“May, gue nebeng lo ya. Tadi gue berangkatnya naik ojol. Yuk,” ajak Gadis.Tumben sekali Gadis nebeng aku, biasanya dia nebeng Danu karena rumah mereka jauh lebih deket. Aku melirik arloji di pergerangan tanganku, ternyata sudah pukul empat. Danu juga sudah siap-siap mau pulang. Saat itu juga pintu ruangan Rendra terbuka.“Dis, yakin gak jadi bareng gue?” Tanya Danu.“Enggak, sama Mayang aja. Lama gak nebeng dia.”Aku hanya mengangguk. Aku melihat kalau tatapan Rendra mengunci mataku. Tapi aku cuek.“Yuk, keburu macet.” Aku jalan lebih dulu meninggalkan Danu, Gadis, dan Rendra. Aku baru malas jika ngobrol dengan dia.“May, mampir beli kopi yuk?” ajak Gadis. Aku langsung mengiyakan, karena memang aku butuh kopi. Sangat penat hari ini. Harapan akan membayangkan makan siang berdua, pulang bareng, sampai rumah makan bareng lagi. Sirna sudah.“Boleh, ke Kopi da
Baca selengkapnya