Aku tidak ingat berapa lama aku duduk di sana. Hanya memutar kembali kenangan bodoh yang terus saja bermunculan dan nyaris membuatku gila. Aku tak sanggup mengakui alasannya. Tak bisa. Karena bila aku melakukannya, tak akan ada jalan kembali untukku. Hari sudah petang ketika aku kembali dari kampus. Mobil ibuku telah terparkir di pintu masuk. Aku mempertimbangkan untuk memberitahunya tentang Hemingway’s dan jika aku, entah bagaimana, cukup beruntung, mungkin aku juga bisa memberitahunya soal kontrak dengan Blues Record. Ponselku berdering ketika aku hendak masuk ke dalam rumah. “Mia?” suara Matthew Lee terdengar berhati-hati, seolah ada sesuatu yang membuatnya cemas. “Matthew, hai,” sapaku. Kami tidak bicara berhari-hari sejak dia pergi ke daerah Atlanta untuk keperluan filmnya dan aku sedang dirawat di rumah sakit. “Aku sudah menerima bunganya, thanks,” “Sama-sama, maa
Read more