Beranda / Romansa / BERBAGI CINTA / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab BERBAGI CINTA: Bab 21 - Bab 30

60 Bab

21 Diperiksa HRD

Aku tidak masuk kantor besoknya. Setidak tidaknya itulah alasanku untuk tetap meringkuk ditempat tidurku setelah apa yang terjadi. Aku memberi kabar melalui Mia keperusahaan bahwa aku sakit."Aku akan menjengukmu bos kecil, beri alamat kamu.""Jangan berlebih-lebihan, tidak usah, hanya flu kecil, besok sudah baik." Balasku kepada Mia. Aku ingin istirahat. Sekarang aku betul betul istirahat menikmati   tempat tinggal dan apartemenku yang  elit. Aku melupakan prahara yang terjadi. Aku memang sering melakukan berbagai pekerjaan rumah.  Menyetrika pakaian sendiri, meski Dato Raf telah menyarankan memakai laundry saja.  Tapi aku menghindari orang baru dan takut bepergian disekitar Apartement.  Aku takut dikenali. Berkenalan dengan tetangga. Untuk alasan itu, aku lebih suka bersembunyi saja. Di sudut lain, Apartemenku ada ruangan  yang menyenangkan. Living room yang tak kalah nyaman. Duduk disofa empuk berwarna pu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-27
Baca selengkapnya

22 Cinta dan Galau

Dato menelponku dan mengatakan akan datang hari ini. "Kini aku punya waktu sehari penuh,  tunggu aku di Apartemen," ujarnya. "Baiklah Dato, aku dirumah saja dan besok hari libur," jawabku diujumg telpon genggamku. Aku merasa suprise Dato datang. Mungkin istrinya tidak dirumah dan dia dapat kebebasan. Biasanya hanya 3 atau jam  saja dan pergi. Dato Raf  muncul  ketika siang itu turun hujan. Cukup waktu untuk Dato Raf membersihkan diri  sebelum mendatangiku di tempat tidur . Dia memhyuruhku berdiri karena dia memginginkannya. "Ayolah, kita bersenang senang sedikit," ujarnya. Dato berdiri merapatkan dirinya ditubuhku dan mulai menciumku. "Malam ini aku  disini, aku lelah dan ingin bersamamu," ujarnya. Ia mulai dengan ritual biasa, cium dibibir dan bermain dengan lidahku cukup lama.  Aku membalasnya dengan hal yang sama. Dato mulai mendesah minta dipuaskan dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-28
Baca selengkapnya

23 Ajakan ke Amerika

 Aku selalu sangat hati hati kalau pulang. Aku tidak mau ada penguntit yang ingin tahu tempat tinggalku.Hidup dalam waswas cukup menyiksaku. Hidup dengan penuh  kekawatiran.Jika bersama Ronald, aku khawatir di ikuti oleh Dato Rafki atau orang¹ suruhannya yang akan menemukanku.Pulang kerja, bisa jadi penguntit dari orang orang ibu Betty akan membayang bayangiku.Bisa juga Ronald yang penuh keinginan tahu tentangku.Kalau Ronald, aku tak perlu kawatir terlalu banyak.  Mungkin bagus juga karena aku dapat berterus terang kepadanya.Aku akan menjelaskan apa yang terjadi.Tidak menjadi apa,  meninggalkan atau ditinggalkan Ronald aku sudah pasrah.Tapi bagaimana kalau orang suruhan ibu Betty ? Betty memergokiku. Menemukan tempat tinggalku. Itu akan sangat gawat. Apalagi kalau bersama Dato Raf. Tak dapat kubayangkan.Dikantor , aku selalu kawatir kalau  ibu Betty datang lagi menemuiku.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-30
Baca selengkapnya

24 Ke Sydney

  Seminggu setelah itu, Dato menelponku."Aku ingin bertemu kamu, tapi tidak ditempat kamu.""Dimana?"Dato Raf menyebutkan sebuah hotel bintang lima."Aku telah memboking hotel atas nama kamu," katanya dengan jelas. Tunjukan KTP kamu."Aku datang pada waktu check in lebih awal. Hotel mewah selalu menggodaku dengan pesonanya.Hotel yang berlokasi di kawasan strategis itu adalah hotel tertinggi yang pernah kulihat.Suasananya membuat aku lebih bergairah. Aku ingin menghabiskan waktuku dengan bersantai. Mandi di kolam renang lantai 50. Menyaksikan pemandangan kota diketinggian.Merawat diri dan memakai parfum kesenangan Dato Raf. Menunggu Dato Raf dengan hati berdebar di ranjang hotel mewah berbintang.Menunggu mungkin terasa lama dan ia muncul dengan senyum cerahnya. Dato Raf datang ketika hari beranjak malam."Aku sudah datang," ujar Dato  Raf."Iya Dato,  " jawabku. Ia menelponku dari dari parki
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-01
Baca selengkapnya

25 Sydney Harbour

Sydney adalah kota terbesar di Australia. Aku tidak ingin berada dihotel saja. Aku ingin melihat Sydney lebih dahulu. Aku mulai memberanikan diri berjalan disepanjang  jalan Sydney yang tidak terlalu ramai. Sapaan How Are You, menjadi hal yang favorit terdengar. Ketika aku membeli sesuatu, es krim atau apa saja orang orang tersenyum dengan sapaan khasnya. Cukup capek juga menyebut 'I am fine' dan mereka kembali tersenyum. Sesama pejalan kaki tidak saling mengenal bisa saja berhenti dan mengobrol menanyakan kabar ."How Are You." Kesadaran pengendara bermotor  untuk mendahulukan penyeberang jalan, perlu sangat dihormati . Mereka memperlakukan se olah olah penyeberang itu jalan adalah raja. Mereka berhenti untuk memberi jalan. Tidak terasa aku sampai di Paddy’s Market, dam sekitar China Town sampai ke Darling Harbour tanpa terasa waktu kuhabiskan cukup banyak. Tujuan utamaku sendiri sebenarnya ha
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-02
Baca selengkapnya

26 Teman Baru

Setelah Dato pergi, aku sendirian di Sydney .Udara yang lebih segar, angin sepoi-sepoi  dan area  yang luas dengan taman adalah pemandangan yang biasa di kota itu. Begitu banyak bunga dan pepohonan dan taman bermain dijalur pejalan kaki. Sydney secara keseluruhan aman untuk wanita sendirian. Orang   Australia mempunyai sifat yang ramah dan suka membantu,  Duduk di depan Opera House, pada hari itu dan mengingat kemarin, aku menghabiskan waktu di Taronga Zoo Sydney. Sekarang aku ingin melihat patung.lilin Madame Tusaud. "Hi, How are you," seorang lelaki tampan berkulit putih menyapaku."Apakah kamu sendirian?" Tanyanya .Aku tersenyum membalas sapaannya."Saya Robert," ujarnya lagi."Sekarang saya sendirian'," jawabku."Are you from?""Indonesia," tambahku lagi ketika ia bertanya asalku."Mungkin kita bisa berteman," ujarnya meramahkan diri. "Bolehkah aku duduk didekatmu?" Aku tersenyum meski
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-04
Baca selengkapnya

27 Ibu meninggal

 Ketika upaya pemerintah untuk memaksa penjualan pulau gagal, pemerintah Australia  membuatnya bangkrut dengan menolak berbisnis atau mempersulit  izin apa pun kepada perusahaan perkapalan dan segala usahanya di pulau Cocos yang berhubungan dengan Australia.Pada tahun 1978 pemerintah telah kehilangan kesabaran.John Clunies-Ross dipaksa menjual tanahnya ke Persemakmuran di bawah ancaman akuisisi wajib.Lima tahun kemudian, pemerintah Australia  ingin dia keluar dari pulau itu sama sekali.Referendum 1984 menawarkan kepada penduduk pulau, termasuk juga anggota keluarga Clunies-Ross, dengan dua pilihan.Memilih integrasi  dengan Australia, atau kemerdekaan.Sementara Clunies-Ross mencoba bertahan dengan berkampanye untuk kemerdekaan, hampir semua orang yang berhak , memilih integrasi penuh dengan Australia.Tindakan penentuan nasib sendiri negeri kami... itu masalah besar, untuk sekarang menjadi bagian dari
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-05
Baca selengkapnya

28 Apartemen Diketahui

Selesai Cuti, aku melapor kekantor tempatku bekerja."Aku akan mulai bekerja," laporkan."Selamat bergabung kembali. Perusahaan ikut berduka dengan meninggalnya ibu kamu," ujar biro SDM kepadaku.Lalu dengan penuh simpati biro SDM mengucapkan beberapa nasehat.Terakhir ia mengucapkan ucapan,"Selamat bekerja dan datang kembali ke Perusahaan. Semoga sukses. ""Terima kasih," ujarku.Hari hari rutin kembali hadir dalam hidupku.Bekerja, pulang dan selalu hati hati ketika pulang kalau ada yang mengikutiku.Beberapa minggu itu berjalan, namun nasib kembali buruk, sesuatu hal yang tidak kuinginkan kembali terjadi.Bagaimanapun aku hati hati, ibu Betty akhirnya  dapat mengetahui tempat tinggalku.Mungkin ada penguntit dengan sepeda motor, aku tidak waspada. Aku juga tidak waspada ketika ada yang mengetok pintu. Tiba tiba saja ibu Betty muncul diapartemenku.Pintu diketok, k
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-06
Baca selengkapnya

29 Carita

Ronald telah menungguku didekat kantornya.Mataku agak merah, Ronald melihatnya. Namun selalu ada alasan untuk membantahnya."Kamu kenapa?" Tanyanya."Masih berduka," jawabku."Dua minggu belum cukup'? Kau harus relakan dan berdoa untuk ibumu karena hidup harus berlanjut," garis tipis terlihat dari bibirnya yang terkatup.Ronald bercerita hal hal yang ringan. Setelah itu keseruan tempat yang akan mereka kunjungi ."Jika kemaren kita ke gunung, kini kita kepantai. Ini lebih indah,"  kata. Ronald."Kita naik banana boat atau surfing.""Aku cuma ingin melihat pantai," kataku."Aku juga," kembali garis tipis dibibirnya dan senyum  dari rahang yang kuat."Tidak sulit, kita akan beli pakaian renang disana."Cerita Ronald terdengar menyenangkan. Ronald ingin aku bercerita banyak. Namun itu tidak terjadi. Aku lebih banyak diam.  Ronald menggodaku dengan tawanya yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-06
Baca selengkapnya

30 Snorkeling

Aku merasa gamang untuk kembali ke apartemenku dan menambah liburanku di pantai Carita.Trauma dengan ibu Betty  dengan apartemenku yang bukan lagi tempat aman bagiku."Aku mau tiga hari disini," ujarku kepada Ronald."Menarik, kau mau lebih lama, aku senang , tapi kamu mengabaikan pekerjaan. Aku tidak jamin kamu sampai dipecat?""Aku sudah bosan bekerja?"Ronald mungkin menduga duga ada sesuatu yang terjadi denganku.Tapi dia tidak banyak bertanya, aku takut jika ia sampai bertanya  apa aku sudah menikah. Tapi tidak, lelaki itu masih menahan diri dengan pertanyaan.Namun sebuah pertanyaan dilontarkannya juga meski tidak memaksa."Kalau engkau punya masalah, mungkin aku bisa membantu.""Mungkin, kalau aku  tidak bisa menyelesaikannya. ""Ceritakan saja, aku selalu punya waktu mendengarkan," tambah Ronald."Aku ingin mencari apartemen'," kataku."Itu mudah, kredit atau sewa. It
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-07
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status