Home / Romansa / Terjerat Pesona Model Arogan / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Terjerat Pesona Model Arogan: Chapter 51 - Chapter 60

72 Chapters

Forgive Me

Forgive me   "Jadi kamu sakit apa, Bee?" Tanya Fio lagi saat Matty telah dipindahkan ke ruang perawatan.   "Ehm… Sebelum aku jelasin semuanya aku mau minta maaf dulu. Pertama maaf karena aku sudah nggak jujur ke kamu tentang kondisiku belakangan. Dan yang kedua maaf karena sudah membuat kamu berprasangka yang nggak-nggak selama ini. Sorry, Minnie," ujar Matty sambil menggenggam erat tangan Fio.   "Okay, aku terima maafnya, tapi sekarang kamu berhutang penjelasan. Apa yang sebenarnya kamu sembunyikan dari aku selama ini, Bee?" Tanya Fio sambil menatap wajah Matty yang begitu sesungguhnya sangat dirindukannya belakangan ini.    "Jadi kondisi ini berawal 8 bulan lalu, sekitar 3 minggu sebelum kamu operasi aku," kata Matty.
Read more

Lingerie

Lingerie   Sejak kepulangannya dari Bali hubungan Fio dan Matty semakin hari semakin panas. Selain itu Matty juga jadi rajin ke kantor. Kedua sahabatnya merasa begitu terheran-heran dengan perubahan Matty yang begitu luar biasa drastis.   "Fi," panggil Zia yang memang sedang janjian makan siang dengan Fio.   "Hemm..."gumam Fio sambil mengunyah nasi padang di hadapannya.   "Gue mau nanya boleh?" Tanya Zia.   "Boleh, mau nanya apa?" jawab Fio santai.   "Kamu ke dukun, yah?" Tuduh Zia sambil memicingkan matanya.   "Hah? Ngapain ke dukun?" ujar Fio langsung mengern
Read more

Transfer Permen

Transfer Permen   Hari ini Matty datang ke rumah sakit, dengan agenda medical check up. Dia langsung disambut Dokter Agung yang akan mendampinginya selama menjalani medical check up seharian ini. Dia sengaja datang tanpa memberi tahu Fio karena tahu kekasihnya itu sedang persiapan OP yang cukup penting sejak pagi. Namun kedatangan Matty ke unit medical check up jelas membuat geger para dokter muda yang terpesona pada aura model yang dipancarkan Matty.   "Heh, ternyata, Matheo Aderald itu aslinya keren banget," ujar seorang Koas yang sedang berkumpul di kantin.   "Masa, sih? Bukannya biasa aja, ya? Kalau lihat di TV biasa aja, ah," timpal seorang koas berbaju biru bernama Yuni.   "Ih, ini baru pertama kalinya gue lihat dia dari deket, sih
Read more

Ini Rumah Sakit

Ini Rumah Sakit   "Ehem," gumam Jacob berdeham.   "Papa," "Dokter Jacob," ujar Matty dan Fio bersamaan. Sontak Fio langsung mendorong tubuh Matty menjauh tapi Matty malah mengetatkan pelukannya.   “Bee, lepasin dulu,” pinta Fio masih berusaha melepaskan diri dari pelukan Matty.   “Nope.”   “Keruangan saya, SEKARANG!” tegas Jacob dengan mata menyala-nyala lalu berbalik dan kembali ke ruangannya.   Langkah Fio mendadak gontai, dia tahu ini bisa jadi akhir dari karir dokternya di PUH. Matty melirik Fio lalu menggenggam tangannya erat kemudian mereka berjalan berdampingan mengekor di belakang Jacob Prince. Saat mereka masuk
Read more

Pizza

Pizza   Matty berbaring dengan mata terpejam di sofa apartemen Fio. Fio tau hati Matty begitu sakit saat ini, namun dia pun tak bisa banyak berbuat sesuatu untuk memperbaiki keadaan Matty, saat ini.   "Bee," panggil Fio dari meja makan.   "Heem," sahut Matty.   "Sini, makan dulu, aku udah pesanin Pizza." Matty menghela nafas panjang dan mulai beranjak dari sofa menuju ke ruang makan Fio.   "Pizza," ucap Matty sambil memandangi Pizza di hadapannya.   "Kenapa? Kamu nggak suka?" tanya Fio    "Bukannya nggak suka, aku cuma keingetan pertama kali aku ke Paris."
Read more

Maafkan Dia

Maafkan Dia   Lio sedang duduk bersama dengan Matty di sebuah cafe. Belakangan mereka berdua memang jarang nongkrong bersama. Pagi tadi Lio mendengar kabar dari salah satu asisten Dokter Jacob tentang pertengkaran Jacob dan Matty. Sudah terlalu lama pertikaian diantara mereka berdua berlangsung, tanpa ada kejelasan. Kali ini Lio merasa harus menjadi penengah untuk ayah dan adiknya untuk mengakhiri semua perseteruan yang tidak jelas ini.   "Matt," panggil Lio.   "Hemm...," gumam Matty sambil menyesap latte dari cangkirnya.   "Aku dengar kemarin kamu berantem lagi sama Papa?" ucap Lio berhati-hati.   "Ya, biasa lah," ujar Matty.  
Read more

Keras Kepala

Keras Kepala Matty berdiri mematung di balik bilik trauma. Dari tempatnya berdiri terlihat banyak dokter berlalu lalang bahkan Fio juga terlihat sibuk membantu disana. Suara IGD yang begitu ramai dan berisik, rasanya begitu sepi di telinga Matty. Hingga seseorang coba menggoyangkan tubuhnya dan mengembalikan kesadarannya. "Matt... Matty... Matheo Aderald!" Matty langsung menengok ke arah seseorang yang terus menggoyangkan tubuhnya dan memanggil dengan suara sayup-sayup di telinganya. "Ya...," jawab Matty seperti orang linglung. "Matt, Dokter Jacob harus dioperasi sekarang juga. Fio yang akan melakukan tindakan," ucap Ijul menerangkan kondisi Jacob namun tampaknya Matty kembali melamun, "Matty sadar, kondisi beliau sekarang kritis!"
Read more

Butuh Motivasi

Butuh Motivasi Fio menggandeng tangan Matty menyusuri lorong menuju kantornya, dia tau kejadian barusan tentu membuat Matty terguncang. Seperti borok yang di buka kembali tentu akan terasa begitu pedih dan menyakitkan. Matty masih termenung duduk menatap dinding putih di ruang kantor Fio saat Fio mengganti baju OKnya dengan seragam dinas. Fio coba mendekati Matty lalu membelai rambutnya lembut. "Sini aku peluk," ucap Fio. Matty langsung menghambur dalam dekapan Fio, tangisnya langsung pecah. Rasanya begitu sesak di dadanya. Dia sendiri bingung apa yang harus dilakukannya. Haruskah dia memaafkan ayahnya dan mengalah. "Sakit Minnie, sakit banget." "I know," jawab Fio memeluk tubuh besar Matty dengan erat, membelai punggungnya lembut, dan b
Read more

Dinding Pemisah

Dinding Pemisah   Jacob Prince pria penuh kharisma dan disegani oleh banyak orang tapi tidak dengan Matty. Putra bungsu Jacob itu nyatanya menaruh dendam dan kekesalan pada Jacob sejak lama. Luka yang di torehkan Jacob di hati Matty begitu banyak dan dalam. Bagaikan ada dinding pemisah yang begitu tinggi dan luas diantara mereka berdua.   Fio baru saja selesai memeriksa kondisi Jacob, hari ini adalah hari pertama Jacob menjalani kemoterapi. Kondisinya tak cukup baik tapi masih terbilang cukup stabil.   "Gimana Minnie?" tanya Matty yang menunggui Jacob.   "Sekarang Beliau sedang istirahat, tapi kaya yang sudah kita prediksi, kondisinya memang nggak cukup bagus, tapi kita akan usahakan untuk menjaganya agar tetap stabil," terang Fio.
Read more

Maunya Papa

Maunya Papa Hari ini kamar perawatan Jacob tampak penuh. Ada sekitar 10 orang dewan direksi yang datang untuk menjenguk Jacob. Namun kedatangan mereka tak hanya karena hendak menjenguk Jacob tetapi karena Jacob meminta rapat darurat pemegang saham dan direksi rumah sakit. Matty hari ini tak sempat menemani Jacob karena ada sederet jadwal pemotretan dan juga urusan kantor yang tidak mungkin diwakilkan karena Bian dan Zia saat ini sedang di Amerika untuk melakukan kontrak kerjasama export produk pakaian olahraga mereka yang diberi nama Socrates. "Hallo," Ucap Fio menerima panggilan dari Matty. Hari ini dia bersyukur tak banyak pasien emergency yang harus ditanganinya. "Bonjour, mon amour (selamat pagi, sayangku)," sahut Matty girang.
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status