"Kenapa aku malah nggak kepikiran ya, Bik?" Naomi mengerjap beberapa kali sementara menunggu Bi Inah selesai mengolesi krim foundation ke lehernya demi menyamarkan bekas kemerahan. Wanita tua itu tersenyum hangat sebelum akhirnya menjawab, "Nyonya panik sih, makanya nggak kepikiran." Lagi, Naomi mengerjap. Apa iya? Tidak ingin membantah pendapat orangtua itu, Naomi hanya mengangguk. "Oh, iya kali. Padahal mah gampang ya, Bik." Selesai menyamarkan bekas merah yang merupakan tanda kepemilikan dari Adrian, Naomi segera turun dengan pakaian yang sudah pula berganti. Lebih rapi dan sopan. "Ayo Mas, kita berangkat!" ajak Naomi, tidak sabaran, seraya menggerakkan badannya ke kiri ke kanan. Adrian bangkit dari sofa dan membiarkan Naomi berjalan lebih dulu. Dan sebagai seorang istri, Naomi ingin Adrian membukakan pintu untuknya, karena kalau diingat-ingat ini adalah kali
Terakhir Diperbarui : 2021-11-23 Baca selengkapnya