Home / Romansa / ONE NIGHT STAND / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of ONE NIGHT STAND: Chapter 81 - Chapter 90

137 Chapters

81. HADIAH DI HARI IBU

Sebuah buket bunga besar baru saja dikirimkan ke sebuah rumah mewah di bilangan Kemang, Jakarta Selatan. Buket bunga berwarna-warni dengan deretan tulisan manis di tengah-tengahnya, 'Selamat Hari Ibu' itu dibawa oleh kurir pengantar barang ke kediaman Bharata Yuda. "Taruh bunga itu di depan pintu kamar Ibuku," perintah Aldrian pada sang Kurir seraya menunjukkan sebuah kamar di lantai dua. Besok adalah hari Ibu sementara besok Aldrian tidak memiliki cukup waktu untuk merayakannya bersama Diana, jadilah dia meluangkan waktu senggangnya malam ini untuk memberikan kejutan pada Diana. Dia sengaja tidak memberitahu Diana kalau dia akan pulang dan menginap di rumahnya malam ini. Aldrian ingin menghabiskan waktunya hanya untuk sang Ibu khusus malam ini. "Darsih, di mana Ibuku? Seharian ini aku menghubunginy
last updateLast Updated : 2021-08-13
Read more

82. MENGINAP

Usai mengantar Diana pulang, kini saatnya Xander mengantar Mischa dan Arsen pulang. Tapi bukan ke rusun Mischa, melainkan ke kediaman pribadinya. Xander memang sengaja tidak memberitahukan hal ini pada Mischa dikarenakan jika dia sampai mengatakan hal itu, sudah dipastikan Mischa akan menolaknya. "Loh, kita mau kemana Xander? Ini bukan jalan ke rusunkan?" tanya Mischa di persimpangan jalan ketika mobil Xander yang seharusnya belok kiri justru mengambil arah kanan. Xander mengulum senyum jahil, "nanti juga kamu tahu," jawabnya lembut. Dia menggenggam tangan Mischa lalu menyetir dengan satu tangan. Setelah apa yang terjadi hari ini dan mengetahui tentang fakta yang sebenarnya terjadi di masa lalu mengenai kehidupan Ibunya, kini hubungan Xander dengan Diana telah membaik. Dan semua hal itu tak lepas dari peran Mischa di sana. Untuk itu, Xander sudah menyiapka
last updateLast Updated : 2021-08-13
Read more

83. BEDTIME KISS

Setelah rapi dengan piyama tidur yang diberikan Xander kepadanya, kini Mischa dan Xander sudah berada di balkon apartemen mewah itu. Ditemani secangkir coklat panas dan beberapa cemilan kue kering yang lezat, malam itu jadi terasa lebih istimewa. Keheningan masih meraja di antara mereka. Baik Xander maupun Mischa, mereka sama-sama bingung harus memulai pembicaraan dari mana. Angin bertiup sepoi-sepoi. Mengayun-ayun pepohonan yang berada di sekelilingnya. Pantulan sinar rembulan terlihat nyata di balik air dari kolam renang yang berada di bawah sana. Cahayanya yang memantul menerangi keadaan sekitar yang redup temaram. "Aku pikir, tadinya hanya Jarvis yang sering menginap di sini," ucap Mischa tiba-tiba. Perasaan aneh yang hinggap di benaknya sejak tadi, membuat Mischa tak ingin kehilangan kesempatan untuk membahasnya lebih lanjut. Dia butuh penjelasan Xander. "Ternyata, Mendy juga," tambahnya sedikit ragu-ragu. Dia tersenyum ha
last updateLast Updated : 2021-08-15
Read more

84. BETWEEN TWO MEN

Cup. Mischa mengecup pipi Xander satu kali, itu pun dengan gerakan yang sangat cepat. Wajahnya langsung merona. Xander semakin mendekatkan wajahnya dengan wajah Mischa yang masih menunduk. "Bukan di situ, tapi di sini," tunjuknya pada bibir tipis Mischa yang terpoles lipstik pink. Mischa mendongak hendak protes, namun gerakannya kalah cepat dengan Xander yang sudah lebih dulu mengambil tindakan. Seiring dengan dimulainya permainan bibir Xander yang menekan lembut bibirnya, Mischa pun memejamkan mata. Meresapi. Menghayati. Menikmati. Dalam posisi mereka yang berdiri, Xander perlahan menaruh gelas minuman ditangannya ke meja di sampingnya tanpa melepas ciumannya. Mereka berciuman tanpa suara. Mesra, romantis dan panas. Xander menarik pinggang Mischa agar merapat ke tubuhnya seraya menuntun ke dua tangan Mischa ke arah leher dan tengkuknya.
last updateLast Updated : 2021-08-15
Read more

85. GARA-GARA JARVIS

"Good Morning, Mommy...." sapa Aldrian dengan wajah sumringah pagi ini. Dia keluar dari kamar dengan penampilan rapi untuk segera berangkat ke lokasi syuting. Aldrian mengecup kening Diana yang sejak tadi sudah menunggunya di meja makan untuk sarapan. Dia duduk persis di samping tempat duduk Diana. "Wah, menu sarapan kesukaanku," seru Aldrian sambil menatap semua hidangan di meja makan. Selera makannya langsung terbit. Dia membalik piringnya dan menyendok secentong nasi goreng spesial yang dia tahu itu buatan Diana, sang Ibunda tercintanya. "Karena Ibu tahu kamu ada di sini, makanya Ibu buatkan sarapan untukmu. Maafkan Ibu ya, semalam Ibu pulang terlalu larut. Sewaktu Ibu melihat ke kamarmu, kamu sudah terlelap tidur dan untuk hadiahnya juga buket bunganya, terima kasih. Kamu memang anak Ibu yang paling manis, sama seperti mendiang Almarhum ayahmu, penuh kejutan," ucap Diana panjang lebar. Aldrian asik
last updateLast Updated : 2021-08-16
Read more

86. MAIN API

Usai menerima telepon dari Mr. Krueger, Xander langsung kembali ke dalam ruangannya diikuti Jarvis. Jarvis yang terus merengek agar Xander berbelas kasihan padanya. Meski sampai saat ini Xander tak kunjung menggubris rengekan asisten pribadinya itu. Susah payah Xander menahan tawa melihat Jarvis yang kelimpungan. Tapi dia tetap memasang wajah cool dan datar seperti biasa. Jarvis perlu diberi pelajaran. Kekesalan Xander pada Jarvis jelas tak bisa dia ungkapkan dengan kata-kata. Setibanya di ruang kerjanya, Xander sudah mendapati Arsen telah kembali. Anak itu sedang asik menikmati makan siangnya bersama Mischa. "Papah... Burgernya enak Pah," beritahu Arsen dengan mulut penuh makanan. Xander mengelus puncak kepala Arsen. "Makan yang banyak, supaya Arsen kuat, ya?" "Kamu tidak makan?" tanya Mischa pada Xander. "Tadi pagi kamu sarapan s
last updateLast Updated : 2021-08-18
Read more

87. IMPIAN TERBESAR XANDER

Setibanya di rusun, Mischa justru dikagetkan oleh kehadiran Aldrian di sana. Lelaki itu tampak rapi dengan setelan jas putih dan celana chino coklat. Aldrian membawa sebuket bunga untuk Mischa. "Aldrian? Sejak kapan kamu di sini? Kenapa tidak menghubungiku?" tanya Mischa setengah kaget. "Tidak apa-apa, baru setengah jam aku menunggumu di sini. Jangankan setengah jam, seribu tahun pun aku rela menunggu untukmu Mischa," jawab Aldrian dengan gombalan recehnya. Bibir Mischa mencebik. Dia mengeluarkan kunci rusunnya saat Aldrian sedang saling sapa dengan Arsen. Aldrian memberikan sekotak mainan pada Arsen. Bocah itu pun berseru senang. Setelah berganti pakaian dan makan malam bersama, Arsen memboyong semua mainan barunya ke dalam kamarnya. Dia asik bermain dengan mainan-mainan itu, sementara Aldrian dan Mischa mengobrol di ruang TV. Duduk saling bersisian di sofa yang sam
last updateLast Updated : 2021-08-19
Read more

88. KEJADIAN DI DAPUR

Cukup lama Aldrian duduk tepekur di atas sofa di dalam rusun Mischa setelah apa yang dikatakan Mischa padanya. Hadir sebersit rasa bersalah di dalam hatinya, meski hal itu tak begitu mendominasi seperti halnya rasa benci yang dia rasakan terhadap Xander. Kebencian itu sepertinya sudah mendarah daging dalam diri Aldrian dan menjadi sebuah kesulitan yang besar bagi Aldrian jika dirinya kini harus mengakui bahwa sejatinya Xander tidak seburuk apa yang dia pikir selama ini. Karena apa yang dikatakan Mischa bisa jadi hanya bualan semata agar dirinya luluh. Aldrian tidak akan terkecoh. Jika kenyataannya Xander memang berniat untuk mengembalikan Butterfly kepadanya, Aldrian akan menunggu. Namun jika hal itu ternyata tidak terbukti, Aldrian tidak akan segan-segan untuk kembali menghancurkan kebahagiaan Xander. "Kamu mau teh lagi, Al?" tanya Mischa setelah cukup lama Aldrian terdiam dalam duduknya, larut dengan
last updateLast Updated : 2021-08-21
Read more

89. ARTI KEPUASAN YANG SESUNGGUHNYA

Mischa sudah selesai dengan masakannya. Dia menyuguhkannya di meja depan sofa di mana Xander sedang duduk sambil menonton Tv. "Makan dulu, mudah-mudahan sih enak," canda Mischa diiringi tawa renyahnya. Xander mengambil piring kosong dan menyendok secentong nasi lalu mengambil mie spesial buatan Mischa sebagai lauknya. Sebuah menu yang sangat sederhana tapi terasa istimewa bagi Xander. Mischa duduk di sebelah Xander dengan hati yang harap-harap cemas. Dia takut Xander tidak menyukai masakannya. Tapi saat dia melihat betapa lahapnya Xander menyantap masakan itu, Mischa jadi bisa tersenyum lega. "Rasanya enak tidak?" tanya Mischa hati-hati. "Di bilang enak tidak, tapi dibilang tidak enak juga tidak, berhubung aku lapar dan karena kamu sudah membuatkannya khusus untukku, mau tidak mau harus aku makankan?" "Jadi kamu terpaksa memakannya?" wajah Mischa kembali cemberut.
last updateLast Updated : 2021-08-21
Read more

90. VIDEO CALL

Sebuah mobil berhenti di tepi jalanan yang sangat sepi ketika waktu tengah malam sudah lewat.   Seorang wanita dengan kaki dan tangan yang terikat bahkan dengan mulut yang tertutup lakban dikeluarkan dari bagasi mobil oleh sekelompok orang bersebo hitam. Mereka membawa tubuh tak berdaya wanita itu menuju sebuah lahan kosong terbengkalai dimana di sana ada orang lain yang sudah menunggu kedatangan mereka. "Maaf Nyonya kami terlambat, wanita ini sempat melawan ketika kami hendak meringkusnya tadi," jelas salah satu laki-laki yang baru saja melempar wanita dalam keadaan terikat tadi kehadapan seorang wanita lain yang merupakan atasan mereka. Tubuh wanita dalam keadaan terikat itu kini terseok di tanah bermandikan lumpur basah. Dia menangis dalam erangannya yang tertahan. Seorang wanita
last updateLast Updated : 2021-08-26
Read more
PREV
1
...
7891011
...
14
DMCA.com Protection Status