Setelah sholat Subuh berjamaah, aku langsung kembali ke kamar. Tidak ada tegur sapa antara aku, Abang, dan Bunda. Selesai melipat Mukena dan menyimpannya, kuhempaskan tubuh ke atas tempat tidur. Tadi, raut wajah Bunda datar sekali. Terasa aneh. Aku takut kalau Bunda membenciku karena obrolan kami semalam. Hm ... kadang suka kangen dengan suasana ribut pagi-pagi sama Abang. Sekarang suasana itu sudah tidak ada lagi. Pukul 06.15, bersiap ke dapur. Seperti biasa membantu Bunda, menyiapkan sarapan dan memasak. “Hari ini, ke kampus gak, Nak?” tanya Bunda saat tanganku mengambil sehelai roti tawar untuk dipanggang. “Enggak, Bun. Lagi libur,” jawabku. “Hm ... bagus deh. Temenin Bunda masak ya?” pinta Bunda. Aku mengerutkan kening. Tidak biasanya Bunda minta ditemenin masak. “Iya, Bun.” Tak kuasa aku menolak permintaan Bunda. Selama masak bersama, Alhamdulillah, sikap Bunda sudah seperti biasa. Seolah semalam tidak terjadi apa-apa. Roti tawar sudah selesai dipanggang. Kemudian membuat
Terakhir Diperbarui : 2021-07-31 Baca selengkapnya