerjaan rakyat. “Tapi panglima Zhang, jika harus memerintahkan prajurit melakukan tugas rakyat, mereka bisa kewalahan jika sewaktu-waktu musuh datang menyerang. Lagipula aku yang memimpin peperangan ini, panglima Zhang hanya datang untuk membantu saja. Semua keputusan ada di tanganku!” bantah jenderal memasang wajah tak suka. “Seperti apa hasil dari kepemimpinanmu dalam perang ini, kau tentu lebih tahu!” Ditatapnya jenderal dengan wajah dingin lalu melanjutkan perkataan, “jika jenderal bisa lebih baik dalam memimpin
Setelah berjam-jam menunggangi kuda mengikuti tepi jalur sungai, Zhang Yuan menghentikan perjalanannya. Beristirahat di depan perapian sambil memegang batang kayu yang ujungnya tertancap seekor ikan. Aroma lezat dari ikan segar yang telah matang tak menyia-nyiakan waktu selama satu jam menangkap ikan di sungai. Suara ringkikan kuda dari kejauhan melengkungkan sudut mulut Zhang Yuan. Wajah Liu Bai terlihat begitu kesal ketika dia turun dari kuda. “Kak Zhang, kau ke mana lagi? Aku mencarimu sejauh ini dan kau ternyata sedang menikmati makanan enak di sini?” “Bukankah aku bilang akan menunggumu di tepi sungai?” jawab Zhang Yuan santai, melihat ke depan sungai lalu menoleh ke arah Liu Bai lagi. “Kemarilah dan cicipi ikan buatanku,” lanjut Zhang Yuan mendekatkan ikan yang telah masak ke hidungnya. Liu Bai tersenyum penuh semangat duduk di sisi Zhang Yuan lalu mengambil sedikit daging ikan. “Kak Zhang ternyata sangat hebat dalam ha