Home / Romansa / Istri Kampungan Presdir / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Istri Kampungan Presdir: Chapter 61 - Chapter 70

152 Chapters

Ruang rapat

“Siapa yang memberi dia tugas seperti ini ? ucap Hardian Tasya sudah menunduk ketakutan “Aku kak,” ujar nya. "Lain kali  suruh OB laki-laki untuk pekerjaan yang berat, aku tidak mau ini terulang lagi, dan jangan kalian bersikap semena-mena karena status nya yang hanya anak magang,mengerti. " bentak Hardian. “Mengerti pak,” jawab mereka serempak. Hardian melangkah memasuki ruangan Audit diikuti yang lainnya. Karena sudah masuk waktu rapat. Prisla pun duduk disebelah Arya, sambil sesekali mencuri pandang ke Hardian. tanpa Prisla sadari Hardian mengetahui gelagatnya. "Ternyata kamu sama saja, dengan mereka yang mengejar cinta ku" tertawa meremehkan Prisla. Bagi Hardian itu hal biasa, selama ini dia selalu dikejar-kejar wanita di kantor. Monic dan Tasya selalu tebar pes
Read more

Kampung halaman Farrel

“Anakku Farrel, kamu pulang nak.” Ucap Mama Farrel yang langsung memeluk erat tubuh anaknya, tangisnya pecah seiring pelukan yang semakin erat, Milka yang menyaksikan semua itu hanya bisa mematung. Dia juga teringat maminya Qanita yang sudah tidak ada lagi, air matanya ikut membanjiri kedua belah pipinya. Terharu melihat kasih sayang mama Farrel terhadap anaknya. “Mama kenapa? “ Farrel mersa heran melihat perubahan sikap !namanya sekarang, biasanya Mama tidak pernah sesedih ini jika dia pulang ke kampung halamannya. “Farrel, beberapa hari ini polisi pernah mendatangi kampung kita ini, mereka mencari-cari keberadaan mu nak.” Ucap Mama sedih. “Mereka sampai mencari kesini ma?” tanya Farrel ikut syok. “Iya nak, mama mohon sudahi dendam dan permusuhan ini nak, Mama ingin tenang melihat mu dihari tua Mama ini.&
Read more

Mengunjungi makam papa

“Mama sudah memberi tahu kerabat kita, mereka senang sekali mendengar kabar ini, akirnya kamu menikah juga. Meskipun ini terkesan mendadak tanpa kalian  memberi tahukan terlebih dahulu. kamu pulang juga tiba-tiba begini, sehingga mma belum mempersiapkan segala sesuatunya." Ucap Mama. menatap lekat kedua orang itu, timbul rasa curiga terhadap hubungan antara anaknya dengan Milka, tapi segera dia menepisnya kembali. “Iya ma, tapi kami sudah mempertimbangkan nya secara mendalam dan sudah  membulatkan tekad untuk menaungi bahtera rumah tangga bersama.” Terang Farrel yang dianguki oleh Milka yang duduk disebelah Farrel.  "Oya ma, boleh ngak jika sementara waktu, kami tinggal disini setelah menikah nanti." ucap Farrel was-was mengingat status nya yang masih buronan polisi. "Tentu boleh nak, kamu anak mama satu-satunya, setelah ayahmu menigal Mama kesepian. Mama akan sangat bahagia jika
Read more

Menikahi Milka

Milka mengedarkan pandangannya ke arah tempat yang ditunjuk Farrel, nampak sebuah Pemandangan yang sangat indah, sebuah air terjun bertingkat dibawah nya terdapat beberapa batu besar dan telaga. Milka memekik kegirangan dan menarik tangan Farrel supaya mempercepat langkah kakinya. "Sabar sayang, dan pelan kan jalan mu, nanti kamu jatuh" ucap Farrel mengeratkan pegangannya. "Milka, sewaktu kecil aku sering menghabiskan waktu mandi bersama teman-teman ku disini" kenang Farrel yang merasa kehilangan mereka yang merantau ke kota yang berbeda beda. Milka menarik tangan Farrel mengajak nya untuk menduduki batu yang paling besar di antara yang lainnya, sambil mengeluarkan ponsel dan mengajak Farrel foto Selfi. Disekitar air terjun juga terdapat bendungan air untuk digunakan para petani mengairi sawah mereka. Milka berdiri tegak di atas batu besar itu, nampak petani sedang bekerja membaj
Read more

Kegilaan Hardian

Suasana kantor masih terlihat sepi, hanya beberapa orang Karyawan dari berbagai Divisi yang baru hadir, dan petugas kebersihan (OB) yang bekerja sebelum jam kantor dimulai. Prisla terpaksa berangkat pagi sekali, karena tidak ingin mendapatkan masalah lagi. Setelah sering dikerjai Tasya yang tidak menyukai nya semenjak menginjakkan kaki di perusahan besar ini. Prisla tidak memperhatikan sekitar, seseorang dari belakang mengikuti langkah nya, dan menerobos masuk lift. Prisla terperanjat kaget saat tangan kokoh seorang pria mendekap tubuh mungil nya dari belakang lalu mengunci rapat. "Hey.. lepaskan, siapa kamu” Prisla mulai ketakutan, dia berusaha melawan dan menendang alat Reproduksi pria itu. "Aaaaawww.. sakit” pria itu membungkuk menahan sakit, sambil memegang benda keramat nya. Tubuh Prisla terlepas dan berbaik melihat pria tersebut. “Tuan Hardian?”
Read more

Membuat kopi

"Hey Gisella kerjakan ini dan harus kamu catat kembali semua poin penting nya. sebelum jam pulang kantor kalau tidak, terpaksa kamu harus lembur nantinya" ucap Tasya sambil menyerahkan setumpuk berkas tahun sebelumnya yang sudah tidak terpakai lagi agar diperiksa Gisella. Dia pun berlalu sambil tersenyum puas, meninggalkan Prisla yang masih memperhatikan tumpukan berkas diatas mejanya itu. " Rasain kamu, dasar cewek gatel, baru beberapa hari sudah obral diri " gerutu Tasya. Sementara Hardian sudah sadar dari pingsannya, dan memijid pelan kepalanya  yang masih terasa pusing. setelah meminum obat yang diberikan dokter Clara . "Saran saya, bapak Hardian tidak usah memaksakan diri untuk bekerja, dan jangan terlalu larut dalam kesedihan dan rasa kehilangan, bapak harus mencoba untuk ikhlas. karena seiring berjalannya waktu, dan rutin meminum obat. bapak akan sembuh dengan sendirinya" ucap dokter.
Read more

Dijebak Hardian

Diruanganya. Hardian masih banyak pekerjaan, memeriksa dan menanda tangani beberapa file dan berkas persetujuan kerjasama. yang seharian ini, diserah tugaskan kepada Rey. Hardian berdiri dan memutar ke kiri dan ke kanan pinggangnya. dan merilekskan otot-otot nya yang terasa kaku. dia melirik jam ditangan nya sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam. "Mmmhhh,, mending aku pulang saja sekarang"  ujarnya dan mengambil jas hitam nya yang tergantung di sandaran Kursi kerja Hardian menghentikan langkahnya, saat melewati Ruangan  Sekretaris nya, karena melihat lampu yang masih menyala. " Perasaan aku tidak memberikan tugas untuk lembur ?” ujarnya penasaran dan berjalan menghampiri Ruangan itu "Ngapain kamu masih dikantor jam segini ?” ujar Hardian. Prisla terperanjat kaget, mendengar suara yang tiba-tiba di belakangnya dan  menjatuh
Read more

Diikuti Hardian

Paginya Prisla terbangun, diliriknya Hardian tertidur pulas sambil memeluk erat pinggang nya. “Astaga aku diperk**** oleh Suamiku sendiri.” Ucap Gisella tersadar jika posisi mereka sekarang berada dikamar apartemen mereka dulu. “Aku begitu merindukan kamar ini?” Gisella memungut pakaian nya dan segera mengenakan takut Hardian segera terbangun. “Aku harus segera kabur” berlari menuju pintu, meskipun Prisla !asih merindukan suasana Apartemen ini. “Syukurlah mas Hardian belum mengganti password apartemen ini.” Gumam na. Seminggu semenjak kejadian itu, Gisella benar-benar menutup diri dan mematikan ponsel nya. Dia ingin menghindari dari Hardian untuk sementara waktu. Bagaimana pun itu dia merasa kecewa dengan sikap Hardian. Namun Hardian mempunyai serinu cara untuk menjerat Prisla, mata Prisla membulat saat melihat
Read more

Rasa yang begitu nyaman

"Ah, mungkin ini hanya perasaanku saja."   gumam Gisella melanjutkan perjalanan menuju apartemen. Gisella memasuki lift menuju kamar apartemen, sambil memangku belanjaan didadanya seolah-olah memeluk. dia hanya fokus pada dirinya sendiri, tanpa menoleh pada dua orang penghuni lift yang ikut menyerobot masuk. Gisella melirik ponselnya, sambil memainkannya. namun dari belakang seseorang dengan sengaja terus mendempet ketubuhnya. dengan aroma parfum yang sangat dikenal oleh Gisella. namun dia segera menepis rasa curiga dan penasaran nya. " Tidak mungkin mas Hardian." Gisella menggeser tubuhnya agak kesamping, tanpa menoleh kearah orang tersebut. Semakin Gisella menghindar, orang itu terus mengikutinya pergerakan nya. membuat Gisella mau tidak mau menoleh. yang langsung membuat nya terlonjak kaget. namun kembali bersikap biasa. "Presdir," menyapa sambil menunduk hormat.
Read more

Tasya dipecat

Dikantor Hardian sudah siap memberikan hukuman pada Tasya, karena sudah beberapa kali mengerjai Gisellaa, tapi baru sekarang Hardian akan memberi tindakan tegas. “Tasya cepat keruangan ku" ucap Hardian tanpa mendengar jawaban Tasya. Tidak butuh waktu lama, Tasya dengan langkah cepat memasuki Ruangan itu, dia sudah membayangkan apa yang terjadi, dari nada suara Hardian  yang menahan kemarahan. "Selamat Siang kak,” ucap Tasya menunduk. tidak berani menatap mata elang Hardian. "Kamu tahu apa kesalahanmu, dan  yang telah kamu perbuat kemaren “ ujar  Hardian. "Ti..ii.. tidak kak,” jawab nya sambil tergagap "Perasaan aku tidak melakukan kesalahan apapun? kemaren semua pekerjaan.  sudah double cek dulu sebelum diserahkan,” Hardian  berdiri dari duduk. berjalan memutari tubuh Tasya. dan tiba-
Read more
PREV
1
...
56789
...
16
DMCA.com Protection Status