Home / Romansa / Pelampiasan Pria Angkuh / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Pelampiasan Pria Angkuh: Chapter 11 - Chapter 20

52 Chapters

11. Menahan Sakit

Zeva mengelak bahwa dirinya mencintai Vianca. "Savana jauh lebih cantik puluhan kali lipat daripada Vianca. Gak ada alasan buat gua jatuh cinta sama dia." "Karena cinta itu gak ada logika, Bang Zev. Buktinya, lo nyimpen celana dalam Vianca pake kado, di simpen baik-baik bareng sama baju lo. Itu artinya, logika lo pindah ke dengkul, Bang Zev." Zeva meraih celana dalam yang dibuang Edrick, kemudian menggulung dan menjejal benda tersebut ke mulut adiknya yang berisik itu, hingga Edrick batuk. "Nih, ambil! Ambil kalau lo mau Vianca, ambil aja sana!" Edrick, membenarkan posisi duduknya. Wajahnya nampak serius. "Vianca gak seperti yang lo banyangkan. Dia baik, hanya saja kehidupannya sulit. Andai saja Bang Zev tahu, Gua bersalah sudah buat situasi dia makin terpuruk. Dan jika ada kesempatan buat jadi pendampingnya, gua mau, kok." Zeva bungkam, dirinya mendengarkan tiap kalimat dari mulut Edrick. Bahkan, sudah langsung menyerap ke dalam otaknya. Ada perasaan
Read more

12. Pria Itu Memaksa Menginap

Edrick mengantarkan Vianca pulang. Dia memperlakukan wanita itu layaknya tuan putri yang harus dilindungi. Bagi Vianca, sesuatu hal yang aneh ada pria yang membukakan pintu mobil untuknya. Wanita yang mempunyai sejarah yang kelam seperti dirinya, jarang mendapatkan perlakuan seperti ini. "Makasih Pak Edrick."Vianca masuk, dia tak bisa menolak karena hari sudah malam. Kurang aman pulang sendiri dalam keadaan tubuh yang belum pulih total."Rumah kamu di mana, Via?""Di jalan Sweet Corn gang Flower, Pak!"Edrick mengangguk sambil menyipitkan mata. Berpikir letak tempat yang disebutkan Vianca. Dia mengingat-ingat rute tempat itu, lalu melaju ke arah kontrakan Vianca."Kamu tinggal sendiri sekarang?""Iya, dulu sempat satu kontrakan sama teman, tapi dia udah mudik." Vianca menjawab pertanyaannya Edrick tanpa menatap wajahnya.Edrick pun berhenti bertanya, melihat tatapan wanita itu, seakan menghindar. Vianca kaku
Read more

13. Dipaksa Menikah

Vianca perlahan memejamkan mata, efek obat dari dokter yang barusan dia minum, membuat dirinya cepat mengantuk. Zeva masih ada di situ, menatap lekat pada Vianca. Dia mengabaikan dering telepon yang berbunyi berkali-kali dari Savana. Karena dia khawatir, Savana bertanya keberadaan dirinya saat ini. Namun akhirnya, tak terdengar lagi dering telepon itu, mungkin Savana sudah menyerah untuk menghubungi Zeva.Zeva terperanjat, saat mendengar suara rintihan dari Vianca. Ketika dilihat mata Vianca masih terpejam. "Vi, kamu mengigau? Bikin orang kaget saja."Zeva yang sebelumnya menyangka suara tadi adalah suara rintihan dari kuntilanak, akhirnya mendekat pada Vianca. Dia melihat wanita itu keringat dingin, mungkin saja sedang bermimpi buruk. Zeva meraih tisu di nakas, lantas mengusap peluh di dahi Vianca. Zeva tersenyum, mengamati bentuk wajah Vianca yang indah. Dia mengecup dahi Vianca dengan lembut.Wanita itu nampak lebih baik hanya dengan
Read more

14. Vianca ke Apartemen Zeva

Vianca mendengar suara mesin mobil dari dalam kamar. Dia terperanjat, saat sadar bahwa Zeva sudah pulang tanpa pamit terlebih dulu padanya. Dia menghampiri Melvin yang masih berada di ruang tengah. Wanita itu terkejut, lantaran Melvin sedang asik menghitung uang ratusan ribu yang cukup banyak."Kak, Mas Zeva udah pulang?""Iya! Kakak suruh pria itu pulang.""Kakak minta uang sama dia? Kakak meras Mas Zeva?""Iya." Melvin menjawab sambil mengipasi dirinya dengan uang pemberian Zeva.Vianca geram, dia menyiram wajah Melvin dengan satu gelas air yang berada di atas meja."Hey, sialan! Uang gua jadi basah gara-gara lo.""Malu-maluin, tahu, gak! Cepat balikin! Ada berapa semua?""Cuma dua juta, kok. Tenang aja!Katanya ini buat sarapan kita berdua."Melvin tidak cerita bahwa Zeva sudah mentransfer juga ke rekeningnya dengan jumlah yang lebih banyak. Adiknya terlalu rese untuk diajak kerja sama."Sini uangnya! Vianca aka
Read more

15. Berbeda Kasta

Zeva berjalan di tengah ramainya orang hilir mudik di pusat perbelanjaan, dengan penuh kebimbangan. Dia takut keputusannya ini salah. Zeva menghentikan langkah di toko perhiasan untuk membeli cincin pernikahan, dia ingin memilih sendiri tanpa campur tangan orang lain, karena pernikahannya hanyalah sebuah rahasia. Bahkan, saat memilih salah satu dari cincin berlian, pikirannya tak fokus. Dirinya tak mengerti mengapa ingin melindungi Vianca dari gangguan Melvin. Apakah pernikahannya nanti akan berjalan lancar jika hanya berlandaskan rasa kasihan?Dia merasa bukan dirinya, yang biasa selalu masa bodoh dan tak pernah memikirkan hal-hal rumit, semua berjalan apa adanya tapi saat ini tidak demikian. Zeva pulang, dia membawa paper bag yang di dalamnya ada kotak perhiasan termasuk cincin pernikahan. Semuanya, nampak terburu-buru baginya. Tak ada persiapan sepesial karena pernikahan siri yang dia jalani tanpa resepsi. Tapi dia bisa menjamin hidup Vianca lebih
Read more

16. Tak Bisa Lari dari Zeva

Mata Zeva dan Vianca beradu. Keduanya tidak ada yang memulai pembicaraan. Hingga akhirnya, Zeva mendaratkan satu kecupan di dahi Vianca. Membuat Vianca merasa lebih tenang dan damai.Namun, Vianca akhirnya menghindar. Membuat Zeva kesal atas penolakan wanita itu.Zeva menahan kesal yang bersarang di dalam dada." Kamu kenapa?""Kamu sudah punya tunangan, Mas. Mbak Savana.""Bukan! Kami hanya berencana tunangan. Tidak ada perjanjian yang mengikat antara aku dan dia.""Tapi tetap saja dia kekasihmu. Apa kamu berencana membuat aku jadi gundikmu?"Zeva terdiam, dia bahkan belum memikirkan akan seperti apa dirinya dengan Savana, karena sudah terlanjur janji. "Aku akan bicara padanya pelan-pelan. Aku akan meninggalkannya! Percayalah! Sebenarnya, kami banyak sekali ketidak cocokan."Vianca masih mematung sambil memasang wajah resah. Semua alasan yang dikemukakan Zeva, tidak membuat suasana hatinya membaik.Zeva mendekapnya. "Semuanya a
Read more

17. Malam Pertama

Vianca mencium punggung tangan ibunya, Sania. Kemudian memberi salam. Melihat mata Sania yang berbinar saat beradu tatap, membuat Vianca tak tega. Ibunya tak pernah tahu hubungan macam apa yang dijalani antara dirinya dengan Zeva. Yang dia tahu, menantunya ini sungguh tampan.Vianca sempat membuat ibunya menangis saat ketahuan menjadi simpanan pria kaya dua tahun lalu. Apa jadinya, jika ibunya ini tahu Zeva adalah mantan pelanggannya. Mungkin, ibunya akan terluka kembali karena anaknya lagi-lagi terjerumus dalam dunia malam belum lama ini.Zeva menempelkan keningnya pada wanita paruh baya itu, bergantian dengan Vianca. Zeva mendapat pelukan dari ibu mertuanya. Pelukan paling hangat yang belum pernah dia rasakan sebelumnya."Terimakasih, karena kamu sudah menjaga anakku! Vianca tak pernah cerita dia memiliki pacar setampan dan sebaik dirimu. Tahu-tahu malah menikah."Vianca menginjak kaki Zeva, sebagai isyarat bahwa Zeva dilarang buka suara bahwa mereka ta
Read more

18. Zeva Bikin Baper

Zeva menatap Vianca yang sedang tertegun. Seolah, istrinya itu memiliki setumpuk beban yang dia pendam sendiri. Zeva hanya akan dapat satu jawaban dari wanita itu ketika bertanya masalah Vianca. Vianca hanya akan tersenyum dan berkata tidak ada masalah apa-apa. Zeva tak percaya sepenuhnya atas jawaban itu."Gimana sakit asam lambung kamu, apa hari ini kambuh lagi?" tanya Zeva, tangannya masih mengelus dahi menuju puncak kepala Vianca."Enggak kambuh, kok. Semenjak minum ramuan rempah yang Mas Zeva buatkan, aku udah mendingan.""Mau dibikinin lagi? Bahannya hanya rempah, gak ada efek samping apa pun walau diminum tiap hari.""Kasih aja aku resepnya, biar nanti aku yang buat sendiri." Vianca tersenyum pada Zeva.Senyum Vianca sudah membuat hati Zeva kacau. Wanita ini sudah merobohkan sebagian dinding keangkuhan Zeva. Zeva bahkan hampir lupa, bahwa dirinya anti menikahi wanita kalangan rakyat jelata. Dan pada kenyataanya dia termakan ucapannya sendiri
Read more

19. Vianca Cemburu

Zeva merebahkan badan seorang diri di sofa rumah barunya. Vianca membuatnya terlihat sangat bodoh, karena membiarkan Zeva cuti nikahan hanya sendirian. Bahakan bisa jadi, nanti Zeva pergi berbulan madu sendiri juga tanpa istrinya itu. Celingukan seperti orang linglung dan kesasar. Membayangkan hal itu terjadi, Zeva mengacak rambutnya.Zeva merasa dirinya harus memberi pelajaran pada wanita keras kepala itu. Pelajaran yang membuat rasa kesal Zeva hilang. Nanti malam, dia tidak akan membiarkan Vianca menolak keinginannya. Zeva meraih ponsel, melakukan panggilan pada Leon hanya untuk minta tolong dibelikan lingerie dan G-string yang sesuai imajinasinya. Sebelum melakukan panggilan, Zeva mengirim foto referensi baju tersebut."Hallo Leon.""Hallo, Bang Zev. Lo kenapa kirim foto cewek pakai baju sexy, Bang? Kumat lagi, ya?""Itu buat Vianca, tolong Carikan yang model seperti itu.""Em, pakai aplikasi belanja apa beli langsung, Bang?"
Read more

20. Ingin Punya Anak

Vianca membersihkan bekas makan malam dia dan suaminya. Tidak ada asisten rumah tangga yang berjaga sampai malam di rumah mereka, dan Vianca juga tak pernah menunda mencuci piring ke waktu pagi. Kalau sudah seperti ini, Zeva akan mengikutinya sampai dapur. Bukan untuk membantu, tapi hanya mengajak ngobrol atau bahkan mencipratkan air dari kran ke wajah Vianca sehingga wanita itu terganggu. "Diam, Mas!" Vianca mendengkus, saat terciprat air dari tangan Zeva. lagi-lagi Zeva mengganggunya."Via, weekend kali ini aku harus berhasil mengajakmu bulan madu, jangan sampai menolak.""Aku disuruh lembur, maaf." Vianca menyembunyikan wajahnya yang menahan tawa. Dia tidak serius dengan ucapannya."Nanti aku dianggap gila kalau bulan madu sendiri. Orang-orang pasti bertanya, mana pasangannya. Dan tidak mungkin juga aku jawab, pasanganku adalah bayanganku sendiri."Vianca tertawa, dia sudah mulai berani menjahili Zeva. Salah sendiri, Zeva sering menjahili
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status