Beranda / Romansa / PROLOG / Bab 41 - Bab 50

Semua Bab PROLOG: Bab 41 - Bab 50

61 Bab

Bagian 39

 Hampir enam bulan dari pernikahan Rendra dan Ratu, sesuai permintaan Rendra aku tidak memblokir semua akses mulai dari whasapp, Instagram dan media sosial yang lainnya. Rendra juga memenuhi janjinya. Dia tidak pernah mengirim pesan untukku, tapi dia selalu melihat statusku di whasapp. Aku selalu membuat status yang seneng karena aku gak mau Rendra tau kalau sebenarnya aku masih mengharapkannya. Tapi semua itu mustahil karena aku melihat dari Instagram Ratu kalau dia sedang mengandung. Aku yakin kalau rumah tangga mereka sangat bahagia, aku tidak ingin merusak hubungan mereka.Aku sadar kalau selama ini aku belum bisa sepenuhnya ikhlas melepas Rendra, apalagi bayang-bayang dia semakin nyata. Cincin pemberian dia selama ini juga masih aku pakai. Sesekali aku mengupload jariku saat memakai cincin pemberiannya, hanya untuk memberitahu Rendra kalau janjinya selalu aku tepati.Hari ini kuliah terakhir sebelum minggu depan UAS. Ternyat
Baca selengkapnya

Bagian 40

 Ini salah, benar-benar salah. Seperginya Pak Rio mengantarkanku pulang, aku jadi merasa mengkhianati pernikahan Rendra dan Ratu. Harusnya aku tidak mau untuk dipeluk Rendra, tapi malah kebalikannya.Walau semenjak itu tidak ada percakapan lain sampai depan kost, tapi merasa canggung saja membiarkan suami orang memelukku.Jalan satu-satunya adalah menceritakan semua ini ke Gadis.Mayang: Dis, Lo sibuk gak? Gue telepon ya?Tidak ada balasan dari Gadis selama tiga puluh menit, mungkin dia baru ada acara dengan keluarganya. Atau bahkan sudah tidur. Biasanya anak itu kalau terlalu capek kerja terus tidur sore.Disaat menunggu balasan dari Gadis, justru pesan dari Rendra yang muncul. Padahal aku tidak berharap dia akan mengirimkan pesan untukku. Sudah cukup aku merasa mengkhianati pernikahan mereka. kalau sampai aku membalas pesannya, sama saja kalau aku menjadi orang ketiga dalam rumah tangganya. Walau tadi aku mendengarka
Baca selengkapnya

Bagian 41

Pagi ini Rendra ke kost dengan membawa sarapan. Dia tidak mengabari dulu kalau mau ke sini. Yang pasti jelas aku tidak mengijinkan dia ke sini. Bisa bahaya kalau nanti bisa ketahuan. Aku harus bisa mencegah dia untuk tidak menghubungiku lagi sampai perceraian dia terjadi, jika Rendra dan Ratu jadi bercerai, kalau tidak ya bearti memang rezekiku selalu seperti ini, selalu diberi harapan tanpa ada kepastian.Untuk mengantisipasi kejadian kemarin agar tidak terulang lagi, pagi ini aku menggunakan piyama celana Panjang dan atasan lengan pendek. Ini lebih aman daripada aku menggunakan celana pendek.“Belum makan kan?” Tanyanya saat aku membuka pintu. Dia menenteng dua tas keresek. Aku yakin isinya bubur ayam.“Belum. Yuk masuk.” Aku memberikan Rendra akses untuk jalan.Kami sarapan dengan tenang, tidak ada pembicaraan khusus diantara kami. Aku sengaja ingin menikmati ini terlebih dahulu. Bisa dibilang kalau aku memang kurang tegas jika
Baca selengkapnya

Bagian 42

Hampir azan maghrib aku sampai rumah. Perjalanan ini sangat Panjang, padahal Galang sudah lewat jalan tol. Karena ketika capek kami akan berhenti di rest area. Awalnya aku akan menggantikan Galang nyetir, tapi selalu ditolak dengan alasan “takut aku kecapekan”. Padahal sebenarnya gak masalha sih, karena aku sudah terbiasa nyetir sendiri, bahkan ketika balik ke Bandung pun besok aku akan bawa mobil sendiri.Memasuki gang aku sudah heran kenapa depan rumah banyak sekali mobil. Jika itu acara Rendra tidak mungkin akan serame itu. Karena dia sering mengadakan acara di luar daripada di rumah. Pelan-pelan Galang memajukan mobil.“Rame banget ada ap aitu May?” tanyanya.Aku sekilas noleh ke Galang “Gak tau juga, mungkin tetangga depan rumah ada acara.” Jawabku.Karena memang aku tidak tau ada acara apa, sejak kejadian Rendra datang ke Bandung dia tidak pernah menghubungiku lagi.Sampai depan rumah aku segera me
Baca selengkapnya

Bagian 43

RendraEntah kenapa aku tidak bisa menerima pertunanganku dengan Ratu. Aku terlalu takut untuk kehilangan Mayang. Hingga aku berontak dengan pertunangan ini. Sampai aku nekat menguping pembicaraan Gadis dan Danu yang ingin main ke Bandung. Aku yakin kalau tujuan mereka ke Bandung itu pasti ketemu Mayang.Akhirnya aku ke Bandung bersama Gadis dan Danu. Mayang sempat kaget dengan kedatangan kami, terutama aku yang ikut dengan sahabatnya. Tiga hari di Bandung, aku bisa melepas rindu dengan Mayang, walau kami tidak jalan-jalan tapi setidaknya kami ngobrol banyak tentang hubungan kami. Akhirnya aku memutuskan untuk memertahankan Mayang dan akan membatalkan pernihakanku dengan Ratu. Hingga cincin yang pernah Mayang kembalikan, aku pakaikan kembali untuk bukti kalau aku benar-benar ingin memperjuangkannya.Aku yakin jika aku mampu membatalkan pernihakan yang kurang satu bulan ini. Jujur, aku tidak ikut campur dalam urusan pernikahan semua diurus dari p
Baca selengkapnya

Bagian 44

RendraAku terus meremas dan memainkan puncaknya. Ini hal gila yang pernah ku lakukan. Bahkan ini pertama kali yang ku lakukan, itupun dengan Mayang. Yang jelas-jelas posisinya saat ini aku masih menjadi suami orang.Ini membuat aku gila, benar-benar gila. Mayang tidak menolak atau berusaha menghentikan semua ini. Aku yakin kalau dia sangat menikmati. Dan dari cara dia, aku juga yakin kalau ini yang bertama buat dia.Aku beralih mencium lehernya, leher ini yang sering kali membuatku tergila-gila. Lehernya yang jenjang dan putih seolah aku tak ingin melepaskan. Sampai kerah kaos yang dipakai Mayang melorot karena kaosnya yang model sabrina dan oversize.Aku terus menciumnya setiap inci. Jangan sampai ada yang terlewatkan. Ini benar-benar memabukkan. Ciumanku turun ke bahunya. Aku mulai meninggalkan tanda di sana. Awalnya Mayang biasa saja, tiba-tiba di mendesah.“Renn… Renn…”Shitt aku mengerang frustasi, kalau seper
Baca selengkapnya

Bagian 45

 MayangSesuai janjinya kemarin malam, sore ini Galang menjemputku untuk gowes keliling kota. Memang aku lama sekali tidak gowes. Apalagi selama aku di Bandung. Aku dimalaskan dengan alasan tugas kuliah, memang benar tugas kuliah banyak. Tapi jika menyempatkan waktu sebenarnya bisa saja terjadi. Apalagi Bandung sebenarnya nyaman kalau gowes sore. Keliling kota Bandung akan lebih asyik daripada keliling dengan sepeda motor.Agar Galang tidak menunggu lama, aku sudah siap di teras rumah. Sambil mengecek barang kali ada pesan penting. Ya walau aku tau, sebenarnya tak ada pesan penting yang ada pesan dari operator atau email masuk dari akun belanja orange.“Sudah siap?”Aku langsung berdiri, sengaja biar tidak ngobrol dulu. “Yuk. Biar nanti gak kemalaman pulangnya.”Baru saja keluar dari gerbang Clara keluar dari rumah Rendra diikuti Rendra di belakangnya.  “Mbak Mayang
Baca selengkapnya

Additional part 45

  Kedatangan Rendra malam ini membuat aku kaget. Tiba-tiba dia bisa di depanku dan menyentuh tanganku. Sentuhan ini yang lama tidak ku rasakan. Rasanya masih sama. Bisa memberi kehangatan dan kenyamanan. "Kenapa? Ada yang sakit?" Mendengar kalimat itu, hatiku seperti teriris. Kenapa dia masih perhatian denganku sedangkan aku menyuruhnya untuk menjauh dariku. Cukup Ren, jangan buat aku seperti orang tak berdaya di depan mu. Aku hanya mampu menggeleng. Aku tak sanggup untuk mengeluarkan kalimat. Jangankan kalimat satu kata pun aku tak mampu menjawab. "Butuh sesuatu? Barang kali aku bisa membantu?" "Aku gak mau nanti ada yg lihat kamu di sini Ren, aku gak mau nanti orang mengira aku merusak rumah tanggamu." Satu kalimat yang ku ucapkan mampu membuat Rendra tak berkutik, bahkan Gadis langsung menoleh ke aku. Tapi memang benar. Ini gak benar. Rendra lamgsung melepas tanggannya yang awalnya masih mengelus-elus punggung tanganku.
Baca selengkapnya

Bagian 46

Bagian 47Perhatian dari Rendra tidak pernah sirna semenjak kejadian beberapa minggu yang lalu saat aku pulang ke Jogja. Saat ini aku sudah di Bandung untuk menjalankan belajar semester dua. Awalnya yang niatku ingin membawa mobil untul mobilitas di Jogja di tentang habis-habisan oleh Rendra. Dia tidak mengijinkanku untuk membawa mobil karena dikhawatirkan aku akan sering main dari pada belajar menyeelesaikan tugas kuliah. Aku sempat menyakinkan dia kalau aku akan tetep mengerjakan tugas, tapi Rendra tidak percaya, dari dulu dia memang over protektif. Dia selalu melindungi seseorang yang membuat dia nyaman. Bahkan saat ke Bandung pun, Rendra yang mengantarku. Padahal jelas aku menolak karena perjalanan Panjang, tapi bukan Rendra Namanya kalau tidak bisa mengalah.Galang juga awalnya menawariku untuk bareng, tapi aku menolak dengan alasan baru berangkat dari Solo. Tapi memang beberapa hari sebelum masa liburan selesai aku sempat ke Solo. Padahal dari Solo aku pulang dul
Baca selengkapnya

Bagian 48

 Takk terasa sudah memasuki semester empat kuliahku saat ini. Saatnya aku memikirkan judul tesis. Selama kurang lebih satu tahun ini Rendra tiba-tiba menghilang. Kejadiannya seperti dulu. Jika dia ke Bandung pasti ketika pulang ke Jogja dia tidak lagi menghubungiku. Janjinya yang setiap bulan akan mengunjungiku ke Bandung pun tidak pernah dia tepati. Bahkan saat aku liburan semester dan pulang ke Jogja aku sama sekali tidak pernah bertemu dengannya. Rumahnya selalu kosong, mobil nya tidak ada, bahkan lampunya pun selalu mati. Memang aneh, aku bingung kenapa dia tiba-tiba bisa menghilang begitu saja. Aku juga heran kenapa dia suka sekali dengan menghilang.Kabar kelanjutan perceraiannya pun, aku tidak mendengarnya lagi. Aku tidak tau sampai mana, apa dia sudah resmi bercerai atau dia malah menjalin keluarga yang harmonis dengan Ratu.Bahkan ketika aku bertemu dengan Danu dan Gadis, mereka tidak pernah membahas tentang Rendra. Padahal dulu mereka yang antusi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status