Home / Romansa / Mantan Tunangan CEO / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Mantan Tunangan CEO: Chapter 131 - Chapter 140

166 Chapters

131. Keinginan Nathalie

Tiga hari berlalu dengan cepat. Saat ini, Nathalie tengah makan siang bersama dengan Kai. Menikmati makanannya dengan tenang, Nathalie melirik Kai sesaat. Namun, langsung tertangkap oleh sepasang manik kelam di hadapannya itu. Kai tersenyum tipis mendapati wanita itu yang buru-buru mengalihkan pandangan. Di akhir pekan ini, Kai hanya ingin menghabiskan waktunya bersama dengan wanita itu saja. Melakukan apapun bersama dengan Nathalie. "Ingin menunggang kuda?" tanya Kai. Yang langsung dijawab gelengan kepala oleh Nathalie. "Aku takut." Kai terkekeh pelan. "Lalu, bermain golf?" Nathalie juga menggeleng. Ia sedang tidak ingin bermain dengan bola sekarang. Namun, ada satu hal yang ingin ia lakukan sejak beberapa hari lalu."Bagaimana dengan berenang?" "Ide bagus." Kai menyetujui dengan cepat. Sesaat, Nathalie baru tersadar jika Ming Shan masih ada di rumah Kai. "Ah, tidak jadi, Kai. Lain kali saja." Nathalie tersenyum tipis sembari melanjutkan makannya. Sedangkan Kai yang tengah m
Read more

132. Kai Menerimanya

"Kau serius dengan perkataan mu?" Setelah terdiam beberapa menit, Kai baru mengeluarkan suara. Ia terlalu kaget dengan apa yang baru saja Nathalie katakan. Pandangannya lurus menatap wanita itu di mana Nathalie tak berani menatap kedua matanya. Kai mendesah pelan. "Kau benar-benar ingin putus denganku?" tanya Kai sekali lagi. Masih menunggu wanita itu untuk kembali membuka bibir. Dan Nathalie memilih untuk mengangguk. Ia yakin dengan keputusannya sekarang. Setelah mempertimbangkan banyak hal dan melihat dari segala sisi, Nathalie yakin jika yang ia lakukan saat ini tepat. Ia tidak pantas untuk bersama dengan Kai. Dan selamanya tetap akan begitu."Apa itu karena ucapan ku beberapa waktu lalu? Kau tahu aku tidak mengatakan ingin berpisah denganmu benar-benar, kan?" Kai tidak percaya. Terlebih ketika Nathalie sama sekali tidak memandangnya. Wanita itu hanya menunduk dalam. Menghindari kontak mata dengannya."Bukan karena hal itu, Kai." Nathalie menghela napas. "Aku melakukan ini at
Read more

133. "Ini bukan salah Kai, Irine."

Hans meneguk ludah saat ia memasuki ruangan CEO dengan dokumen yang ada di pelukannya. Merasakan aura dingin menyebar memenuhi ruangan ini hingga tak memberikan celah. Padahal, baru beberapa langkah kakinya masuk. Namun, hawa menyeramkan yang ada di sekitar sini terasa begitu menusuk untuknya. Cepat-cepat Hans mengusir semua rasa tidak enaknya dan berjalan mendekati seseorang yang ingin ia temui. Seorang pria yang ternyata kini tengah berdiri membelakangi Hans dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam celana.Lagi-lagi Hans membatin, apa yang membuat atasannya itu begitu betah mengamati kota di bawah sana dengan tanpa berkutik. Seolah perhatian Kai sudah diambil penuh."Tuan ..." panggil Hans. Dan pria tinggi yang menjulang tak jauh dari Hans itu hanya bergumam pelan."Hn?" "Ini adalah proposal dari-" "Taruh saja di mejaku." Kai memotong ucapan Hans. Kemudian berbalik untuk memandang sekretarisnya itu tanpa ekspresi. "Berikan semua pekerjaan yang harus ku kerjakan hari ini." Ma
Read more

134. Mantan Kekasih

"Ini sangat mengejutkan. Aku pikir kau akan kembali menolak ku." Leon terkekeh pelan sembari mengambil salah satu buku yang terdapat dalam rak toko. Melihat judul dari buku yang masih terbungkus plastik bening itu sesaat. Sementara Nathalie yang juga tengah memilih-milih buku di sana lantas mendengkus rendah. "Aku tidak ingin kau setiap waktu selalu mengganggu ku hanya karena ingin pergi ke toko buku." "Maaf karena mengganggu waktumu sebentar."Nathalie menarik napas dalam. Padahal, Leon bisa pergi sendiri atau mencari orang lain yang mau pergi bersamanya. Namun, pria itu terus saja mengajak dirinya untuk pergi dengan alasan tidak ada seseorang yang akrab dengannya di sini selain dirinya. Dan Nathalie mau tak mau lantas menyetujui ajakan yang sebenarnya sudah Leon lakukan sejak satu minggu yang lalu. Leon tak bisa menahan diri untuk tersenyum tipis. Menemukan buku yang sudah ia cari-cari sejak tadi. Lalu, berjalan menuju Nathalie yang kini sedang membuka salah satu buku yang ada
Read more

135. The Black Death Kembali

"Siapa yang meletakkan bunga di sini?" tanya Nathalie. Mengalihkan pandangan pada Rena yang mengendikan kedua bahu. Hingga tak lama kemudian pintu yang terbuka dan menampilkan Ariska yang baru saja datang. "Oh, Nathalie. Katanya itu bunga atas namamu. Jadi, aku letakkan saja di mejamu." Ariska lalu mendudukkan diri. Sedangkan Nathalie hanya mengernyit. Lantas mengambil bunga mawar merah tersebut dan mengamatinya. Baru menyadari jika ada sesuatu yang terselip di antara bunga-bunga tersebut. Nathalie membuka kertas kecil yang awalnya tidak ia lihat karena warnanya yang sama dengan bunga itu. Membaca pesan singkat yang ada pada secarik kertas tersebut. 'Dari seseorang yang sedang mengejarmu.'Wanita itu tidak dapat menahan dengkusan ringan. Sepertinya, ia tahu siapa pengirim bunga ini. Namun, agak sedikit aneh jika ia menerima bunga mawar dari Kai. Biasanya pria itu akan mengirimkan tulip putih yang di mana Kai tahu itu adalah bunga kesukaannya. Nathalie mendesah pelan. Toh, mau bun
Read more

136. Rencana Kai

"Jadi, apa yang ingin kau katakan?" tanya Nathalie saat mobil yang Leon kemudikan berjalan dengan tenang. Sedangkan pria yang ada di sebelahnya itu terlihat ragu untuk berbicara. Namun, karena ia sudah berkata pada Nathalie, maka ia mau tak mau harus mengatakannya."Itu ... apa kau sedang ada masalah dengan kekasihmu? Aku melihat kalian berdua agak aneh pada malam itu." Nathalie sempat terdiam dalam beberapa saat. Kemudian terkekeh. "Apa ini adalah hal yang ingin kau bicarakan denganku?" Leon menggeleng. "Hanya bertanya saja." Helaan napas terdengar dari wanita yang ada di samping Leon tersebut. "Sebenarnya, kami sudah putus.""Apa karena aku?" Leon bertanya dengan cepat. Berpikir jika kejadian pada malam itu yang telah membuat Nathalie dan Kai berpisah. "Tidak. Ini bukan karena mu. Kami sudah berpisah sebelum malam itu." Nathalie tersenyum tipis sembari mengalihkan pandangannya pada kaca yang ada di sebelah. Sampai tak lama kemudian, Leon kembali membuka bibir. "Sebenarnya,
Read more

137. Pertunangan Kai

Nathalie mengurut pelan pangkal matanya saat ia memikirkan apa yang telah ia terima tadi malam. Dirinya bisa langsung mengenali jika rambut itu adalah milik Angelista. Tidak ada lagi yang terpikir di kepala Nathalie selain wanita itu. Namun, bukankah Angelista ada di penjara? Lantas, siapa yang mengirim kotak tersebut? Apakah ada seseorang yang baru saja meneror dirinya? Nathalie sangat yakin jika apa yang ia terima tadi malam itu ada kaitannya dengan Angelista. Namun, ia tidak juga menemukan sesuatu meski mencoba untuk menebak-nebak.Terlebih lagi, ia tidak bisa meminta bantuan Kai untuk menyelidiki hal ini. Bukannya tidak bisa. Melainkan ia sadar diri jika akan sangat tidak pantas jika ia meminta bantuan pria itu setelah memutuskannya. Lagipula, Kai akan segera menjalankan pertunangannya. Seharusnya ia tidak lagi melakukan apapun yang berhubungan dengan pria itu. Meski Kai berpikir hal ini bukan masalah. Namun, Nathalie tidak ingin mempermalukan dirinya sendiri. Maka, ia bertekad
Read more

138. Partner

Pesta pertunangan Kai akan diadakan dalam dua hari lagi. Dan Nathalie memilih untuk datang ke pesta tersebut meski Irine sudah melarang dirinya dengan tegas. Namun, Nathalie masih tidak berubah pikiran. Setidaknya, ia bisa melihat Kai untuk terakhir kali. Setidaknya ia bisa melihat wajah bahagia pria itu meski bukan karena dirinya. Selain itu, dirinya juga telah diundang. Jadi, ia tetap akan yakin untuk datang ke pesta tersebut. Terlepas dari batinnya sakit atau tidak, Nathalie mencoba untuk menghilangkan perasaan yang masih tertinggal itu secara perlahan. Nathalie yakin ia bisa melakukannya dengan baik.Nathalie pikir, sepertinya ia membutuhkan pakaian baru untuk datang ke pesta pertunangan Kai. Sejak meninggalkan kediaman Kai, ia sama sekali tidak membawa barang apapun yang telah pria itu berikan untuknya. Sama sekali tidak. Dan pakaian Nathalie yang ada di rumah adalah pakaian sehari-hari atau untuk bekerja. Dirinya akan lebih baik untuk membeli satu dress lagi untuk pergi. Dan s
Read more

139. Untuk yang Terakhir Kalinya

"Karena aku adalah Helian Jordeen ...."Jordi berbisik pelan. Yang kemudian membuat wanita di dalam dekapannya itu mendengkus. Lalu, menyingkirkan tangan Jordi yang ada di bahunya dan kemudian beranjak untuk pergi. Membawa mangkuk salad-nya yang telah habis ke dapur. Meninggalkan pria yang masih ada di ruang tamu itu dengan senyum tipis yang tak hilang di wajahnya. Waktu berlalu begitu cepat, Jordi tidak menyangka jika Irine yang akan menjadi kekasihnya sekarang. Mereka yang dulunya selalu bertengkar ketika bertemu, kini menjadi sepasang kekasih yang saling memandu cinta. Sampai sekarang Jordi masih tidak yakin ini adalah nyata. Ia yang bertemu dengan Irine karena perjalanan bisnisnya ke Paris, dan kebetulan Irine sedang ada di sana karena pekerjaan juga. Setelah bertemu dan mengobrol menceritakan kisah mereka masing-masing selama tidak berjumpa, Jordi jadi sering memikirkan Irine. Entah mengapa. Ia juga menjadi sering mengirim pesan pada wanita itu dan mereka sesekali bertemu.Dan
Read more

140. Memperjuangkan Hidup

Ambulans yang membawa Nathalie kemudian menepi pada salah satu rumah sakit yang ada di kota ini. Nathalie yang terbaring dengan bersimbah darah itu kemudian digelandang menuju ruang gawat darurat. Para perawat menutup pintu dan menyisakan orang-orang di yang ada di luar dengan wajah cemas tak terhingga. Kai duduk pada kursi yang ada di luar ruangan tersebut setelah ia berdiri cukup lama lantaran masih terkejut dengan apa yang telah terjadi pada Nathalie. Tidak mempedulikan pakaiannya yang terdapat banyak bercak darah. "Kumohon ... Thalia ... kumohon." Bibirnya terus bergetar untuk berdoa. Pikirannya sekarang hanya tertuju pada wanita yang ada pada ruangan di dalam sana. Tidak ada yang lain. Kai melihat kedua tangannya yang juga penuh dengan darah yang perlahan mulai mengering. Matanya ikut bergetar dan dirinya tak dapat berkata apa-apa. Suara derap langkah yang datang sama sekali tidak Kai hiraukan. Bahkan ketika sepasang sepatu hitam berhenti di depan matanya. Kai sama sekali ti
Read more
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status