Home / Romansa / Mantan Tunangan CEO / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Mantan Tunangan CEO: Chapter 121 - Chapter 130

166 Chapters

121. Keputusan Berpisah

Sejak tadi siang, Kai sama sekali tidak mengatakan apapun pada Ming Shan. Mungkin hanya berkata beberapa hal kecil yang sekiranya penting. Lebih dari itu, tidak. Dan karena hal itu, Ming Shan menjadi cemas jika Kai tidak ingin lagi berbicara padanya.Wanita itu tahu apa yang membuat Kai bersikap demikian. Namun, ia tidak berani mengungkit kejadian tadi siang yang hanya akan membuat Kai bersikap semakin dingin padanya. Sampai jam pulang tiba. Kai langsung melengos pergi tanpa mengatakan sepatah kata pada Ming Shan. Meninggalkan wanita itu sendirian. Di dalam perjalanan pulang, Kai tidak henti-hentinya memikirkan apa yang telah ia lakukan pada Nathalie. Ia tidak tahu bagaimana cara memperlakukan wanita itu setelah ini. Setelah mampir sejenak untuk membelikan beberapa bawaan untuk Nathalie. Kai kembali melajukan mobil menuju kediamannya. Dengan langkah kakinya yang lebar ia menapaki lantai dengan cepat. Hingga sampailah di depan kamar Nathalie yang Kai yakin pemilik kamar ini ada di d
Read more

122. Waktu yang Terlewat

"Jangan meninggalkanku. Semua masalah yang terjadi. Kita hadapi bersama, kan?" Netra kelam Kai tertuju lurus pada Nathalie. Sementara wanita itu masih terdiam. Sampai suara Kai kembali menyapa indra pendengarnya."Thalia?" Bibir tipis yang semula tertutup rapat itu terbuka perlahan. "Ya ...." Nathalie tersenyum. Mengalungkan kedua tangannya pada leher pria itu dan semakin menyembunyikan wajahnya. Nathalie membisu. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan pada Kai setelah ini. Hubungan mereka tidak selalu berjalan dengan mudah, Nathalie tahu itu. Namun, perkataan Yuan Nuan juga tidak bisa sepenuhnya hilang dari kepala. Semuanya terasa semakin berat saat Nathalie kembali memikirkannya. "Ada apa?" Kai kembali bertanya. Kerutan samar di keningnya terlihat kala ia mendapati Nathalie yang sama sekali tidak bergerak dan mempertahankan posisinya sekarang."Biarkan seperti ini dulu," pinta wanita itu tanpa melonggarkan kedua tangannya yang membuat Kai tersenyum tipis. Sekaligus menerka-ne
Read more

123. Cemburu?

Nathalie terduduk dalam diam sembari mengamati cangkir berisi Vanilla Late di hadapannya. Sesekali menghela napas. Sejak sepuluh menit yang lalu, ia sama sekali tidak menyentuh minumannya dan membuat seseorang yang duduk di hadapannya mengernyit."Ada apa?" tanyanya. Dan Nathalie balas menggeleng. Tersenyum tipis."Apa ada yang kau pikirkan?" tanya wanita di hadapannya itu sekali lagi. Dan kali ini Nathalie merespon dengan mengangkat wajah. Melihat ke arah Irine yang menaikkan salah satu alis menunggu jawabannya. "Aku tidak tahu." Nathalie menghela napas pendek. Menyandarkan punggungnya dengan pelan."Apakah kau bertengkar dengan Kai?" "Tidak." Nathalie menjawab cepat. "Lalu, apakah kau ... sedang kecewa dengan pria itu?""Itu juga tidak." Nathalie mengernyit. Tidak mengerti mengapa arah pembicaraan sahabatnya itu terus mengarah pada Kai. "Bukankah dia memiliki sekretaris baru?" "Berita menyebar dengan cepat, ya." Nathalie memasang wajah masam mengetahui orang sekelas Irine mas
Read more

124. Hari Terakhir

"Apa kau sama sekali tidak ingin melepaskan ku?" Nathalie menggeleng. Masih saja membenamkan wajahnya pada dada pria itu sembari menghirup wangi Kai dalam-dalam. Menyimpan aroma tersebut sebanyak mungkin dalam dirinya. Lain halnya dengan Kai. Pria itu tidak dapat menahan senyum mematikannya dan kemudian mengangkat Nathalie untuk membawa wanita itu ke ruang tengah. Mendudukkan diri di sana. Malam masih panjang. Waktu mereka sangat banyak untuk digunakan hanya dengan berdiam saja. "Apa pekerjaanmu hari ini melelahkan?" Kai bertanya sembari mengusap surai cokelat Nathalie dengan lembut."Sangat melelahkan." Kai terkekeh saat ia mendengar hembusan napas kasar yang baru saja Nathalie keluarkan. "Tidak tertarik untuk mengundurkan diri sana dan bekerja di tempat lain?" Nathalie menaikkan pandangannya bertepatan dengan saat Kai yang baru saja menunduk. Kedua mata mereka bersinggungan beberapa saat. Sebelum kemudian Nathalie membuka bibir. "Misalnya?" "Menjadi sekretarisku." "Bukankah
Read more

125. Putus

22.10 WIB.Kai baru saja sampai di rumahnya dan segera memarkirkan mobil. Berjalan masuk dan mengernyit kala melihat lampu ruang tamu masih menyala. "Apa yang dia lakukan di ruang tamu semalam ini?" tanya Kai saat ia menebak ada seseorang di ruangan tersebut.Namun, saat membuka pintu dan berjalan masuk ke dalam. Alangkah kagetnya Kai saat mendapati orang lain yang ada di sana. "Ming Shan? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Kai sembari mendekat pada wanita itu. "Di mana Nathalie." Ming Shan tidak mengira jika pertama kali Kai akan langsung mencari wanita itu. "Nathalie ... dia ...." Bibir Ming Shan terasa kelu untuk berkata. Antara ingin mengatakannya atau tidak. Dan ketakutan yang akan ia hadapi ketika Kai mengetahui Nathalie tidak berada di sini lagi. "Aku tanya di mana Nathalie." Kai kembali berbicara dengan nada yang berbeda. Menjadi lebih dingin."Dia ... dia kembali ke rumahnya yang dulu." "Apa kau bilang?!""Dia tidak ada di sini, Kai. Dia kembali ke rumahnya." Kai ti
Read more

126. Akar Masalah

Ruangan CEO Hyden hari ini tampak sedikit berbeda. Meskipun terlihat tenang seperti biasanya. Namun, kali ini aura di sekitar ruangan ini begitu pekat tampak lebih dingin. Bahkan, suhu AC yang ada di sudut ruangan ini tak bisa menyaingi aura yang dipancarkan dari satu-satunya pria yang duduk di kursi pimpinan tertinggi. Kai menyesali ucapannya semalam. Meksi ia sudah mencoba keras untuk mengontrol diri, entah mengapa tiba-tiba saja pertahanannya runtuh hanya dalam beberapa kata yang Nathalie ucapkan. Ia terlanjur mengatakan perkataan yang mungkin akan membuat hubungannya dengan Nathalie semakin memburuk. Mungkin karena ia terlalu lelah sepulang kerja dan mendapati hal yang mengejutkan di luar pemikirannya. Tak sengaja ia mengucapkan perkataan menyakitkan yang bahkan belum pernah ia ucapkan sebelumnya. Lamunan Kai seketika buyar ketika pintu ruangannya terketuk. Dan mempersilahkan Ming Shan masuk membawa beberapa pekerjaan untuknya. Kai menghela napas panjang. Meminta wanita itu
Read more

127. "Kau yang membuatnya menangis?"

Esok paginya, Kai langsung terbang menuju China. Sebelumnya, ia telah memastikan pada Irine jika Nathalie benar-benar membatalkan makan malam mereka saat itu dan Nathalie tidak memberitahukan alasannya. Setelah sampai di Beijing, Kai tanpa pikir panjang langsung menuju mansion ayahnya dengan langkah lebar. Menemukan beberapa penjaga yang berada di sekitar mansion tersebut. "Ayah ada di dalam?" "Ya, Tuan. Dia sedang menikmati teh dan membaca koran di gazebo." Seorang pelayan tua yang sudah mengabdikan dua puluh tahunnya di mansion ini menunjukkan Kai arah jalan."Aku akan ke sana sendiri," ujar Kai yang menghentikan pelayan tersebut. Lalu mengangguk dan membiarkan Kai pergi seorang diri. Pandangan mata Kai langsung tertuju pada pria tua yang saat ini sedang duduk membelakanginya. Seperti yang dikatakan Bibi Liu, ayahnya tengah menikmati teh di sana. "Ada apa?" Yuan Nuan berkata tanpa menoleh. Menyadari jika ada seseorang yang berdiri di belakangnya kini. "Ada yang ingin aku bicar
Read more

128. Sulit Dikatakan

"Kau yang membuatnya menangis?" Kai menarik kuat-kuat kerah Leon dengan satu tangannya. Dahinya terlipat sampai ia mendengar satu kata yang diucapkan pria itu."Ya. Aku yang membuatnya menangis." Detik berikutnya, pukulan yang baru saja Kai layangkan itu sampai di wajah Leon. Membuat pria itu melangkah mundur. Memegangi hidungnya yang perih. Ternyata darah segar keluar dari sana. Leon menyeringai kecil. Kai tak tanggung-tanggung dengan kekuatan pukulan yang pria itu berikan. Saat Kai akan kembali meraih Leon. Nathalie segera menarik tangan Kai dan mendorong pria itu menjauh dari Leon. "Apa kau sadar dengan apa yang baru saja kau lakukan?!" Ekspresi Kai masih tidak berubah. Dipenuhi emosi, terlebih saat ia melihat bagaimana tatapan Leon padanya sekarang. "Dia menyakitimu!" Plak!Wajah Kai tertoleh ke samping. Pria itu merasakan panas mulai menjalar di sekitar pipi kirinya saat Nathalie baru saja menampar. Dan Kai baru saja menyadari jika dirinya dikendalikan oleh emosi tadi. "
Read more

129. Menjadi Canggung

Saat pertama kali membuka pintu, Nathalie benar-benar dikagetkan dengan keberadaan seseorang di depan rumahnya. Pria itu berdiri di samping mobil sembari mengecek jam yang ada di tangan kiri. Kemudian menoleh saat suara pintu terbuka terdengar. Pria itu tersenyum pada Nathalie dan kemudian berjalan mendekat. "Ayo. Aku akan mengantarmu bekerja," kata Kai sambil membukakan sebelah pintu mobilnya untuk Nathalie. Wanita itu tersenyum tipis, sebelum kemudian masuk. Di perjalanan pun, Nathalie tidak banyak berbicara. Ia hanya diam mengamati jalanan dan sibuk dengan pikirannya sendiri. Berpikir apakah dirinya pantas diperlakukan seperti ini oleh Kai? Meski ia telah mengatakan tidak tersinggung dengan apa yang Yuan Nuan katakan. Namun, bukan berarti dirinya mengabaikan ucapan dari ayah Kai itu. Yuan Nuan telah memperingati dirinya secara langsung. Baik dari ucapan maupun tindakan, dia tidak akan pernah menyetujui jika Kai bersamanya. Sebelum Yuan Nuan mengatakannya, Nathalie sebenarnya
Read more

130. Yang ke Sekian Kali

Nathalie melenguh pelan. Mendengar suara ponselnya yang berdering, ia langsung membuka mata meski sebenarnya masih mengantuk. Sebelah tangannya meraba meja di sebelah tempat tidurnya dan mencari-cari sumber bunyi tersebut. Menyingkirkan lengan besar Kai yang melingkari perutnya. Nathalie melirik sebentar, pria itu masih belum membuka mata. Tampaknya Kai sangat lelah karena pekerjaannya yang menguras waktu dan tenaga. Nathalie tak langsung mengangkat telepon tersebut. Melainkan melihat nama penelepon sembari mengucek sudut matanya. Sebelum akhirnya manik cokelat cerah itu tercengang. Dan buru-buru keluar dari kamarnya untuk mengangkat telepon. "Halo, Paman?" Nathalie berujar pelan. "Aku dengar dari Ming Shan, Kai tidak pernah kembali ke rumah sejak dia datang ke sana." Nathalie berubah diam. Pembahasan ini lagi. Padahal Nathalie berusaha untuk tidak lagi mengungkitnya. Namun, tetap saja ia tidak akan pernah bisa menghindari topik ini. "Apakah dia ada di tempatmu?" Sekali lagi Yua
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
17
DMCA.com Protection Status