Kaget? Ya, tentu saja Wira kaget. Matanya sampai membeliak.Wira mengira setidaknya akan mendapat tamparan keras di pipi karena merobek hymen seorang wanita sampai berdarah. Minimal, dia diliputi perasaan bersalah setengah mati karena melihat wanita itu menangis sesegukan.Kenyataannya, jangankan menangis, sepanjang bangun tidur, Wira dapat menangkap dengan jelas senyum yang dikulum wanita itu. Apakah menyerahkan keperawanan akan semenyenangkan itu? Apakah sejak awal, memang ini yang dia inginkan?Anehnya, setelah Wira bersumpah akan bertanggung jawab, Gita malah terlihat kesal. Suara yang biasa rendah, lembut, dan halus, mendadak meninggi. Tatapan yang biasanya berbinar, kini malah berkobar.Ada apa ini? Apa yang salah dengan bentuk pertanggungjawaban yang dijanjikan Wira?“Jawab, Mas!” tuntut wanita itu. Membuat Wira gelagapan.Apa yang harus dijawab?Oh, astaga! Wira sampai lupa dengan pertanyaan Gita gara-gara saking b
Baca selengkapnya