Dering alarm ponsel tak henti berbunyi nyaring, mengganggu si mata sipit yang masih tertelungkup di ranjang dengan pakaian lengkap, termasuk jaket dan sepatu. Pria itu mengerang. Tangannya meraba-raba nakas hingga mendapatkan ponselnya. Mengintip sekilas layar ponsel, 08.30 a.m. Ibu jarinya menekan tombol di layar, kemudian suasana Kembali tenang. Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Aaron terlonjak dan duduk di pinggiran ranjang. “Aargh …!” Ia mengacak rambut seraya beranjak dari ranjang, melepas jaket dan sepatunya, lalu melemparkannya begitu saja, dan keluar dari kamar. Aaron menatap pantulan dirinya di cermin di kamar mandi. Wajahnya terlihat kusut, sekusut suasana hatinya. Ia menghela nafas. Setelah selesai dengan semua persiapannya, Aaron memesan taksi melalui aplikasi ponsel. Tak lama kemudian, sebuah mobil berhenti di halaman rumah. Aaron bergegas memasuki mobil itu. Tujuannya adalah markas SAPD. Ia harus menghadiri pertemuan yang akan berlangsung tiga puluh menit dar
Read more