Aku tak memiliki sesuatu yang patut disombongkan demi menolak tawaran William. "Deal," ujarku. Kulihat senyum William merekah setelahnya."Kapan aku bisa mulai bekerja, Sir?" tanyaku."Kapan kau punya waktu luang?" Satu-satunya waktu luang yang kumiliki adalah saat mendapatkan libur dari restauran. "Aku libur di hari Kamis dan Jumat." "Datanglah Kamis ini." "Baik, Sir."Ketika melihat William menyentuh lembar katalog lagi, aku merasa butuh penegasan sekali lagi. Aku takut kupingku melewatkan hal-hal yang penting. Aku takut itu dapat berpotensi memberiku masalah di masa depan. Setelah penipuan yang Sherry lakukan, aku harus lebih berhati-hati lagi."Mr. Adler, aku benar-benar hanya perlu berfoto dengan alat-alat ini saja, benar?"William menaikan alisnya. Wajahnya menawan saat dia menahan tawa. "Iya. Hanya itu, tapi kalau kau mau mencoba, silakan." Aku menggelengkan kepalaku kencang. "Tidak perlu. Terimakasih," tolakku cepat. Aku tak sanggup menatapnya lebih lama lagi, jadi aku men
Terakhir Diperbarui : 2021-07-31 Baca selengkapnya