Semua Bab Istri Kampungan Presdir: Bab 81 - Bab 90

152 Bab

Kapal pesiar

Gisella melangkah kan kaki nya menuruni pesawat, mengikuti langkah panjang Hardian dan Rey menuju mobil jemputan yang telah disediakan. ini pertama kali nya bagi Gisella menginjakan kakinya di pulau  ini. dia terpesona dengan keindahan alamnya. mobil membawa yang menjemput mereka langsung mengantarkan menuju sebuah dermaga, Gisella menatap takjub Kapal besar yang sangat mewah, dia seperti bermimpi menginjakkan kakinya melangkah masuk kedalam. “Ini benar-benar indah dan mewah,” gumamnya. Kapal mulai berlayar menaungi samudera lepas,  salah seorang pelayan yang menyambut mereka langsung mengantarkan menuju ruang kamar masing-masing dalam  kapal  kelas Dunia ini. yang tidak sembarangan orang yang mampu untuk memasukinya. Hanya para bangsawan dan petinggi Negara lah yang mampu menaikinya apalagi menyewa kapal dengan harga yang sangat fantastis ini. Ditengah-tengah lautan l
Baca selengkapnya

Rapat besar

Capek mondar-mandir tak karuan, akirnya Rey mencoba menghubungi Hardian melalui ponselnya. "Kenapa nggak dari tadi, kepikir menghubungi nya pakai ini." ujar Rey seraya memencet nomor Hardian panggilan terhubung namun tidak tidak terdengar jawaban. Rey mengulangi kembali mendial no ponsel Hardian untuk kedua kalinya. Hardian mengucek mata yang masih terasa berat untuk dibuka,”  hallo ada apa?" ucap nya dengan mata yang masih terpejam. "Boss, lupa ya? tujuan kita kesini untuk apa ?" ujar Rey kesal dengan bosnya, yang lebih mementingkan urusan cinta. dari pada perusahaan nya sekarang. "Kamu handel saja dulu." ujarnya sambil kembali memeluk Gisella yang tertidur pulas dalam dekapannya. "Tidak bisa bos, ini acara besar apa kata investor yang lain dan kepala cabang. mereka sudah susah payah menyiapkan dan menyelenggarakan rapat besar ini dan menunggu kedatangan kita" ujar Re
Baca selengkapnya

Pasangan romantis

Gisella hanya duduk manis disamping Hardian, menampilkan wajah cantik dan anggunnya, meskipun kehadiran nya dalam rapat besar ini tidak melibatkan skill nya sedikit pun. Seorang moderator cantik tampil sebagai pembicara yang bertugas membuka acara rapat besar itu serta mengarahkan peserta rapat agar berjalan lancar sesuai topi yang mereka bahas. Meskipun sudah mulai bosan namun Prisla tetap memaksakan senyum manisnya, acara rapat cukup memakan banyak waktu. Dengan pembahasan yang sama sekali tidak menarik perhatian Gisella. Setelah acara selesai, dilanjutkan dengan acara makan bersama. Bersama para petinggi perusahaan dan investor. makan di salah satu Ruangan terbesar di dikapal mewah ini. karena jumlah mereka yang banyak. sambil diselingi dengan musik dan  penampilan band terkenal,  yang membawakan lagu andalan nya masing-masing. Untuk menghibur agar mereka bisa merasa rileks selepas pembahasan masalah rapat.
Baca selengkapnya

Merasa bosan

Paginya Gisella terbangun, dengan posisi tidurnya sudah berada di atas ranjang. Disamping Hardian masih tertidur pulas dengan dengkuran halus yang Keluar dari sudut bibirnya. Ternyata mas Hardian yang memindahkan aku keranjang, jam berapa semalam dia balik ke kamar ? Kenapa aku tidak tahu ya?” gumam Gisella. Gisella menatap wajah tampan Hardian dengan kata yang sangat dekat. Tiba-tiba Hardian membuka mata sehingga Gisella langsung terlonjak kaget. “Mas Hardian kamu mengagetkan ku?” “Emang mau ngapain sich, ayo ngaku....pasti mau nyium aku ya secara diam-diam.” Goda Hardian. “Ngak, aku Cuma mau protes, dari kemaren aku dikamar ini sendiri. Pokoknya hari ini aku mau kita jalan-jalan.” Ucap Gisella. “Okey sayang, berhubung semua urusan bisnis ku sudah selesai semuanya. Hari ini dan besok khusus untuk kita berlibur
Baca selengkapnya

Kemarahan Tasya

"Bulan madu dulu, untuk pesta pernikahan nya menyusul," tulis  Hardian mewakili pertanyaan mereka yang masih penasaran. "Sayang kita makan dulu ya," Hardian  membimbing tangan Gisella, menuju hidangan lezat dan menggugah selera yang barusan disiapkan pelayan. dengan mesra dan penuh perhatian Hardian menyuapi Gisella. "Sayang kamu harus makan yang banyak, agar mempunyai tenaga berlebih untuk kita bertempur semalaman ini," bisik Hardian. "Kok semalaman, ngak mau aku bisa teparr  dan ngak bisa jalan nantinya. , Karena mas Hardian ngak da capek-capek nya,” jawab Gisella yang membuat Hardian kembali tertawa lepas. “Dipulau ini kita bisa lho lihat penyu bertelur secara langsung.” Tutur Hardian. “Benar mas, aku nggak sabaran lagi pengen lihat.” Mata Gisella berbinar-binar bahagia. "Ngapain lihat telur
Baca selengkapnya

Kemarahan Tasya

Dirumahnya Tasya melempar apapun dikamar nya, perasaan gelisah dan tidak tenang membuat nya tersiksa. wajah Hardian serta bayangan kemesraan nya bersama Gisella  begitu nyata dihadapannya saat ini. seakan-akan mengejek dan mentertawakan kebodohan serta ambisi Tasya yang begitu besar mencintai kakak sepupunya itu. "Aku tidak boleh seperti ini, lama-lama aku bisa gila dengan perasaan ku sendiri." teriak Tasya kesal. dia kembali mencoba menghubungi Hardian kembali, namun masih sama ponsel pria itu kembali mati dan hanya Jawaban suara operator yang membuat kekesalannya menjadi. sehingga ponsel itu lah benda terakhir yang akan menjadi sasaran berikutnya kemarahan nya. "Praaarrkkggg...,, ponsel itu langsung retak setelah terhempas ke dinding kamar. Bayangan kedekatan mereka sewaktu-waktu kecil hingga beranjak remaja masih melekat di memori ingatan yang Tasya.  Hingga orang tua Tasya yang merupakan sepupu jauh dari ke
Baca selengkapnya

Kembali pulang

“Revano sayang, Mama pulang.” Terdengar suara Gisella yang sudah tidak sabaran lagi berjalan menghampiri putranya. “Mama....” Revano merentangkan tangannya, dia sangat merindukan mamanya beberapa hari ini, meskipun ada Berta dan Arjuna yang sering mengajaknya bermain, namun hatinya lebih memilih dekapan hangat sang Mama. Revano Sayang, kamu tahu ngak jika sekarang mama merasa sangat bahagia sekali. rasanya keluarga kita sudah utuh semenjak bertemu dengan papa Hardian.” Ucap Prisla tanpa sadar.   Prisla membelai lembut pipi Revano yang juga menatap nya dengan wajah dan ekspresi bingung. bocah laki-laki itu belum memahami perkataan mamanya, namun dia sesekali membalas dengan tertawa senang seakan ikut merasakan kebahagiaan sang mama. Prisla dan Revano saling melepas rindu, mereka bermain bersama dan tidur pun kembali bersama- sama. 
Baca selengkapnya

Kebahagiaan

“Aku bahagia sekali sayang, Akirnya kita kembali berkumpul. Aku berjanji akan selalu melindungi mu dan anak kita,  secepatnya aku akan mengetahui kan orang-orang untuk menangkap Farrel.” Ucap Hardian. “Terimakasih mas, karena itulah hal pertama yang membuat ku menutupi identitas asliku selama ini.” Ucap Prisla. “Kita lupakan masa lalu buruk itu sayang, yang terpenting sekarang kita bisa berkumpul.” Hardian menarik Prisla kedalam pelukannya begitu juga dengan Revano. “Mulai sekarang, kita pindah ke apartemen kita yang dulu ya.” Ajak Hardian. Prisla mengangguk setuju, karena dia juga begitu merindukan tempat itu. Dengan dibantu beberapa orang pelayan dan Rey. Prisla pindah ke apartemen tempat nya dan Hardian dulu. Malam nya Prisla kewalahan mengimbangi Hardian. yang tiada capek nya, yang membuat dia beberapa kali terbang ke Awang
Baca selengkapnya

Permintaan maaf Mama

“Benarkah ini kamu nak,” Ucap papa Hardian tidak percaya sewaktu Hardian membawa Prisla dan Revano untuk bertemu dengan kedua orang tua nya. “Benar pa,” jawab Prisla dengan penampilan seperti dulu kembali. “Alhamdulillah nak, papa bahagia sekali.” Membawa Prisla Kedalam pelukannya. Sementara Mama Merlin masih ternganga, timbul rasa malu dan bersalah melihat Prisla kembali, ditambah lagi ada cucunya Revano yang sangat tampan, persis wajah Hardian sewaktu kecil dulu. “Prisla hu..hu... maafkan Mama nak, Mama bahagia sekali kamu ternyata selamat,” menangis memeluk Prisla. “Iya ma, Prisla juga minta maaf karena banyak berbuat salah pada Mama.” Ucap Prisla. “Tidak nak, kamu tidak salah.” Mereka kembali saling berpelukan. “Cucuku....” memeluk Revano. 
Baca selengkapnya

Laki-laki misterius

“Aduuuuhhh sakiiit....,” Tasya merasa sakit yang teramat sangat dibagikan sensitif nya. “ Seperti ada yang robek di bagian tubuhku....hu....hu perihnya.” Gumam Tasya disela tangisnya. "Siapa laki-laki yang telah menggauli ku semalam, dasar sial. dia memanfaatkan situasi kondisiku yang terluka dan mabuk berat." Tasya meremas-remas rambut nya Frustasi dan menyesali kebodohan dan kecerobohannya sehingga hal buruk menimpa dirinya saat ini. Tasya yang masih kesal, marah menyeret langkah menuju kamar mandi dan berendam dalam bactub sambil terus berusaha mengingat kejadian semalam. namun dia masih belum juga bisa mengingat seutuhnya wajah laki-laki tersebut. "Aku harus segera meninggalkan negara  ini karena tidak mungkin Hardian akan menerima diriku lagi, karena sesuatu yang aku jaga dan banggakan selama ini telah hilang, aku harus segera pergi sebelum laki-laki misterius itu ke
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
16
DMCA.com Protection Status