Home / Romansa / LUKA TAK BERDARAH / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of LUKA TAK BERDARAH: Chapter 71 - Chapter 80

105 Chapters

71. PART TIGA PULUH ENAM

Dua minggu berlalu …   ‘Kenapa ya akhir-akhir ini Yayang Eguh sulit diajak keluar dan jalan? Ada aja alasan yang dibuat olehnya. Hingga bikin aku sedikit jengkel dan sebal dengan sikapnya itu. Apa ada yang disembunyikan oleh Yayang Eguh? Ah, sebel, sebel …,’ gumam Indah dalam hati.   Lalu tiba-tiba terdengar suara dering HP memecah keheningan, membuat Indah terjaga dari lamunannya. Lalu Indah mengambil HP yang tergeletak di samping kanan bantalnya. Saat dilihat layar HPnya, ternyata telpon dari sahabatnya Erna. “Iya Beib!” kata Indah, setelah mengangkat telpon dari Erna. “Sibuk kagak Beib?” tanya Erna dari seberang telpon. “Hehehe …, kagak! Emang kenapa Beib?” ucap Indah. “Keluar yuk nanti malam? Udah lama ni kita kagak nongkrong di café Pelangi. Gimana kalau nanti malam kita nongkrong disana?” ajak Erna. “Bener juga Beib! Berangkat …,” ucap Indah semangat. “Jemput ya nanti?” kata Erna
Read more

72. PERGI KE PASAR MINGGU

Satu bulan berlalu …   Kini Eguh sudah merasa nyaman untuk tinggal di kosan. Terlihat Eguh semakin menjadi akrab dengan teman-teman satu kostnya. Walaupun teman-teman kost Eguh ini rata-rata mahasiswa dan pegawai kantoran.   Minggu pagi ini, Eguh ada janji dengan kekasihnya Indah untuk jalan-jalan ke pasar minggu. “Tiliittt … tiliitttt …,” terdengar suara notifikasi sms dari HP Eguh. Segera Eguh melihat pesan yang masuk di HPnya, ternyata sms dari kekasihnya Indah. “Yang, aku jemput kamu ke kostmu ya …,” kata Indah dalam pesan singkat smsnya. “Tidak usah Yang, biar aku naik angkot saja ke rumah kamu. Kan lokasi pasar minggu kalo dari rumahmu lebih dekat jaraknya,” balas Eguh dalam pesan singkat smsnya. “Sudah tidak usah membantah! Pokoknya aku jemput kamu Sayangku …,” kata Indah dalam pesan singkat smsnya. Dengan sedikit meninggikan nada bicaranya dalam rangkaian kata smsnya.
Read more

73. PART TIGA PULUH TUJUH

Pagi hari yang indah di sebuah Pondok Pesantren. Terlihat seorang santri putri berkacamata dengan seragam putih abu-abu dan juga khimar (jilbab lebar/jilbab panjang) yang menutupi rambutnya yang panjang, sedang bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Seperti biasa Cindy berangkat ke sekolah besama dengan ketiga teman sekamarnya di asrama pondok utama putri yang satu sekolah dengannya. Dan selama dalam perjalanan menuju ke sekolah, tak jarang beberapa pasang mata santri putra yang berpapasan dengan Cindy, selalu mencoba untuk mencuri-curi pandang kepadanya.   Selang beberapa menit, Cindy dan ketiga teman sekamarnya di asrama pondok utama putri sudah sampai di sekolah. Lalu mereka berempat berpisah dan beranjak menuju ke kelas masing-masing. Namun, saat Cindy akan melangkah menuju ke tangga lantai dua, tiba-tiba ada yang memanggilnya dari arah belakang. “Cin, tunggu …,” teriak Mei pelan, sambil agak berlari-lari menuju ke arah Cindy.
Read more

74. PART TIGA PULUH DELAPAN

Hari berlalu, bulan berganti. Tanpa terasa seminggu lagi Eguh akan menghadapi ujian semester genap.   ‘Kenapa waktu begitu cepat berlalu? Sepertinya baru kemarin aku merasakan menjadi seorang siswa putih abu-abu. Ternyata dalam nyata sudah mau setahun aku berpredikat sebagai seorang siswa putih abu-abu. Dan baru kemarin juga aku melalui ujian semester, seminggu lagu udah mau ujian semester lagi …, hiuffttt, huuu!’ gumam Eguh dalam hati.   Tuuuutt … tuuuuuttttt. Suara dering HP Eguh berbunyi. Saat Eguh lihat layar HP, ternyata telepon dari ayahnya. Lalu segera Eguh mengangkat telepon dari sang ayah. “Assalamu’alaikum, iya Yahh!” sapa salam Eguh mengawali percakapan melalui telpon dengan ayahnya. “Wa’alaikumussalam,” balas sang ayah dari seberang telepon. “Bagaimana Nak, kabar kamu disana? Dan bagaimana juga sekolahmu?” sambung sang ayah bertanya. “Alhamdulillah kabar Eguh baik
Read more

75. PART TIGA PULUH SEMBILAN

Hari sudah sore pukul 15:00, Eguh bergegas pergi ke kamar mandi. Selesai mandi, Eguh pun memakai pakaian santainya.   Tak berselang lama, tiba-tiba hape Eguh berdering … Tuuuutt … tuuuuuttttt.   Saat Eguh melihat layar hapenya, ternyata yang menelpon dia adalah sang kekasih. Lalu Eguh langsung mengangkat telpon dari sang kekasih. “Yang! Aku udah di depan kost kamu …,” kata Indah dari seberang telpon. “Iya Sayang! Aku turun sekarang,” ucap Eguh. “Iya Sayangku …, buruan. Aku tunggu di dalam mobil,” kata Indah memohon. Setelah telpon dari kekasihnya berakhir, Eguh bergegas beranjak menghampiri Indah yang menunggunya di halaman kosannya. Eguh berjalan melangkah ke tangga menuju lantai satu. Langsung Eguh menuju ke halaman kosan yang terlihat mobil Brio merah kekasihnya terparkir.   Indah yang melihat kedatangan sang kekasih, lalu Indah keluar dari dalam mobil. “Yang!” sapa Inda
Read more

76. PART EMPAT PULUH

Keesokan harinya … Kukuruyukkk … Suara ayam jago berkokok dan saling bersahutan.   Hari sudah pagi pukul 06:25, Eguh baru selesai menyiapkan semua buku pelajaran untuk hari ini. Iya, hari ini adalah hari pertama Eguh berangkat sekolah dari tempatnya kost. Saat sudah membereskan semua buku pelajarannya, Eguh beranjak pergi ke kamar mandi. Selesai mandi Eguh pun beranjak masuk ke dalam kamar kostnya untuk berganti baju seragam sekolahnya. Setelah memakai baju seragam dan berdandan rapi, Eguh beranjak dari kamarnya dan berjalan turun ke lantai 1. Saat sudah berada di lantai bawah, salah satu teman kostnya menyapa. “Guh! Sini sarapan dulu,” kata salah satu teman kostnya. “E-eh! aku sarapan di warung depan saja Mas,” ucap Eguh pelan. “Sudah sini kita sarapan bareng-bareng,” ajak salah satu teman kostnya yang lain. Lalu tanpa sungkan Eguh pun menghampiri teman-teman kostnya, dan Eguh langsung ikutan sarapan bersa
Read more

77. PART EMPAT PULUH SATU

Hari berlalu, minggu berganti. Tak terasa sudah 2 minggu berlalu setelah ujian semester. Eguh mulai membereskan beberapa pakaian kotornya dan memasukkan ke dalam tas koper. Selesai membereskan semua pakaian kotornya ke dalam tas koper, Eguh mencoba untuk berbaring telentang diatas kasur spring bed sebentar untuk istirahat sambil menunggu jemputan dari mang Emon.   Saat sedang enak-enaknya tiduran, tiba-tiba terdengar suara dering telpon dari HP miliknya yang terletak diatas meja belajar.   Kriiingggg …   Lalu Eguh bergegas mengambil HP miliknya diatas meja belajarnya. Saat dilihat layar HPnya ternyata telpon dari sang ibu, dan segera Eguh mengangkat telpon dari sang ibu. “Assalamu’alaikum. Iya Buu!” ucap Eguh. “W*’alaikumsalam. Kamu jadi balik hari ini ya, Nak?” balas sang ibu dan bertanya dari seberang telpon. “Insya Allah jadi Buu! Eguh kan kangen sama ayah, ibu dan juga sama d
Read more

78. MENIKMATI LIBURAN SEMESTER

‘Akhirnya aku bisa liburan dan kembali ke kampung halaman tercinta …,’ gumam Eguh dalam hati. Hari sudah mulai gelap, hari sudah malam, pukul 19:30, Eguh dan kedua orang tuanya lagi ngumpul di ruang keluarga yang juga menjadi ruang makan. Eguh dan kedua orang tuanya sedang mengobrol ringan sambil menonton TV dan menikmati gorengan dan teh hangat.“Gimana Nak, nilai raportnya?” tanya sang ayah penasaran.“Iya Nak, coba kasih lihat sama ibu dan ayah?” kata sang ibu yang juga penasaran.“Alhamdulillah, Yahh, Buu!” ucap Eguh, lalu beranjak untuk mengambil raportnya di dalam tas rangsel sekolahnya yang ada di kamar.Tak berselang lama Eguh kembali dengan membawa raportnya, lalu memberikannya kepada sang ayah. Hendra mulai membuka lembar demi lembar buku raport milik putranya di semester genap. Terlihat senyum bangga dari Hendra saat melihat nilai-nilai dalam raport putranya.
Read more

79. MENIKMATI LIBURAN SEMESTER (BAGIAN KEDUA)

Hari sudah siang pukul 13:30, suasana di warung mie ayam milik Hendra masih terlihat ramai oleh para pembeli yang lagi menikmati mie ayam bikinan Hendra. Tak henti-hentinya pembeli yang datang dan pergi ke warung mie ayam milik Hendra. Hingga waktu sudah menjelang sore mie ayam pun telah habis.Setelah selesai membersihkan perlengkapan dan peralatan yang digunakan untuk jualan mie ayam, serta merapikan meja dan kursi. Hendra, anaknya Eguh dan ketiga pegawainya mulai bersiap-siap untuk pulang. Sebelum beranjak pulang Hendra meminta tolong kepada Anita untuk membelikan nasi untuk makan sore. Mereka berempat menunggu Anita sambil duduk di gazebo bambu yang terletak di belakang warung.“Oh iya Pur! Besok saya bisa minta tolong? Kamu urus warung ya,” kata Hendra memohon.“Siap pak Bos!” ucap Purnomo dengan semangat.“Besok kamu bantuin mereka ya, Nak!” kata Hendra memohon kepada sang anak.“Iya Yahh!” ucap
Read more

80. MENIKMATI LIBURAN SEMESTER (BAGIAN KETIGA)

Hari berlalu, minggu berganti. Tak terasa sudah seminggu Eguh menikmati liburan semesternya di kampung halaman. Ada banyak pengalaman yang Eguh pelajari selama seminggu ini. Bagaimana kedua orang tuanya menanamkan jiwa kepemimpinan, mengajarinya untuk mandiri dan hidup sederhana. Selama seminggu ini yang dilakukan Eguh adalah membantu kedua orang tuanya. Baik di rumah maupun di warung mie ayam milik kedua orang tuanya. Dan tak jarang Eguh melepas rasa kangen dan rindu dengan sang kekasih melalui jejaring seluler. Tiap hari selalu menyempat diri untuk mengabari dan menanyakan kabar sang kekasih. Seperti sore ini …Tok … tok … tok …“Nak! Bangun udah jam 4 ni,” kata sang ibu agak berteriak dari balik pintu kamar Eguh, mencoba untuk membangunkannya.“Hoooaaaammmmm, hmm …,”“Iya Buu! Ini Eguh sudah bangun,” kata Eguh agak bermalas-malasan.S
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status