Berbekal alamat yang diberikan Mama Joshua, kukendarai motorku kali ini melewati jalanan aspal baru. Dulunya jalan ini hanya lah jalan setapak diapit pepohonan rambutan, yang biasa kulewati setiap hari. Setelah sekian tahun, tempat ini sudah berubah pesat.Tak jauh dari situ, tampak sebuah rumah bercat putih dan berpagar hitam tinggi. Tanpa ragu terus kulajukan motor ke arah sana.Suasana rumah sepi. Namun, pagarnya terbuka sedikit. Seorang bapak-bapak tidak memakai baju sedang menyiram tanaman yang tumbuh subur di halaman. Sebelum turun dari motor, aku menarik napas panjang lalu melangkah menghampirinya."Permisi, Pak!" Aku akan memulai drama ini.Bapak tadi yang kuketahui dari Mama Joshua bernama Pak Karta, mematikan keran air dan berjalan mendekatiku. "Cari siapa, Nak?" Kuperhatikan gurat wajahnya keras dan sangar. Sosok di depanku ini terkenal galak serta tegas bagi orang yang mengenalnya."Kalo boleh bertanya, Bapak ... Pak Karta, bukan?" Suar
Read more