Beranda / Romansa / PROLOG / Bagian 41

Share

Bagian 41

Penulis: Maymay
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pagi ini Rendra ke kost dengan membawa sarapan. Dia tidak mengabari dulu kalau mau ke sini. Yang pasti jelas aku tidak mengijinkan dia ke sini. Bisa bahaya kalau nanti bisa ketahuan. Aku harus bisa mencegah dia untuk tidak menghubungiku lagi sampai perceraian dia terjadi, jika Rendra dan Ratu jadi bercerai, kalau tidak ya bearti memang rezekiku selalu seperti ini, selalu diberi harapan tanpa ada kepastian.

Untuk mengantisipasi kejadian kemarin agar tidak terulang lagi, pagi ini aku menggunakan piyama celana Panjang dan atasan lengan pendek. Ini lebih aman daripada aku menggunakan celana pendek.

“Belum makan kan?” Tanyanya saat aku membuka pintu. Dia menenteng dua tas keresek. Aku yakin isinya bubur ayam.

“Belum. Yuk masuk.” Aku memberikan Rendra akses untuk jalan.

Kami sarapan dengan tenang, tidak ada pembicaraan khusus diantara kami. Aku sengaja ingin menikmati ini terlebih dahulu. Bisa dibilang kalau aku memang kurang tegas jika

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PROLOG   Bagian 42

    Hampir azan maghrib aku sampai rumah. Perjalanan ini sangat Panjang, padahal Galang sudah lewat jalan tol. Karena ketika capek kami akan berhenti di rest area. Awalnya aku akan menggantikan Galang nyetir, tapi selalu ditolak dengan alasan “takut aku kecapekan”. Padahal sebenarnya gak masalha sih, karena aku sudah terbiasa nyetir sendiri, bahkan ketika balik ke Bandung pun besok aku akan bawa mobil sendiri.Memasuki gang aku sudah heran kenapa depan rumah banyak sekali mobil. Jika itu acara Rendra tidak mungkin akan serame itu. Karena dia sering mengadakan acara di luar daripada di rumah. Pelan-pelan Galang memajukan mobil.“Rame banget ada ap aitu May?” tanyanya.Aku sekilas noleh ke Galang “Gak tau juga, mungkin tetangga depan rumah ada acara.” Jawabku.Karena memang aku tidak tau ada acara apa, sejak kejadian Rendra datang ke Bandung dia tidak pernah menghubungiku lagi.Sampai depan rumah aku segera me

  • PROLOG   Bagian 43

    RendraEntah kenapa aku tidak bisa menerima pertunanganku dengan Ratu. Aku terlalu takut untuk kehilangan Mayang. Hingga aku berontak dengan pertunangan ini. Sampai aku nekat menguping pembicaraan Gadis dan Danu yang ingin main ke Bandung. Aku yakin kalau tujuan mereka ke Bandung itu pasti ketemu Mayang.Akhirnya aku ke Bandung bersama Gadis dan Danu. Mayang sempat kaget dengan kedatangan kami, terutama aku yang ikut dengan sahabatnya. Tiga hari di Bandung, aku bisa melepas rindu dengan Mayang, walau kami tidak jalan-jalan tapi setidaknya kami ngobrol banyak tentang hubungan kami. Akhirnya aku memutuskan untuk memertahankan Mayang dan akan membatalkan pernihakanku dengan Ratu. Hingga cincin yang pernah Mayang kembalikan, aku pakaikan kembali untuk bukti kalau aku benar-benar ingin memperjuangkannya.Aku yakin jika aku mampu membatalkan pernihakan yang kurang satu bulan ini. Jujur, aku tidak ikut campur dalam urusan pernikahan semua diurus dari p

  • PROLOG   Bagian 44

    RendraAku terus meremas dan memainkan puncaknya. Ini hal gila yang pernah ku lakukan. Bahkan ini pertama kali yang ku lakukan, itupun dengan Mayang. Yang jelas-jelas posisinya saat ini aku masih menjadi suami orang.Ini membuat aku gila, benar-benar gila. Mayang tidak menolak atau berusaha menghentikan semua ini. Aku yakin kalau dia sangat menikmati. Dan dari cara dia, aku juga yakin kalau ini yang bertama buat dia.Aku beralih mencium lehernya, leher ini yang sering kali membuatku tergila-gila. Lehernya yang jenjang dan putih seolah aku tak ingin melepaskan. Sampai kerah kaos yang dipakai Mayang melorot karena kaosnya yang model sabrina dan oversize.Aku terus menciumnya setiap inci. Jangan sampai ada yang terlewatkan. Ini benar-benar memabukkan. Ciumanku turun ke bahunya. Aku mulai meninggalkan tanda di sana. Awalnya Mayang biasa saja, tiba-tiba di mendesah.“Renn… Renn…”Shitt aku mengerang frustasi, kalau seper

  • PROLOG   Bagian 45

    MayangSesuai janjinya kemarin malam, sore ini Galang menjemputku untuk gowes keliling kota. Memang aku lama sekali tidak gowes. Apalagi selama aku di Bandung. Aku dimalaskan dengan alasan tugas kuliah, memang benar tugas kuliah banyak. Tapi jika menyempatkan waktu sebenarnya bisa saja terjadi. Apalagi Bandung sebenarnya nyaman kalau gowes sore. Keliling kota Bandung akan lebih asyik daripada keliling dengan sepeda motor.Agar Galang tidak menunggu lama, aku sudah siap di teras rumah. Sambil mengecek barang kali ada pesan penting. Ya walau aku tau, sebenarnya tak ada pesan penting yang ada pesan dari operator atau email masuk dari akun belanja orange.“Sudah siap?”Aku langsung berdiri, sengaja biar tidak ngobrol dulu. “Yuk. Biar nanti gak kemalaman pulangnya.”Baru saja keluar dari gerbang Clara keluar dari rumah Rendra diikuti Rendra di belakangnya. “Mbak Mayang

  • PROLOG   Additional part 45

    Kedatangan Rendra malam ini membuat aku kaget. Tiba-tiba dia bisa di depanku dan menyentuh tanganku. Sentuhan ini yang lama tidak ku rasakan. Rasanya masih sama. Bisa memberi kehangatan dan kenyamanan. "Kenapa? Ada yang sakit?" Mendengar kalimat itu, hatiku seperti teriris. Kenapa dia masih perhatian denganku sedangkan aku menyuruhnya untuk menjauh dariku. Cukup Ren, jangan buat aku seperti orang tak berdaya di depan mu. Aku hanya mampu menggeleng. Aku tak sanggup untuk mengeluarkan kalimat. Jangankan kalimat satu kata pun aku tak mampu menjawab. "Butuh sesuatu? Barang kali aku bisa membantu?" "Aku gak mau nanti ada yg lihat kamu di sini Ren, aku gak mau nanti orang mengira aku merusak rumah tanggamu." Satu kalimat yang ku ucapkan mampu membuat Rendra tak berkutik, bahkan Gadis langsung menoleh ke aku. Tapi memang benar. Ini gak benar. Rendra lamgsung melepas tanggannya yang awalnya masih mengelus-elus punggung tanganku.

  • PROLOG   Bagian 46

    Bagian 47Perhatian dari Rendra tidak pernah sirna semenjak kejadian beberapa minggu yang lalu saat aku pulang ke Jogja. Saat ini aku sudah di Bandung untuk menjalankan belajar semester dua. Awalnya yang niatku ingin membawa mobil untul mobilitas di Jogja di tentang habis-habisan oleh Rendra. Dia tidak mengijinkanku untuk membawa mobil karena dikhawatirkan aku akan sering main dari pada belajar menyeelesaikan tugas kuliah. Aku sempat menyakinkan dia kalau aku akan tetep mengerjakan tugas, tapi Rendra tidak percaya, dari dulu dia memang over protektif. Dia selalu melindungi seseorang yang membuat dia nyaman. Bahkan saat ke Bandung pun, Rendra yang mengantarku. Padahal jelas aku menolak karena perjalanan Panjang, tapi bukan Rendra Namanya kalau tidak bisa mengalah.Galang juga awalnya menawariku untuk bareng, tapi aku menolak dengan alasan baru berangkat dari Solo. Tapi memang beberapa hari sebelum masa liburan selesai aku sempat ke Solo. Padahal dari Solo aku pulang dul

  • PROLOG   Bagian 48

    Takk terasa sudah memasuki semester empat kuliahku saat ini. Saatnya aku memikirkan judul tesis. Selama kurang lebih satu tahun ini Rendra tiba-tiba menghilang. Kejadiannya seperti dulu. Jika dia ke Bandung pasti ketika pulang ke Jogja dia tidak lagi menghubungiku. Janjinya yang setiap bulan akan mengunjungiku ke Bandung pun tidak pernah dia tepati. Bahkan saat aku liburan semester dan pulang ke Jogja aku sama sekali tidak pernah bertemu dengannya. Rumahnya selalu kosong, mobil nya tidak ada, bahkan lampunya pun selalu mati. Memang aneh, aku bingung kenapa dia tiba-tiba bisa menghilang begitu saja. Aku juga heran kenapa dia suka sekali dengan menghilang.Kabar kelanjutan perceraiannya pun, aku tidak mendengarnya lagi. Aku tidak tau sampai mana, apa dia sudah resmi bercerai atau dia malah menjalin keluarga yang harmonis dengan Ratu.Bahkan ketika aku bertemu dengan Danu dan Gadis, mereka tidak pernah membahas tentang Rendra. Padahal dulu mereka yang antusi

  • PROLOG   Bagian 49

    Sampai mobil Galang aku tidak bisa memendam tangisku. Galang tidak melarangku untuk menangis. Dia tetap menungguku sampai tangisku reda baru dia menjalankan mobil.“Udah nangis nya?” tanyanya lembut.Aku gak tau terbuat dari apa hati Galang, dia sangat lembut dan baik kepadaku.Aku hanya mengangguk. Tak bisa berbicara satu kapa pun.“Kalau mau cerita boleh, tapi dari apa yang aku lihat tadi aku sudah tau jawabannya. Karena perjalanan ini lumayan jauh. Mending kamu tidur aja. Aku tau kamu capek.” Katanya.Benar yang dikatakan Galang, kalau aku sednag capek tidak hanya fisik tetapi juga batinku capek.Selama perjalanan pulang ke kost aku tidur, aku berharap ketika bangun, aku bisa melupakan kejadian yang aku lihat tadi. Tapi ternyata tidak, aku justru semakin kepikiran dengan kejadian tadi. Sampai di depan kost, aku langsung turun dan Galang langsung pamit pulang.Pikiranku sangat kacau saat ini. Ak

Bab terbaru

  • PROLOG   PART AKHIR

    Kehadiran dan kedatangan Rendra kali ini memang membuatku bingung dengan sikapnya. Walau aku sudah tau semua kisahnya selama ini, tapi aku belum yakin dengan perasaanku dengan menerima dia kembali. Seperti halnya aku yang masih ragu dengan perasaanku, apakah hanya sebatas suka atau kasihan dengan kisahnya. Walau waktu di puncak aku sempat menerima cincin darinya, tapi bukan bearti hati ini sudah menetap untuk memilihnya kembali. Aku hanya perlu memikirkan dan membuat keputusan secepat itu, karena aku tidak ingin Rendra menunggu. walau kenyataannya dia yang selama ini membuatku terus menunggu.Aku pernah berada di posisi menunggu, dan itu sungguh tidak adil bagiku. Ketika Rendra memintaku bagaimana caranya aku tidak akan membiarkan dia menunggu, walau kenyataannya hatikulah yang lagi-lagi dibuat sakit. Kali ini bukan sakit karena menunggu, tapi sakit atas keputusanku, apakah sudah benar atau tidak? Apakah Rendra juga menginginkan hal yang sama? Atau dia hanya ingin membalas kebaikanku?

  • PROLOG   Bagian 57

    Curahan Hati MayangBagaimana perasaan kalian saat ditinggal dan diberi harapan palsu dengan orang yang dicintai? Pasti sakit hati bukan.Itulah yang ku rasakan hampir satu tahun ini. Orang tersayang bukan hanya Rendra yang menghilang, tetapi Gadis dan Danu juga menghilang.Aku sampai bingung harus menghubungi mereka lewat apa? Karena setiap kali aku kirim pesan baik di whatsapp atau sosial media yang lain pasti tidak pernah dibalas.Aku bingung apa yang membuat mereka seperti ini? Kalau hanya Rendra aku tidak ada mempermasalahkan karena memang dia masih punya istri. Tapi dengan Danu dan Gadis membuatku jadi bertanya-tanya, ada apa dengan mereka?Di saat aku membutuhkan dukungan untuk menjalani hidup yang jauh dari orang-orang tersayang, mereka semua menghilang, tapi aku bersyukur ada Galang yang selalu menemaniku saat itu. Dia menjadi orang pertama dan di garda terdepan saat aku terjadi suatu hal. Dia juga y

  • PROLOG   Bagian 56

    Sore ini kami semua langsung berangkat ke Puncak. Liburan yang tidak pernah aku rencanakan sebelumnya. Semua ini kejutan dari Rendra. Aku gak nyangka kalau dia punya ide seperti ini.Sampai puncak sudah malam hari, kami langsung masuk ke kamar masing-masing. Rendra yang memesan villa ini. Villa ini terdapat empat kamar tidur. Ayah dan Ibu satu kamar, Clara dan Mama, Rendra dan Danu, sedangkan aku dan Gadis.Kami semua tidak ngobrol santai dulu karena sudah terlalu capek. Aku bahkan di perjalanan tadi pun sempat tidur.Pukul sebelas malam aku kebangun karena haus, aku lupa membawa botol minum di kamar. Padahal biasanya aku selalu menyiapkan minum di kamar agar tidak keluar kamar malam-malam.Aku melihat televisi ruang tengah masih nyala, padahal tadi kami semua sudah masuk ke kamar masing-masing. Aku perlahan berjalan mendekati cahaya lampu televisi, ingin memastikan siapa yang menonton televisi malam-malam.“Loh Mas, bukan

  • PROLOG   Bagian 55

    Sebelum pulang ke kost, kami melakukan foto studio dulu. Aku padahal tida booking untuk foto studio, ternyata Rendra yang sudah melakukan dan merencanakan semua ini.Foto pertama, fotoku dengan Ayah dan Ibu, ke dua fotoku sendiri, ketiga Ayah, Ibu, dan Rendra. Dan yang terakhir fotoku dengan Rendra. Beberapa kali pose kami lakukan. Aku kikuk jika foto berdua dengan Rendra, karena belum pernah kami melakukannya. Dia juga beberapa kali pose memeluk pinggangku erat. Malu di lihat Ayah dan Ibu.Dirasa sesi foto cukup, kami segera pulang. Tapi aku mengajak untuk makan siang terlebih dahulu, tapi di tolak oleh Rendra. Padahal aku sudah sangat lapar.“Kenapa gak boleh mampir makan sih, aku laper.”“Nanti di kost aja ya.” Katanya lembut.“Aku gak masak tadi Mas.” Kataku dengan nada geli. Masih risih saat menyebut dengan sebutan “Mas”.Rendra langsung senyum senyum dan melaj

  • PROLOG   Bagian 54

    Hari ini, hari yang ku tunggu-tunggu. Iya. Aku wisuda pagi ini. Ibu dan Ayah sudah datang dari Solo sejak kemarin siang. Aku menggunakan kebaya modern warna merah maroon senada dengan kebaya ibu. Dan rok batik yang sama dengan Ibu dan Kemeja Ayah. Ibu tampak bahagia melihatku pagi ini.“Duh, ayune anak ibu.” Ibu senyum-senyum melihatku.Aku hanya membalas senyuman ibu.Ketika kemarin siang ibu sampai di sini, ibu dan Ayah langsung membahas lamaran Rendra, awalnya aku tidak terima dnegan Ayah yang begitu saja menerima tanpa menanyaiku terlebih dahulu. Tapi alasan Ayah menerima Rendra membuatku yakin kalau pilihan Ayah tidak pernah salah.Tapi, sampai saat ini aku belum memberikan jawaban ke Rendra. Dia juga rutin mengirimkan pesan untukku karena dia sudah ku usir dari sini beberapa hari yang lalu. dia hanya akan ngrecokin ketika aku mengerjakan revisi tesis bareng Galang. Ada saja alasannya agar dia bisa menganggu k

  • PROLOG   Bagian 53

    Harusnya hari ini Rendra dan yang lainnya pulang ke Jogja karena mereka tidak bisa meninggalkan pekerjaan terlalu lama, apalagi penerbitan yang di rintis Rendra baru seumur jagung. Tapi yang pulang hanya Ratu, Gadis, dan Danu. Sedangkan Rendra masih di Bandung katanya ingin menemaniku. Halah padahal dulu dia seperti apa. Aku Sudah mencoba mengusirnya karena kalau dia di sini, nanti hanya akan mengangguku menyelesaikan revisi tesis, padahal aku aku hanya diberi waktu satu minggu untuk menyelesaikan.“May, kami pulang dulu ya. Hati-hati, ada buaya di sini.” Kata Gadis sambil terkikik.Aku tau yang di maksud buaya adalah Rendra.“Santai, paling bentar lagi juga Gue usir.” Kataku.Setelah mereka pergi, mereka pulang ke Jogja menggunakan mobil Rendra. Rendra sengaja menyuruh mereka membawa mobilnya biar nanti REndra ke Jogja menggunakan mobilku. Aku paham maksudnya. Memang dari dulu Rendra selalu tidak mengijinkanku untuk

  • PROLOG   Bagian 52

    Aku tidak menjawab pertanyaan Rendra, buat apa aku menjawab kalau akhirnya dia tidak menjelaskan apapun yang sudah terjadi selama ini. Di juga menghilang. Dia pikir aku perempuan seperti apa yang bisa seenaknya dia singgahi begitu saja.Hingga dia menghentikan mobilnya di daerah braga. Kawasan ini sangat ramai jika malam hari, aku sudah sering ke sini dengan Galang. Bahkan kami sering menghabiskan malam minggu di tempat ini, selain untuk menghilangkan penat karena tesis yang menyita pikiran dan waktu, tempat ini juga nyaman untuk ngobrol.Rendra turun dari mobil, rasanya aku malas turun tapi mau bagaimana lagi aku gak mau jika dikunci dalam mobil. Rendra jalan ke arah Kopi Magma, tempat ini yang biasa aku datangi dengan Galang, selain tempatnya nyaman menunya juga enak dan ramah untuk mahasiswa seperti aku apalagi anak kostan.“Selamat Malam Neng Mayang.” Sapa seorang karyawan yang datang membawa buku menu.“Malam A’, saya pesan se

  • PROLOG   Bagian 51

    Malam ini kami makan penyetan yang dipesan Gadis, kami makan di ruang depan. Ruang ini tadi Danu sulap menjadi tempat istirahat Gadis, Danu, dan Ratu sedangkan Rendra malah menyusulku istirahat di kamar dan menyebabkan kejadian yang luar biasa. Dia belum bilang apa-apa, tapi dari yang dia lakukan ke aku itu menandakan kalau dia memang saat ini sudah resmi cerai dari Ratu.Kami makan dalam diam, tidak ada percakapan atau guyonan seperti biasa. Bahkan Danu dan Gadis yang biasanya selalu becanda, kesempatan makan malam ini mereka diam seribu bahasa.Selesai makan, aku selaku tuan rumah membereskan sampah bekas makanan. Aku membuangnya di tempat sampah depan kost biar tidak menumpuk di dapur. Aku sengaja berlama-lama di luar karena aku merasa canggung dan seperti orang asing di antara mereka.Takut mereka pada curiga aku langsung melangkahkan kaki masuk ke kost. Mereka baru fokus dengan ponselnya masing-masing. Aku segera ke dapur untuk cuci tangan.

  • PROLOG   Additional part Bagian 51

    “Sayang, maafin aku ya.” Berulang kali Rendra mengucapkan kalimat itu, aku memiliki rasa bersalah saat ini karena di luar ada istrinya. Dia malah menyusulku ke kamar. Di mana letak rasa pengertiannya dengan istrinya. Aku mulai melepas tangannya yang ada di perutku. Risih sekali sudah lama kami tidak komunikasi tiba-tiba dia datang-datang langsung meluk. “saya sudah maafin bapak. Bapak tunggu di luar ya. Saya mau ganti baju dulu.” Aku tak menoleh ke arahnya. Rasanya ingin melihat reaksi wajahnya, tapi aku urungkan. “Belum, kamu belum bisa memaafkan ku.” Katanya lagi. Dia memang orang yang keras kepala. “Sudah Pak, semua sudah berakhir. Saya sudah memaafkan bapak sejak dulu. Jadi jangan berfikir kalau saya belum bisa memaafkan bapak.” Kataku. Aku sengaja memanggilnya “bapak” karena itu lebih sopan daripada aku memanggil nama. Tiba-tiba dengan paksa Rendra membalikkan badanku. Dia langsung memegang kedua pip

DMCA.com Protection Status