Home / Romansa / Suami Warisan / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Suami Warisan: Chapter 91 - Chapter 100

177 Chapters

90 - Jangan Jatuh Cinta

SUAMI WARISAN90 – Jangan Jatuh Cinta Ponsel yang berada di tangan Rengganis tiba-tiba saja menerima sinyal dan berbunyi. Nama yang tertera di layar adalah Sarah.Rengganis buru-buru mengangkat panggilannya.Fiuh, saved by the bell!“Halo?”“Hey, I tau kemarin bilang enggak akan ganggu liburan you, but I need you now, Ganis. Can you come over the office today?”(Bisa kamu datang ke kantor hari ini?)Sarah tidak membuang waktu, dia langsung pada pokok masalah alasannya menelepon Rengganis.“Ada apa?”“It’s …. Urgent.”“Ada apa, Bos?”Terdengar helaan napas panjang kemudian suara Sarah terdengar pelan, dia menangkupkan telapak tangannya di depan speaker HP dan berbisik, “Something came up. And I need to talk to you about that.”(Sesuatu terjadi. Dan aku perlu membicarakannya denganmu.)
Read more

91 - Pesona Mahesa

SUAMI WARISAN91 – Pesona Mahesa Perjalanan pulang ternyata tidak menyeramkan ketika pertama kali dia datang. Berkat Rengganis yang tau jalan, Mahesa tidak tersesat lagi.“Ternyata kalau pulangnya kerasa lebih cepat, ya?” komentar Mahesa ketika akhirnya mobil keluar dari hutan dan kini menyusuri jalan desa yang cukup ramai.Rengganis mengangguk, “Kalau sudah tau jalan lebih cepat sampai.”“Ya, tapi penuh tantangan.” balas Mahesa lagi, mobil bergoyang-goyang melewati jalan berlubang, “lain kali ingatkan aku untuk pakai SUV bukannya sedan.”Rengganis tertawa, “Apa nanti bakal ada lain kali?”Mahesa terkekeh, “Honestly, I like your villa. It’s stunning. Aku jadi kepikiran untuk membangun rumah di tengah hutan. Ngomong-ngomong gimana caranya membangun rumah di sana? Bukannya ini lahan konservasi alam? Ada izin pembangunannya?”Sesunggu
Read more

92 - Ada Cinta

SUAMI WARISAN92 – Ada Cinta “Kamu mau diantar ke mana?”Rengganis menoleh pada Mahesa yang menyetir. Mood lelaki itu terlihat naik level daripada sebelumnya, “Maksud kamu?”“Kamu mau langsung pergi ke kantor atau pulang dulu?”“Pulang?”Mahesa memandangnya seakan tumbuh tanduk di kepala Rengganis, “Sudah jelas kemarin Papa kamu kelihatan khawatir karena anaknya enggak ada kabar. Bukankah sebaiknya kamu pulang dulu ke rumah supaya keluargamu enggak khawatir?”“Oh.” Dia tidak pernah merasa perlu memberi kabar pada keluarganya. Rengganis sudah terbiasa tidak memberi kabar selama berbulan-bulan sebelumnya, dan mereka tidak pernah keberatan dengan sikapnya itu.“Mau aku antar ke rumah?”“Kamu tau jalannya?”Mahesa tersenyum, “Aku punya ingatan yang bagus.”“Hm, kalau gitu &hellip
Read more

93 - Tambatan Hati

SUAMI WARISAN93 – Tambatan Hati Tidak seperti biasanya Mahesa datang terlambat ke kantor.Desi, sekretarisnya bergegas menyongsongnya begitu Mahesa muncul di lorong, “Pak!” panggilnya. Perempuan yang sudah bekerja cukup lama dengan Mahesa itu heran melihat senyum lebar dan siulan nyaring dari mulut Bosnya itu.“Pak, Bapak enggak datang ke dua meeting pagi ini; breakfast meeting sama weekly meeting. Jadinya saya bilang—”“Bilang kalau saya ngilang?” tanya Mahesa sambil mengulum senyum. Ada pegas di langkahnya hingga rasanya dia sedang berjalan di atas awan.Desi tergopoh-gopoh mengikuti langkah Mahesa, hampir saja tersandung kakinya sendiri. Dia heran melihat sikap Bosnya yang terlihat riang gembira.Biasanya Mahesa tidak pernah terlambat, dia selalu menepati janji meeting yang sudah diatur oleh Desi, jikapun berhalangan hadir, Mahesa pasti mengabarkannya dan memberikan ala
Read more

94 - Lelaki Pertama

SUAMI WARISAN94 – Lelaki Pertama Bila kau jatuh cinta, katakanlah jangan buat sia-sia~Alunan musik band HIVI! yang diputar di radio seakan jadi theme song malam yang indah bagi Mahesa. Dia duduk di sebelah Rengganis di kursi penumpang mobil Audi yang dikendarai sopirnya. Tangan mereka saling bertautan, tidak terpisahkan semenjak keluar dari restoran.Tangan Rengganis terasa pas dalam genggamannya; lembut, hangat dan membuatnya melambung bahagia.Mahesa, lelaki metropolitan yang jarang menampakkan sisi emosionalnya kini terlihat menebar senyum kemana-mana.Kata orang, senyum mengundang senyum yang lainnya. Maka tidak heran Rengganis juga kelihatan bahagia di sebelahnya.“Pulang ke kontrakan?” tanya Mahesa ketika mobil bergerak meninggalkan pelataran hotel.Rengganis menggeleng, “Tadi sore Mama minta aku pulang ke rumah. Besok Papa ulang tahun, jadi kami mau ngadain acara kecil-kecilan.&rdq
Read more

95 - Kasmaran

SUAMI WARISAN95 – Kasmaran Papa Rengganis sedang ngaso di teras karena di dalam terlalu panas.Ditangannya ada sebuah hihid; sebuah kipas segiempat yang terbuat dari anyaman bambu, biasanya dipakai untuk mengipasi nasi yang baru saja ditanak atau mengipasi sate yang sedang dibakar. Tapi kali ini, kipas tradisional itu bergoyang-goyang pelan di tangannya.Sepoi-sepoi angin terasa lembut menerpa wajahnya. Siulan pelan terdengar di antara alunan lagu ‘Wind of Change’ favoritnya. Lagu yang diputar dari ponselnya itu menemani Papa menikmati malam di teras depan, sementara istrinya dan Maya asyik nonton sinetron di ruang tengah.Biasanya Rengganis suka duduk menemaninya dengan buku sketsa di tangannya. Walaupun anak gadisnya itu tidak banyak bicara, Papa tetap merasa senang karena ditemani. Sayangnya sudah beberapa tahun, semenjak Rengganis diterima di sebuah rumah mode terkenal, anaknya itu tidak pernah lagi men
Read more

96 - Arkais

SUAMI WARISAN96 – Arkais Seharusnya dia tidak ceroboh.Narendra tau bahwa dia tidak seharusnya pergi mencari Siluman Air yang mencuri Merah Delima milik Rengganis tanpa persiapan.Namun, dia terbawa emosi hingga tidak berpikir dua kali.Sepeninggal Rengganis yang pulang ke Jakarta, Narendra mengantarkan Ipah ke rumah kerabatnya dengan janji akan menjemputnya jika urusannya sudah selesai.Kemudian dia langsung melompat ke dalam danau dan pergi melewati terowongan waktu, kembali pada masa di mana dia berpapasan dengan Siluman Air sialan itu.Kali ini Narendra memilih untuk mencari di sekitaran hutan dan gunung, dia tidak ingin mengambil risiko dilihat oleh orang-orang yang mengenalinya. Perasaannya mengatakan bahwa Siluman Air tidak mungkin berani masuk ke desa.Siluman itu terlalu pengecut untuk berbaur dengan manusia.Narendra berjalan menyusuri setiap jengkal hutan. Namun tidak ditemukan jejak si Si
Read more

97 - Ceroboh

SUAMI WARISAN97 – Ceroboh Sekali lagi, dia membuat kecerobohan.Narendra berlari sekuat tenaga menuju portal yang berada di cerukan. Kakinya bergerak namun tidak secepat biasanya.Sesekali Narendra tersandung oleh akar-akar pohon, napasnya terengah-engah ketika dia merasakan tubuhnya melemah.Oh, tidak.Dia harus segera pergi dari masa ini.Narendra memacu kakinya lebih cepat lagi. Paru-parunya hampir saja meledak.Ayo, ayo. Bisa. Bisa sampai. Bisiknya dalam hati. Huh. Huh. Huh. Mulutnya setengah terbuka beriringan dengan tarikan napas dan langkah kakinya.Bandul merah delima memantul-mantul di lehernya, cahayany mulai meredup.Narendra mendapatkan perasaan bahwa dia harus segera pulang, atau dia berada dalam bahaya.Diterobosnya pepohonan, semak belukar dan tumpukan dedaunan. Kulit kakinya terasa perih terkena duri namun Narendra tidak mau ambil risiko sedetik pun untuk berhenti.
Read more

98 - (Bukan) Perawan

SUAMI WARISAN98 – (Bukan) Perawan Oh yeah.Maksud Rengganis ‘menginap di apartemen’ adalah ajakan untuk berhubungan seks.Mahesa paham sekarang. Senyumnya merekah tanpa bisa dia cegah.“Pak Mahesa?”Buru-buru dia menetralkan kembali wajahnya dan mendongak dari tabletnya yang dicoret-coretnya sembarangan dengan stylus “Ya?”“Jadi setuju, Pak?”“Ya!” ya, dia setuju untuk melakukan seks dengan Rengganis malam ini.YES! Dia harus mengingatkan dirinya untuk mampir ke Apotek membeli kondom. Persediaannya sudah menipis.What kind of flavour does she likes?Para pegawainya yang sore itu terlibat dalam meeting yang membahas hal yang cukup krusial bagi perusahaan saling melempar pandang heran melihat sikap bos mereka yang senyum-senyum sendiri.“Biasa, lagi kasmaran.” bisik Desi pada seorang perempuan yang duduk di seb
Read more

99 - Gelora Asmara

SUAMI WARISAN99 – Gelora Asmara Mahesa ingin membuat Rengganis keluar duluan.Maka, dengan mengerahkan segenap keahliannya dalam oral seks, Mahesa membuat Rengganis menggelinjang, merintih dan mendesah. Desahan seksinya menggema di kamarnya, Mahesa tidak akan melupakan bunyi terindah itu.Ekspresi sensual yang dibuat Rengganis membuatnya makin tinggi juga. Mulutnya penuh dengan lidahnya yang sibuk menyentuh titik panas Rengganis.“Mahesa,” rintih Rengganis lagi, dia meraih tangan Mahesa dan menggenggamnya. Meremasnya ketika orgasme mulai menumpuk dalam dirinya, “sebentar lagi…”Mahesa melepaskan mulutnya dan menggantinya dengan jarinya, “Cum for me, Honey.” Bisiknya, dia mengubah posisinya. Menarik Rengganis berada di pelukannya sementara sebelah tangannya keluar masuk di antara paha perempuan itu.Mahesa merengkuh Rengganis, memeluknya erat sementara dia berkonsentrasi m
Read more
PREV
1
...
89101112
...
18
DMCA.com Protection Status