Beranda / Romansa / ONE NIGHT STAND / 85. GARA-GARA JARVIS

Share

85. GARA-GARA JARVIS

Penulis: Herofah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Good Morning, Mommy...." sapa Aldrian dengan wajah sumringah pagi ini. Dia keluar dari kamar dengan penampilan rapi untuk segera berangkat ke lokasi syuting.

Aldrian mengecup kening Diana yang sejak tadi sudah menunggunya di meja makan untuk sarapan. Dia duduk persis di samping tempat duduk Diana.

"Wah, menu sarapan kesukaanku," seru Aldrian sambil menatap semua hidangan di meja makan. Selera makannya langsung terbit. Dia membalik piringnya dan menyendok secentong nasi goreng spesial yang dia tahu itu buatan Diana, sang Ibunda tercintanya.

"Karena Ibu tahu kamu ada di sini, makanya Ibu buatkan sarapan untukmu. Maafkan Ibu ya, semalam Ibu pulang terlalu larut. Sewaktu Ibu melihat ke kamarmu, kamu sudah terlelap tidur dan untuk hadiahnya juga buket bunganya, terima kasih. Kamu memang anak Ibu yang paling manis, sama seperti mendiang Almarhum ayahmu, penuh kejutan," ucap Diana panjang lebar.

Aldrian asik

Herofah

Kasihan ga sama Jarvis? Kuy ramaikan dengan ulasan kalian...

| 10
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
riri riAna
Jarvis, menganggu saja, hadeh
goodnovel comment avatar
Eliday Yanti
kacian jarvis,,semoga aldrian bisa ibu diana atasin
goodnovel comment avatar
Junita Sipahutar
kacisn jarvis,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • ONE NIGHT STAND   86. MAIN API

    Usai menerima telepon dari Mr. Krueger, Xander langsung kembali ke dalam ruangannya diikuti Jarvis. Jarvis yang terus merengek agar Xander berbelas kasihan padanya. Meski sampai saat ini Xander tak kunjung menggubris rengekan asisten pribadinya itu. Susah payah Xander menahan tawa melihat Jarvis yang kelimpungan. Tapi dia tetap memasang wajah cool dan datar seperti biasa. Jarvis perlu diberi pelajaran. Kekesalan Xander pada Jarvis jelas tak bisa dia ungkapkan dengan kata-kata. Setibanya di ruang kerjanya, Xander sudah mendapati Arsen telah kembali. Anak itu sedang asik menikmati makan siangnya bersama Mischa. "Papah... Burgernya enak Pah," beritahu Arsen dengan mulut penuh makanan. Xander mengelus puncak kepala Arsen. "Makan yang banyak, supaya Arsen kuat, ya?" "Kamu tidak makan?" tanya Mischa pada Xander. "Tadi pagi kamu sarapan s

  • ONE NIGHT STAND   87. IMPIAN TERBESAR XANDER

    Setibanya di rusun, Mischa justru dikagetkan oleh kehadiran Aldrian di sana. Lelaki itu tampak rapi dengan setelan jas putih dan celana chino coklat. Aldrian membawa sebuket bunga untuk Mischa. "Aldrian? Sejak kapan kamu di sini? Kenapa tidak menghubungiku?" tanya Mischa setengah kaget. "Tidak apa-apa, baru setengah jam aku menunggumu di sini. Jangankan setengah jam, seribu tahun pun aku rela menunggu untukmu Mischa," jawab Aldrian dengan gombalan recehnya. Bibir Mischa mencebik. Dia mengeluarkan kunci rusunnya saat Aldrian sedang saling sapa dengan Arsen. Aldrian memberikan sekotak mainan pada Arsen. Bocah itu pun berseru senang. Setelah berganti pakaian dan makan malam bersama, Arsen memboyong semua mainan barunya ke dalam kamarnya. Dia asik bermain dengan mainan-mainan itu, sementara Aldrian dan Mischa mengobrol di ruang TV. Duduk saling bersisian di sofa yang sam

  • ONE NIGHT STAND   88. KEJADIAN DI DAPUR

    Cukup lama Aldrian duduk tepekur di atas sofa di dalam rusun Mischa setelah apa yang dikatakan Mischa padanya. Hadir sebersit rasa bersalah di dalam hatinya, meski hal itu tak begitu mendominasi seperti halnya rasa benci yang dia rasakan terhadap Xander. Kebencian itu sepertinya sudah mendarah daging dalam diri Aldrian dan menjadi sebuah kesulitan yang besar bagi Aldrian jika dirinya kini harus mengakui bahwa sejatinya Xander tidak seburuk apa yang dia pikir selama ini. Karena apa yang dikatakan Mischa bisa jadi hanya bualan semata agar dirinya luluh. Aldrian tidak akan terkecoh. Jika kenyataannya Xander memang berniat untuk mengembalikan Butterfly kepadanya, Aldrian akan menunggu. Namun jika hal itu ternyata tidak terbukti, Aldrian tidak akan segan-segan untuk kembali menghancurkan kebahagiaan Xander. "Kamu mau teh lagi, Al?" tanya Mischa setelah cukup lama Aldrian terdiam dalam duduknya, larut dengan

  • ONE NIGHT STAND   89. ARTI KEPUASAN YANG SESUNGGUHNYA

    Mischa sudah selesai dengan masakannya. Dia menyuguhkannya di meja depan sofa di mana Xander sedang duduk sambil menonton Tv. "Makan dulu, mudah-mudahan sih enak," canda Mischa diiringi tawa renyahnya. Xander mengambil piring kosong dan menyendok secentong nasi lalu mengambil mie spesial buatan Mischa sebagai lauknya. Sebuah menu yang sangat sederhana tapi terasa istimewa bagi Xander. Mischa duduk di sebelah Xander dengan hati yang harap-harap cemas. Dia takut Xander tidak menyukai masakannya. Tapi saat dia melihat betapa lahapnya Xander menyantap masakan itu, Mischa jadi bisa tersenyum lega. "Rasanya enak tidak?" tanya Mischa hati-hati. "Di bilang enak tidak, tapi dibilang tidak enak juga tidak, berhubung aku lapar dan karena kamu sudah membuatkannya khusus untukku, mau tidak mau harus aku makankan?" "Jadi kamu terpaksa memakannya?" wajah Mischa kembali cemberut.

  • ONE NIGHT STAND   90. VIDEO CALL

    Sebuah mobil berhenti di tepi jalanan yang sangat sepi ketika waktu tengah malam sudah lewat. Seorang wanita dengan kaki dan tangan yang terikat bahkan dengan mulut yang tertutup lakban dikeluarkan dari bagasi mobil oleh sekelompok orang bersebo hitam. Mereka membawa tubuh tak berdaya wanita itu menuju sebuah lahan kosong terbengkalai dimana di sana ada orang lain yang sudah menunggu kedatangan mereka. "Maaf Nyonya kami terlambat, wanita ini sempat melawan ketika kami hendak meringkusnya tadi," jelas salah satu laki-laki yang baru saja melempar wanita dalam keadaan terikat tadi kehadapan seorang wanita lain yang merupakan atasan mereka. Tubuh wanita dalam keadaan terikat itu kini terseok di tanah bermandikan lumpur basah. Dia menangis dalam erangannya yang tertahan. Seorang wanita

  • ONE NIGHT STAND   91. TANTANGAN

    Setelah berlangsungnya sedikit adegan drama cek cok mulut antara Mischa dan Xander di video call, akhirnya video itu pun terpaksa diakhiri Xander secara sepihak ketika Mischa memberi tahunya bahwa ada tamu yang datang. Xander yang memang sudah terlanjur emosi tak lagi banyak bicara melainkan langsung memutus sambungan video callnya dengan Mischa terlebih setelah dia tahu bahwa tamu yang berkunjung itu adalah Aldrian. Saking frustasi, Xander melempar ponselnya asal dan langsung beranjak untuk tidur. Meski, malam itu, Xander sama sekali tak mampu memejamkan mata sedikit pun. Pikirannya benar-benar tertuju pada Mischa dan Aldrian yang kini sedang bersama di rusun. Apa yang ingin dilakukan Aldrian hingga dia sampai bertamu malam-malam begini ke kediaman Mischa? Apa saja yang mereka bicarakan? Sial! Xander han

  • ONE NIGHT STAND   92. KISS IN PUBLIC 2

    Sebuah ruangan megah di salah satu aula gedung hotel berbintang lima terlihat ramai oleh khalayak. Acara akbar pesta yang digelar oleh perusahaan Adhiguna tampak berjalan dengan sangat lancar dan meriah. Para tamu undangan terlihat asik menikmati hidangan yang tersedia. Mendengarkan alunan musik syahdu yang terdengar memanjakan telinga serta saling bercengkrama atau sekedar mengobrol dengan para rekan sesama pebisnis dan konglomerat. Beberapa aktor dan aktris papan atas pun terlihat lalu lalang dalam acara tersebut dimana kebanyakan dari mereka datang sebagai pengisi acara atau sekedar menemani pasangan mereka untuk menghadiri pesta. Aldrian datang ditemani Diana. Mobil mereka beriringan dengan mobil yang dikendarai Xander dan Mischa. Untuk sementara waktu, malam ini Arsen dititipkan di kediaman Lulu seperti biasa karena memang hanya Lululah satu-satunya orang yang Mischa percaya sejauh ini. Kedatangan Aldrian dan Xander di halaman parkir gedu

  • ONE NIGHT STAND   93. PELELANGAN SAHAM

    Malam itu publik dihebohkan dengan berita panas yang kembali mencuat di media mengenai kisah cinta segiempat antara Xander, Aldrian, Mendy dan Mischa. Insiden dimana Xander yang tiba-tiba saja nekad mencium Mischa di sesi wawancara langsung menjadi trending di berbagai media. Kejadian ini jelas menimbulkan banyak pro dan kontra dari berbagai pihak. Banyak orang yang mempertanyakan bagaimana sebenarnya hubungan antara Xander dan Aldrian yang sesungguhnya? Apa benar persiteruan di antara dua saudara itu sudah berakhir? Atau masih tetap berlangsung secara diam-diam? Mungkinkah pernyataan Aldrian yang mengatakan bahwa kini dirinya dan Xander sudah berdamai hanya sekadar bualan manis demi menaikan pamornya di jagat hiburan? Lantas bagaimana dengan Mendy? Semua pertanyaan-pertanyaan itu kini tidak hanya hinggap di kepala para wartawan berita, tapi hampir semua orang yang m

Bab terbaru

  • ONE NIGHT STAND   TRUTH OR DARE (SPINNOF ARSEN)

    Satu Bulan sebelum prolog... Malam kian larut tapi suasana di Club malam elit The Dragon's Club justru semakin meriah. Lima orang lelaki berpakaian casual tampak asik bercengkrama di pojokan ruangan. Yakni sebuah tempat yang sudah menjadi lokasi base camp mereka jika sedang bebas tugas. Ya, mereka adalah Alvin, Roni, Tio, Bagas dan Arsen. Lima orang tentara berpangkat mayor yang sedang menikmati waktu luang mereka dengan berpesta pora. Sekedar merelaksasi otot-otot tubuh yang tegang setelah bertugas di medan perang. "Udah lama kita nggak main Truth Or Dare," celetuk Alvin setelah menenggak habis botol vodkanya. Alvin memposisikan botol kosong itu di tengah-tengah meja yang melingkar. "Ah, nggak usah mulai deh Vin!" sahut Tio tidak setuju. "

  • ONE NIGHT STAND   PROLOG THE BRYDAL SHOWER (SPINNOF ARSEN)

    Acara pernikahan mewah itu baru saja berlangsung. Kedua mempelai sudah berada di dalam kamar pengantin mereka. Handaru menghampiri Mitha yang tampak kesulitan membuka gaun pengantinnya. "Sini, aku bantu," ucap Handaru dengan senyuman ramahnya. Lelaki itu membantu sang istri melepas satu persatu pakaian yang melekat di tubuh Mitha hingga menyisakan pakaian dalam saja yang membalut tubuh mungil itu. Merasa malu karena ini pertama kalinya dia berada satu kamar dengan Handaru, Mitha buru-buru mengambil jubah mandi dan mengenakannya. "Kamu mau mandi?" tanya Handaru pada Mitha, wanita yang kini sudah resmi menjadi istrinya. Menjadi seorang Nyonya Handaru Pratama. Sang Milyuner yang kekayaannya tak akan habis tujuh turunan. Mitha mengangguk, pipi wanita itu merona. "Boleh aku ikut?" ucap Handaru dengan kerlingan nakal. Mitha memukul bahu

  • ONE NIGHT STAND   135. EPILOG

    Enam bulan kemudian...Di sebuah tanah lapang berumput hijau dengan pemandangan alam yang indah di sekitarnya, sebuah keluarga tampak berkumpul menikmati indahnya hari.Sudah menjadi rutinitas wajib bagi keluarga Malik untuk mengadakan piknik keluarga di akhir pekan."Arsen, ayo makan dulu," teriak Diana yang ikutan berlari mengejar sang cucu yang asik bermain bola bersama Dirga.Sarah yang tampak asik mengobrol dengan Berta. Mereka duduk di atas tikar piknik dengan berbagai macam makanan lezat yang mereka bawa.Sementara itu, di sisi lain lokasi tersebut Xander, Jarvis dan Aldrian tampak asik menikmati indahnya pemandangan."Kamu sudah pantas menggendong anak, Al. Mau sampai kapan menjomblo terus?" ucap Xander menggoda Aldrian yang saat itu sedang menggendong salah satu bayi kembar sang Kakak.

  • ONE NIGHT STAND   134. SEBUAH AKHIR

    Seorang wanita tampak menarik napas dalam-dalam. Peluh menetes membanjiri wajahnya yang pucat. Sesekali terdengar rintihan dan teriakan dari arah brankar ruangan bersalin itu tatkala si wanita merasa dirinya tak mampu lagi menahan nyerinya kontraksi.Sejak kepulangan keluarga Malik usai menghadiri acara pernikahan Jarvis dan Aliana, lalu mereka melangsungkan acara pesta barbeque di halaman rumah kediaman Malik yang luas, seharian itu Mischa memang kurang istirahat. Terlebih efek gembira ketika dirinya mampu berjalan kembali seperti sedia kala.Mischa terus beraktifitas, berjalan mondar-mandir ke sana kemari dengan keadaan perutnya yang buncit.Hingga pesta usai, Mischa justru harus kembali melakukan aktifitas ranjang bersama sang suami hingga waktu mendekati pagi.Itulah sebabnya, menjelang fajar di pagi hari, Mischa merasakan perutnya mulas dan kram."Xander..." gumam Mischa lirih.

  • ONE NIGHT STAND   133. KEAJAIBAN

    Acara sakral itu berlangsung begitu khidmad dan lancar.Jarvis sangat tenang saat melafalkan kalimat ijab dan kabulnya.Setelah ijab dan kabul usai, lalu kedua mempelai menyambut tamu undangan yang hendak bersalaman di atas pelaminan, sore harinya acara pun selesai.Jarvis dan Aliana sudah berganti pakaian. Kini mereka sedang berkumpul di lapangan parkir gedung hendak pulang. Saat itu keluarga Malik terlihat berkumpul di sekitar area parkir, mereka menunggu kedatangan pasangan pengantin baru. Malam ini, keluarga Xander berencana mengundang Jarvis dan Aliana untuk makan malam bersama di kediaman utama keluarga Malik.Baik Jarvis dan Aliana, yang memang sama-sama tak memiliki keluarga, jelas sangat senang atas undangan itu. Bahkan jika hari weekend tiba, mereka seringkali ikut nimbrung dalam acara piknik keluarga Malik. Dan bagi keluarga Malik, mereka sudah layaknya keluarga sendiri.Saat it

  • ONE NIGHT STAND   132. IN THE MORNING

    Mentari pagi terlihat bersinar cerah di angkasa. Cahayanya menerobos jendela kaca bening sebuah kamar besar nan mewah yang terletak di salah satu perumahan elit Jakarta.Mischa menggeliat tatkala wajahnya terkena pantulan cahaya matahari langsung. Dia mengernyitkan kening, menguap satu kali seraya mengucek ke dua bola matanya secara bersamaan.Ketika kedua bola matanya berhasil terbuka, Mischa tak mendapati sosok Xander di sisinya.Mungkin, suaminya itu sedang di kamar mandi, pikirnya.Tubuh Mischa kembali menggeliat. Dia merentangkan ke dua tangannya ke atas. Entah kenapa, pagi ini dia bangun dengan keadaan tubuh yang lebih segar dari kemarin-kemarin.Apa mungkin karena...?Kedua pipi Mischa mendadak merona, saat otaknya kembali memutar kejadian tadi malam di dalam kamar ini.Bahkan setelah hampir dua bulan berlalu tanpa adanya aktifitas ranjang dalam bid

  • ONE NIGHT STAND   131. LEMBARAN KEHIDUPAN BARU

    Selang satu bulan sejak penolakan yang dilakukan Mischa pada Xander, silih berganti pihak keluarga datang mengunjungi Mischa. Baik itu Dirga maupun Diana. Sayangnya, usaha mereka sia-sia. Mischa tetap pada pendiriannya semula. Bahkan dengan teganya Mischa justru meminta Xander menceraikannya. Hindun dan Suroto sudah menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dengan Mischa pada pihak keluarga Xander yang semakin membuat pihak keluarga merasa miris akan keadaan Mischa saat ini. Terlebih dengan Diana. Dirinya tidak menyangka jika apa yang dia alami dahulu di masa muda kini harus berlanjut menimpa Mischa, sang menantu kesayangannya. Dengan segala daya dan upaya mereka terus berusaha meyakinkan Mischa agar Mischa tidak terus menerus larut dalam rasa traumanya. Namun sayang, semua usaha merega gagal dan tak membuahkan hasil.

  • ONE NIGHT STAND   130. PENOLAKAN

    Suara Adzan Isya baru saja berkumandang.Seorang wanita dengan perutnya yang membuncit sudah siap dengan mukenanya, dia hendak melaksanakan shalat Isya berjamaah dengan Hindun dan Suroto, kedua orang tuanya. Wanita itu duduk di atas kursi roda, sementara Hindun berdiri di sampingnya."Allahu Akbar," Suroto memulai takbir pertama tanda shalat telah dimulai.Para makmum mengikuti di belakang.Dalam suasana seperti inilah, hal yang selalu Mischa tunggu-tunggu.Hatinya terasa jauh lebih tenang.Sampai detik ini, Mischa masih terus menerus dihantui bayang-bayang mengerikan sekaligus menjijikan yang pernah dia alami sewaktu di Florida.Semua kejadian buruk yang menimpanya sebelum akhirnya Tuhan menyelamatkannya melalui Mendy.Satu alasan besar yang menjadikan Mischa tidak ingin bertemu Xander dalam keadaannya sekarang, saat dirinya tahu bahwa dia telah mengandung, setelah apa yang sudah dilaluinya di Florida setengah tahun yang lalu.

  • ONE NIGHT STAND   129. SEBUAH KABAR

    Selang satu jam kemudian.Xander baru saja mengirim pesan singkat pada Diana bahwa dia akan pulang terlambat.Lelaki itu sudah berada di Club sejak sepuluh menit yang lalu. Xander hanya memesan cocktail dengan kadar alkohol yang sangat sedikit. Dia sudah berjanji pada Mischa untuk tidak mabuk-mabukkan lagi. Dan Xander akan berusaha untuk tetap menepati Janjinya walau tak ada Mischa sekali pun.Xander masih bergelut dengan ponsel pribadinya.Satu hal yang menjadi kebiasaannya saat sedang sendirian, yakni menatap lama wajah Mischa di balik layar ponselnya.Senyuman Mischa seolah menjadikan penyemangat hidupnya kali ini. Meski hanya sebatas gambar saja. Tapi Xander tak pernah bosan menatapnya.Dengan ujung jari telunjuknya, Xander mengusap wajah Mischa yang sedang tersenyum, sangat manis.Di mana kamu berada saat ini, Mischa?

DMCA.com Protection Status