Dinding Pemisah
Jacob Prince pria penuh kharisma dan disegani oleh banyak orang tapi tidak dengan Matty. Putra bungsu Jacob itu nyatanya menaruh dendam dan kekesalan pada Jacob sejak lama. Luka yang di torehkan Jacob di hati Matty begitu banyak dan dalam. Bagaikan ada dinding pemisah yang begitu tinggi dan luas diantara mereka berdua.
Fio baru saja selesai memeriksa kondisi Jacob, hari ini adalah hari pertama Jacob menjalani kemoterapi. Kondisinya tak cukup baik tapi masih terbilang cukup stabil.
"Gimana Minnie?" tanya Matty yang menunggui Jacob.
"Sekarang Beliau sedang istirahat, tapi kaya yang sudah kita prediksi, kondisinya memang nggak cukup bagus, tapi kita akan usahakan untuk menjaganya agar tetap stabil," terang Fio.
Teruntuk semua kesayangan Mommy, maafkan karena kendala update yang lambat di bulan lalu. Ada beberapa kendala yang membuat update cerita jadi sangat terlambat. Semoga bulan ini Mommy bisa menyelesaikan apa yang sempat tertunda. Terima kasih buat kalian yang setia menanti cerita Mommya. Terus berikan dukungan kalian dnegan Follow Mommy, beri vote untuk cerita ini, dan tinggalkan komentar kalian. Sekali lagi terima kasih, Love you kesayangan Mommy...
Maunya PapaHari ini kamar perawatan Jacob tampak penuh. Ada sekitar 10 orang dewan direksi yang datang untuk menjenguk Jacob. Namun kedatangan mereka tak hanya karena hendak menjenguk Jacob tetapi karena Jacob meminta rapat darurat pemegang saham dan direksi rumah sakit.Matty hari ini tak sempat menemani Jacob karena ada sederet jadwal pemotretan dan juga urusan kantor yang tidak mungkin diwakilkan karena Bian dan Zia saat ini sedang di Amerika untuk melakukan kontrak kerjasama export produk pakaian olahraga mereka yang diberi nama Socrates."Hallo," Ucap Fio menerima panggilan dari Matty. Hari ini dia bersyukur tak banyak pasien emergency yang harus ditanganinya."Bonjour, mon amour (selamat pagi, sayangku)," sahut Matty girang.
Titik NolMatty baru saja tiba di rumah sakit ketika jam menunjukkan pukul 8 malam. Dia berlari kencang menuju ruang kerja Fio karena sadar bahwa dia sudah terlambat menjemput Fio, dan mungkin saja saat ini kekasihnya itu sedang cemberut karena menunggunya terlalu lama.“Minnie,” ucap Matty begitu membuka ruang kerja Fio, tapi ruangan itu tampak kosong dan gelap. Matty mengeluarkan ponselnya dan menekan nomor 1 pada speed dialnya. Terdengar nada sambung berdering hingga 3 kali sebelum akhirnya panggilan itu dijawab.“Hemm…,” gumam Fio dari seberang sambungan telepon.“Minnie, kamu dimana?”&l
Insiden Pagi Pagi ini menjadi hari penting untuk Matty. Kesibukan di apartemen Matty sudah terjadi sejak hari masih gelap. Fio baru saja tiba di apartemen Matty. Bi Sumi perawat Matty terlihat sedang sibuk membuat sarapan di dapur, sedangkan Wendi bersama pak Prapto supir pribadi Matty pergi ke tempat laundry mengambil Jas milik Matty. "Pagi, Bi," ucap Fio begitu masuk apartemen Matty. "Pagi, Non Fio," sapa Bi Sumi ramah, "Non, mau dibuatkan kopi buat sarapan nanti?" "Nggak ah. Eh, kalau Orange jus ada nggak?" "Ada dong," sahut Bi Sumi. "Sip, aku mau itu aja ya," ucap Fio sambil tersenyum pada Bi Sumi.
Kekesalan MattyMatty keluar dari kamarnya dengan wajah penuh kekesalan masih hanya berbalut handuk di pinggangnya. Wendi berdiri mematung di dekat Bi Sumi yang sedang menyiapkan sarapan pagi."Wendi! Sini lo!" Teriak Matty"Mas Bos, maaf… Maafin Wendi, Wendi yang salah," ujar Wendi sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dadanya dengan wajah penuh ketakutan dan ekspresi memelas memohon pengampunan."Lo udah bosen jadi asisten gue, kalau udah bosen ngomong. Gue nggak susah kok buat pecat lo!" seru Matty penuh angkara murka."Ampun Mas, ampun. Wendi yang salah," ujar Wendi yang kini sudah bersimpuh di dekat kaki Matty.
Hari BersejarahFio duduk menatap kagum ke arah Matty yang sedang menyampaikan pidato resminya sebagai presiden direktur Prince university hospital. Matty terlihat sempurna, elegan, dan berkelas dalam balutan setelan jas Brioni yang harganya selangit. Dia tau bahwa mengemban tugas sebagai presdir rumah sakit ini akan jadi tugas yang begitu berat, kredibilitas dan nama baik Matty jelas dipertaruhkan. Terlepas dari semua skandalnya dimasa lalu, hingga sejauh ini Matty dapat membuktikan profesionalitasnya dalam bekerja.Ingatan Fio kembali pada hari pertama ketika dia bertemu Matty di IGD. Saat itu di matanya Matty hanyalah pria arogan yang menyebalkan dengan ketampanan diatas rata-rata. Dia tak menyangka bahwa pria itu kini sudah menjadi calon suaminya sekaligus bos besarnya di ru
Salah PahamKata Orang persiapan pernikahan selalu menjadi suatu fase yang menyenangkan sekaligus menegangkan, berkesan tapi juga menyebalkan. Pasangan menjadi lebih sensitif dari hari kehari. Kadang permasalahan kecil bisa saja berubah menjadi Bom nuklir yang siap menghancurkan segala pertalian.Banyak pasangan diuji pada masa pra pernikahan. Bimbingan konseling dianggap menjadi salah satu solusi pra nikah untuk menghindari konflik dan membantu para pasangan untuk dapat semakin memahami satu dengan yang lain. Tak jarang juga masalah muncul dalam hal rasa percaya, bahkan munculnya sosok dari masa lalu yang membuat riak kecil dalam hubungan calon pengantin.Tinggal 2 minggu lagi menjelang hari pernikahan Fio dan Matty tapi Fio masih saja disibukkan dengan banyaknya daftar operasi yang harus dilaku
Cemburu Tak BerakhlakMatty bangun dengan senyum merekah, mengingat kebersamaannya dengan Fio semalam. Sayang itu tak bertahan lama karena saat matanya terbuka sepenuhnya dia tak mendapati Fio ada disampingnya. Otaknya bekerja dengan cepat mengingat kemana perginya Fio, hingga dia menatap ponselnya dan mendapati sebuah pesan singkat dari Fio“Morning Bee, sorry aku tinggalin kamu pagi-pagi. Aku ada jadwal OP pagi ini dan aku udah siapin breakfast buat kamu. See you at office Bee. Love you,” tulis Fio dalam pesan Chatnya sambil membubuhkan banyak emoticon hati.Matty kembali tersenyum lebar, 2 minggu menjelang hari pernikahannya menjadi waktu-waktu yang mendebarkan sekaligus membahagiakan untuknya. Akhirnya tak akan lama lagi dia akan memiliki Fio seutuhnya dan hanya untukn
Jatuh Cinta LagiJam sudah menunjukkan pukul 10 malam saat Fio keluar dari kamar mandi usai membersihkan dirinya. Sejak sore tadi, dia terlalu sibuk membujuk dan merawat Matty yang sedang terbakar cemburu hingga tak sempat merawat dirinya yang juga penat dan lelah setelah seharian bekerja di rumah sakit.Malam ini, Fio memutuskan untuk menginap di apartemen Matty lagi. Selain untuk memastikan calon suaminya itu tak kembali merajuk, juga karena tubuhnya sudah terlalu lelah jika harus mengemudi untuk pulang ke tempat tinggalnya. Dari arah walking closet Fio dapat melihat Matty yang sedang berbaring di sofa besar dengan selimut tebal yang sudah menutupi setengah tubuhnya sambil menatap keluar jendela."Bee," panggil Fio mendekati Matty."Hemm," jawab Matty singkat."Kenapa belum tidur?""Aku menunggumu," kata Matty menatap Fio yang begitu seksi dalam balutan kemeja putih longgar miliknya."Menungguku?" tanya Fio memastikan."Ya, sini. Aku ingin tidur sambil memelukmu," ujar Matty menarik