Layaknya hari-hari sebelumnya, Raisa menjalani hidup dengan lebih ringan. Beban-beban yang selama ini memenuhi kepala, satu-persatu terurai. Pada saat jam istirahat, Raisa terpikirkan pada percakapannya dengan Pras tempo hari. Tentang janji makan siang bersama. Pras tidak menagih, tapi entah kenapa Raisa ingin sekali bertemu dengannya. Beberapa hari ini, mereka hanya berpapasan tanpa ada kalimat terlontar. Hanya berbalas senyum, tidak lebih.Raisa meraih ponsel di atas mejanya. Mengetik sesuatu untuk Pras.[Sibuk?]Pesan masuk. Tak butuh waktu lama, balasan dari Pras masuk. Sontak senyum Raisa terpantik.[Tidak. Kenapa?][Bagaimana kalau kita makan siang bareng?]Pesan terbaca, tetapi hingga beberapa detik Pras tak kunjung membalas. Raisa yang tidak sabar, kembali mengirimi pesan.[Kalau tidak bisa, tidak apa]Tak berselang lama, Pras membalas.[Oke, kita ketemu di kantin]Raisa tersenyum. Ini begitu
Baca selengkapnya