Beranda / Romansa / LUKA TAK BERDARAH / Bab 61 - Bab 70

Semua Bab LUKA TAK BERDARAH: Bab 61 - Bab 70

105 Bab

61. AWAL SEMESTER BARU

Keesokan harinya … KUKURUYUUKKK …Suara kokokan ayam jantan terdengar merdu. Di sebuah kamar berukuran 3 x 4,5 meter, dengan tembok kamar dihiasi oleh wallpaper dinding bermotif Hello Kitty sebagai ganti cat tembok. Di dinding kamarnya juga terpajang beberapa foto sang pemilik kamar. Foto sendiri, foto bersama keluarga dan juga teman-teman sekolahnya serta sahabat-sahabatnya. Di pagi hari yang indah, di hari senin. Hari pertama masuk sekolah setelah libur semester ganjil.Seorang anak gadis dengan paras yang cantik, sedang melawan rasa kantuknya yang begitu berat. Akibat semalam pulang begitu larut dari Café.“Hoammmmmm … hmm …” Dan terdengar sayup-sayup suara ketokan pintu kamar dari sang mama. Tok … tok …“Sayang bangun yuk? Udah jam 6, nanti telat lho masuk sekolahnya?” teriak
Baca selengkapnya

62. TERAPI PENYEMBUHAN

Senin pagi yang cerah, pukul 08:30. Di sebuah kamar berukuran 2 x 3 meter, yang merupakan tempat Kyai H. Ali bermeditasi dan juga tempat untuk mengobati para pasiennya. Di dalam kamar itu terdapat sebuah dipan kayu jati dan meja yang dipenuhi dengan obat-obat herbal. Ruangan itu hanya diterangi oleh lampu dop dan juga cukup ventilasi. Dan terlihat di ruangan, Eguh yang bertelanjang dada sedang duduk bersila diatas sebuah dipan kayu jati membelakangi kakeknya H. Ali. Saat ini sang kakek sedang mencoba untuk mengobati luka dalam yang Eguh derita setelah pengeroyokan dan penusukan. Pengobatan sang kakek ini menggunakan tehnik akupuntur yang dipadu dengan tenaga dalam.   AAARGHH … Teriakan terdengar dari dalam ruangan kamar yang berukuran 2 x 3 meter itu.   Sementara itu, kedua orang tua Eguh dan sang nenek serta Cindy dan kedua orang tuanya menunggu di ruang keluarga, mereka semua menunggu sambil mengobrol santai dan non
Baca selengkapnya

63. PART TIGA PULUH

Di pagi hari yang indah di hari Jum’at ini, di dalam ruangan kamar yang berukuran 2 x 3 meter. Terlihat Kyai H. Ali sedang mengobati sang cucu untuk pengobatan luka dalam terakhir kalinya. Di dalam ruangan kamar yang berukuran 2 x 3 meter, yang hanya diterangi oleh lampu dop 15 watt. Kyai H. Ali sedang mengobati luka dalam sang cucu. Pengobatan kali ini adalah pengobatan terakhir yang dilakukan oleh Kyai H. Ali kepada sang cucu. Dengan menggunakan tenaga dalamnya, Kyai H. Ali mulai mengobati sang cucu. Selama 25 menit Kyai H. Ali mengobati sang cucu.   “Alhamdulillah …,” kata Kyai H. Ali mengakhiri pengobatan kepada sang cucu. “Hiuufftt, huuuu …,” Eguh menarik nafasnya pelan lalu mengeluarkannya perlahan. “Gimana, Cu?” tanya Kyai H. Ali, setelah meneguk teh yang dibuatin oleh sang istri. “Alhamdulillah, Kek! Sudah enakan sekarang dan rasa nyerinya juga sudah hilang,” jawab Eguh, sambil beranjak dari tempatnya bersila diatas dipan
Baca selengkapnya

64. PART TIGA PULUH SATU

Eguh sempat merasa jengkel kepada kekasihnya Indah, saat tiba-tiba telpon dimatikan begitu saja oleh kekasihnya itu. Padahal tujuan Eguh telepon Indah siang itu adalah untuk menjelaskan kesalahpahaman di antara mereka. Lalu kembali Eguh mencoba untuk menghubungi kekasihnya Indah.   Tut, tut, tut … Suara dari sambungan nomor HP kekasihnya. Namun kembali tak ada respon dari kekasihnya itu, telepon dari Eguh tidak diangkat.   ‘Ah …!’ gumam Eguh dalam hati.   Hiuufftt, huuuu … Lalu Eguh mencoba untuk menenangkan diri. Dengan cara menarik nafas pelan lalu mengeluarkannya perlahan, sambil melafadzkan kalimat tasbih “Subhanallah” di dalam hati. Dan hal itu Eguh lakukan secara berulang-ulang sebanyak tiga kali.   Dan kembali Eguh mencoba untuk menghubungi kekasihnya Indah. Namun kembali tak ada respon dari sang kekasih, malahan telepon Eguh itu di reject oleh sang kekasih.
Baca selengkapnya

65. BELAJAR UNTUK HIDUP SEDERHANA

Sabtu sore pukul 16:00, di ruang keluarga dalem Kyai H. Ali. Terlihat Eguh dan kedua orang tuanya dan juga neneknya serta kedua orang tua Cindy sedang mengobrol santai, sambil menikmati brownis, pastel dan pisang goreng yang tersaji di beberapa piring serta es teh hangat. “Maaf Yahh, Buu!” ucap Eguh mengawali obrolan. “Iya Nak, ada apa?” tanya sang ibu, yang sedikit penasaran. “Mmm, begini Buu! Eguh ada keinginan untuk pindah di kosan. Eguh ingin belajar mandiri,” ucap Eguh menerangkan dengan agak ketakutan. “Ayah kira mau bicara apa? Hehehe …,” kata sang ayah sambil tertawa. “Ibu tidak masalah Nak! Yang penting kamu serius dan benar-benar ingin berubah,” tambah sang ibu, begitu senang dan berharap putranya memang benar-benar ingin berubah. ‘Karena Aisyah tahu dari adik iparnya Elok, bagaimana prilaku putranya selama punya pacar yang suka menghambur-hamburkan uang tabungannya untuk mentraktir kekasihnya.’ “Ayah
Baca selengkapnya

66. PART TIGA PULUH DUA

Hari sudah menjelang siang hari pukul 11:30. Dengan diantar oleh kedua orang tuanya dan juga kedua orang tua Cindy, Eguh sudah sampai di depan rumah paman dan bibinya.   Ting, tong … Eguh memencet bel rumah sang paman dan sang bibi, lalu berucap salam. “Assalamu’alaikum …,” ucap salam Eguh dari balik pintu rumah paman dan bibinya. “Wa’alaikumussalam,” balas salam seseorang dari dalam rumah, dan pintu rumah sang paman terbuka. Ternyata yang membuka pintu rumah adalah sang bibi. “E-eh, mari masuk Mas, Mbak …,” kata Elok, dan kemudian mempersilahkan mereka semua duduk di kursi sofa ruang tamu. Setelah mempersilahkan keluarga sang kakak dan sahabatnya duduk, Elok pergi masuk ke dalam dan berjalan ke arah dapur. Sesampainya di dapur, Elok meminta tolong kepada pembantunya Bi Imas untuk membuatkan minum dan menyiapkan kue yang ada di lemari es. Selesai memberitahu kepada pembantunya, Elok berjalan kembali ke ruan
Baca selengkapnya

67. KEMBALI KE SEKOLAH

Keesokan paginya …   Kukuruyukkk … Kukuruyukkk … Suara ayam jantan bersahutan menggema di pagi yang cerah, di hari Senin. Dan hari Senin ini adalah hari pertama Eguh masuk ke sekolah di Semester Genap. Setelah seminggu melakukan pemulihan dari penyakit dalam akibat pengeroyokan dan penusukan. Kini Eguh bisa kembali masuk sekolah dan beraktifitas di sekolah.   Selesai mandi dan sarapan pagi, Eguh pun berpamitan dengan kedua orang tuanya, kedua orang tua Cindy, bibinya dan ibu pamannya. Eguh menyalami dan mencium punggung tangan kanan mereka semua. Lalu Eguh berjalan mengikuti sang paman dan sang keponakan, dia berjalan menuju ke arah pintu rumah. Sang paman sudah berada di dalam mobil, diikuti oleh anaknya yang duduk di bangku tengah. Dan tak beberapa lama Eguh juga sudah berada di dalam mobil, Eguh duduk di bangku depan sebelah sang paman.   Setelah mereka bertiga berada di dalam mobil, barulah sa
Baca selengkapnya

68. PART TIGA PULUH TIGA

“Yang, maafin aku ya? Kemarin-kemarin sudah berprasangka buruk sama kamu,” kata Indah pelan sambil matanya berkaca-kaca. “E-eh, iya! Sudah ya tidak usah bersedih lagi,” ucap Eguh menenangkan sang kekasih. Dan perlahan Indah bisa menahan perasaan sedihnya karena telah berfikiran yang macam-macam kepada kekasihnya. Kembali sebuah senyuman manis terpancar dari bibir seksinya.   Tak berselang lama, Arif dan Dayat pun datang. “Wah, yang udah berminggu-minggu tidak ketemu? Kangen-kangenan ni ceritanya,” goda Arif yang berjalan menuju ke arah Eguh dan Indah. Indah yang mendengar ucapan Arif terlihat tersipu malu dan seketika pipinya merona merah. Lalu beranjak pergi dari kelas kekasihnya untuk kembali ke kelasnya begitu aja tanpa berpamitan kepada kekasihnya Eguh. Dan Eguh yang melihat tingkah kekasihnya itu, hanya bisa tersenyum dan heran. “Tu kan, Bro! Jadi pergi kan? Iseng amat sih kamu becandanya. Udah tau si Indah kangen ban
Baca selengkapnya

69. PART TIGA PULUH EMPAT

Setelah istirahat sebentar di dalam kamarnya, Eguh pun mulai menyiapkan semua barang-barang yang akan dibawa ke tempat kostnya. Ada dua tas koper pakaian, dua box besar berisi barang-barang sekolah dan juga beberapa barang-barang lainnya. Semua barang itu sudah Eguh taruh di teras rumah.   Hari sudah sore pukul 16:45, setelah semua barang yang Eguh bawa ke tempat kostnya terangkut oleh mobil pick up L-300 yang disewa oleh sang paman. Berangkatlah Eguh dengan diantar kedua orang tuanya, paman dan kedua orang tua Cindy dengan menggunakan dua mobil ke tempat kost Eguh. Dua mobil yang ditumpangi oleh Eguh, kedua orang tuanya, paman dan kedua orang tua Cindy berjalan pelan meninggalkan halaman rumah sang paman. Lalu diikuti oleh mobil pick up L-300 yang mengangkut barang-barang bawaan Eguh.   Dan setelah beberapa saat, dua mobil dan sebuah pick up L-300 memasuki halaman rumah pak Broto sang pemilik kosan. Saat kedua mobil dan sebuah pick up L-300
Baca selengkapnya

70. PART TIGA PULUH LIMA

Keesokan harinya … Kukuruyukkk … Suara ayam jago berkokok dan saling bersahutan.   Hari sudah pagi pukul 06:25, Eguh baru selesai menyiapkan semua buku pelajaran untuk hari ini. Iya, hari ini adalah hari pertama Eguh berangkat sekolah dari tempatnya kost. Saat sudah membereskan semua buku pelajarannya, Eguh beranjak pergi ke kamar mandi. Selesai mandi Eguh pun beranjak masuk ke dalam kamar kostnya untuk berganti baju seragam sekolahnya. Setelah memakai baju seragam dan berdandan rapi, Eguh beranjak dari kamarnya dan berjalan turun ke lantai 1. Saat sudah berada di lantai bawah, salah satu teman kostnya menyapa. “Guh! Sini sarapan dulu,” kata salah satu teman kostnya. “E-eh! aku sarapan di warung depan saja Mas,” ucap Eguh pelan. “Sudah sini kita sarapan bareng-bareng,” ajak salah satu teman kostnya yang lain. Lalu tanpa sungkan Eguh pun menghampiri teman-teman kostnya, dan Eguh langsung ikutan sarapan bersa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status