Semua Bab Pekik Ketakutan: Bab 11 - Bab 20

52 Bab

BAB 9: Astral Projection

“Maaf, ya teman-teman gue agak lama. Gue pinjam toilet ke warga sekitar dulu.” Jessica kembali menggunakan telepati untuk berkomunikasi.Ternyata Jessica bukan meninggalkan Beni dan Linda begitu saja, melainkan mencari tempat aman untuk melakukan astral projection. Sebab saat menembakkan roh atau kesadarannya keluar badan, seseorang akan kehilangan sensasi indera dan kontrol akan tubuh fisiknya. Otot tak sadar saja yang akan terus bekerja, seperti untuk bernafas. Sangat berbahaya, jika ia tidak berada di tempat yang cukup aman. Kesadaran adalah bentuk semua makhluk gaib, termasuk roh manusia. Kesadaran pula yang membuat makhluk dapat berpikir, meskipun tanpa organ otak.Jessica menggunakan teknik hiper konsentras
Baca selengkapnya

BAB 10: Ruang Maha Suci

Keesokan hari, pukul 06.15. Di satu sudut sekolah, di sebuah gudang terbengkalai, tempat menyimpan meja rusak, kursi buntung, dan lainnya. Debu menyelimuti secara tak merata lantai dan tumpukan barang di setiap sudut. Di mana-mana berceceran tai tikus. Aroma pesing agak tercium dari luar pintu masuk. Entah itu berasal dari urin binatang atau manusia.Dari dalam terdengar decit seekor tikus yang risau, “Cit! Cit!” dan ngeong seekor kucing yang tak sabar, “Miaaw!” Lalu menyusul suara kejar-kejaran, tubrukan, dan benda jatuh, sebelum mereka berlari keluar secepat kampret, mengagetkan beberapa murid dan guru yang sedang berdoa sambil berdiri tak jauh dari pintu masuk.Ada suatu alasan yang membuat sebagian warga sekolah berdoa di sana hampir setiap pagi dan bukan di gedung serba guna yang bersih dan tersedia fasilitas peribadatan untuk tiap-
Baca selengkapnya

BAB 11: Geng Ular

Sifat asli manusia akan terlihat di saat ia memiliki power untuk bisa berbuat apa saja tanpa konsekuensi, bahkan sesederhana mengetikkan kata-kata di medsos. Sebagian besar akan menjadi BUAS seperti binatang. Apakah benar kita makhluk paling sempurna, atau hanya binatang yang berevolusi menjadi manusia, tetapi masih membawa insting kebinatangannya? Terutama saat hendak bertahan hidup.7 tahun yang lalu. Di depan sebuah toko kelontong. Seorang preman Geng Ular berulah."Tembak! Tembak gue!" tantang pria bertubuh kurus kering berkaos kutang, bercelana jeans sedengkul. Tangan kanannya yang memegang sebilah sabit, menepuk-nepuk dadanya. Enam petugas berbadan tegap sudah mengepungnya dan mengacungkan pistol. Tiga kali sudah tembakan peringatan keluar. Artinya tembakan berikutnya akan menyasar kepadanya. “Menyerahlah, kamu sudah terkepung. Jangan mempersulit dirimu!”Preman itu terus memprovokasi polisi untuk maju. SE
Baca selengkapnya

BAB 12: Big Brother

Ibu manajer memeriksa tanda tangan tersebut itu. Semenit kemudian ia tersenyum dan memberi kode kepada si kumis tebal untuk mengurus keperluan selanjutnya. Penjaga itu mengangguk dan membawa wanita itu keluar. “Ayah, ibu mau dibawa kemana?” tanya anak itu. “Ibu hanya pergi sebentar,” kata ayahnya berbohong. Wanita manajer mengangkat sebuah koper, meletakkannya di atas meja dan membukanya. Isinya tumpukan uang lembaran merah. “Lima puluh juta.” Lalu ia menutupnya kembali dan menyerahkannya kepada laki-laki itu. “Ok, urusan kita sudah selesai. Kalian boleh keluar.” “Anu…” “Apa lagi?” “Saya dengar di sini juga ada Big Brother?
Baca selengkapnya

BAB 13: Jessica Iskandar

  Rumah Linda sedang dalam kondisi lumayan parah. Tembok bolong. Genteng hancur. Pohon tumbang nankring di atap. Hemm… parah, parah. Oleh sebab itu Jessica menawarkan Linda untuk menginap di rumahnya. “Ide yang baik bukan?” Linda yang merasa canggung dan tidak enak dengan niat baik Jessica. Akan tetapi Jeni justru merasa itu usulan yang luar biasa, agar anaknya bisa punya teman dan bersosialisasi. Keesokan hari, Jeni mengepak segala keperluan Linda di bawah hangatnya sinar mentari yang menembus atap. “Hemm..hem…,” Jeni bersenandung ceria, meskipun lengan kiri tengah berbalut perban, dan tergantung pada alat penyangga tangan. Sementara Linda duduk cemberut di kursi dalam bayang-bayang, hanya memperhatikan saja, sengaja tidak membantu. “Mama sedang mengusir aku ya?” Satu kalimat dengan diksi yang sengaja Linda pilih untuk memprovokasi perasaan bersalah mamanya. “Mmm…. secara teknis, ya,” jawab Jeni cuek, menampik serangan anaknya. “Linda ga
Baca selengkapnya

Bab 14: Ruang 205 dan Mitra D'Elite

7 tahun lalu. Kembali ke gedung D’Elite, ruang 205.Pria gemuk berkacamata bulat sedang berada di dalam sana. Lantai, tembok dan langit-langit ruangan itu berwarna putih bersih. Catnya tercium masih segar dan wangi, berpadu pembersih lantai aroma lemon yang high class. Ruangan itu sengaja dibuat serba putih untuk mengangkat hiburan yang disajikan di sini.Di sisi yang berseberangan dengan pintu masuk terdapat gorden plastik yang memanjang dari ujung ke ujung, menyembunyikan sesuatu di baliknya. Pria gemuk itu menggesernya dan menyibak keberadaan wanita tersalib di kayu berbentuk X, tanpa pakaian. Wanita yang sejam lalu menandatangani kontrak dengan Ibu Manajer.Di bawah wanita itu terdapat lubang pembuangan air
Baca selengkapnya

Bab 15: Sales! Sales!

“Kedua orang tua gue sudah gak ada, Lin.” Pertanyaan sederhana Linda menghenyakkan dada Jessica.Linda jadi merasa tidak enak. “Oh, maaf.”“Gak apa-apa.”Memori akan masa lalu Jessica berkelebatan di benaknya. Membuat dia merasa sedikit pusing, karena ingatan buruknya memberikan tekanan mental. “Jess, lo kenapa?”Jessica menggeleng. “Gak apa-apa. Gue baik-baik saja.”“Jadi lo tinggal di rumah ini sendiri?”Jessica mengangguk, bibirnya mengatup seolah berkata,  inilah nasib gue
Baca selengkapnya

BAB 16: Johny Iblis

Headline: Kapolri Sucipto Ditemukan Tewas TermutilasiDalam Keadaan Tanpa Busana di Rumahnya, Kaki Kirinya Belum Ditemukan Headline: Video Skandal Seks Pemuka Agama Anto Syaiputra Tersebar, Umat Kaget Menjijikkan… begitulah pandangan kaum suci terhadap Johny Iblis. Preman yang dianggap secara terang-terangan melakukan penistaan terhadap Allah. Karena dia telah menentang kata-kata mereka dan membuka aib mereka. Siapa wakil Allah di muka bumi, jika bukan mereka? Bukankah menyerang seorang utusan raja, sama saja menyerang raja itu sendiri?  “Gue gak takut dengan mereka. Mereka
Baca selengkapnya

BAB 17: Jessica Pelit?

Area F&B di Taman Publik Senangi. Linda tidak memahami alasan Jessica tiba-tiba berhenti. Padahal masih semeter lagi sebelum memasuki area kulineran. “Ada apa, Jess?” Jessica tidak tidak menjawab. Bibirnya manyun, ia hanya bilang, “Lin, kita makan yang itu saja, ya.” Ia menunjuk ke sebuah stan kontainer yang berada tepat di tengah area. Linda menatap stan yang Jessica maksud. Bakmi Naga 88. Itulah nama yang tercantum di sisi depan bagian bawah dengan tulisan bercat merah. Jika nama adalah doa, pemiliknya pasti berharap kebaikan bagi pelanggan dan usahanya. Bakmi bagi suku Cina perlambang umur panjang. Naga berarti
Baca selengkapnya

BAB 18: Buka Mata Batin Massal

“Kalian itu yang influnser, influnser gitu kan. Berapa kalian dibayar oleh si engkoh ini untuk menjatuhkan reputasi kami!” dakwa si penjual sushi seperti seorang jaksa penuntut umum. “Hei! Saya tidak membayar siapa pun apa-apa!” Si engkoh menolak nama baiknya dicemarkan.Pedagang lain mulai berkumpul, mengerubungi para “terdakwa.” Mereka mencari cara untuk membungkam mulut ketiganya. Jangan sampai rahasia kotor mereka tersebar. Sebab akibatnya akan katastropik. Para pengunjung berdatangan, mengelilingi, mencari tahu konflik yang tengah terjadi.“Mentang-mentang dagangan dia gak laku, mau bikin susah kita-kita yang laku, iri bilang b
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status