Milka mengedarkan pandangannya ke arah tempat yang ditunjuk Farrel, nampak sebuah Pemandangan yang sangat indah, sebuah air terjun bertingkat dibawah nya terdapat beberapa batu besar dan telaga.
Milka memekik kegirangan dan menarik tangan Farrel supaya mempercepat langkah kakinya.
"Sabar sayang, dan pelan kan jalan mu, nanti kamu jatuh" ucap Farrel mengeratkan pegangannya.
"Milka, sewaktu kecil aku sering menghabiskan waktu mandi bersama teman-teman ku disini" kenang Farrel yang merasa kehilangan mereka yang merantau ke kota yang berbeda beda.
Milka menarik tangan Farrel mengajak nya untuk menduduki batu yang paling besar di antara yang lainnya, sambil mengeluarkan ponsel dan mengajak Farrel foto Selfi.
Disekitar air terjun juga terdapat bendungan air untuk digunakan para petani mengairi sawah mereka. Milka berdiri tegak di atas batu besar itu, nampak petani sedang bekerja membaj
Suasana kantor masih terlihat sepi, hanya beberapa orang Karyawan dari berbagai Divisi yang baru hadir, dan petugas kebersihan (OB) yang bekerja sebelum jam kantor dimulai. Prisla terpaksa berangkat pagi sekali, karena tidak ingin mendapatkan masalah lagi. Setelah sering dikerjai Tasya yang tidak menyukai nya semenjak menginjakkan kaki di perusahan besar ini.Prisla tidak memperhatikan sekitar, seseorang dari belakang mengikuti langkah nya, dan menerobos masuk lift. Prisla terperanjat kaget saat tangan kokoh seorang pria mendekap tubuh mungil nya dari belakang lalu mengunci rapat."Hey.. lepaskan, siapa kamu” Prisla mulai ketakutan, dia berusaha melawan dan menendang alat Reproduksi pria itu."Aaaaawww.. sakit” pria itu membungkuk menahan sakit, sambil memegang benda keramat nya.Tubuh Prisla terlepas dan berbaik melihat pria tersebut.“Tuan Hardian?”
"Hey Gisella kerjakan ini dan harus kamu catat kembali semua poin penting nya. sebelum jam pulang kantor kalau tidak, terpaksa kamu harus lembur nantinya" ucap Tasya sambil menyerahkan setumpuk berkas tahun sebelumnya yang sudah tidak terpakai lagi agar diperiksa Gisella.Dia pun berlalu sambil tersenyum puas, meninggalkan Prisla yang masih memperhatikan tumpukan berkas diatas mejanya itu." Rasain kamu, dasar cewek gatel, baru beberapa hari sudah obral diri " gerutu Tasya.Sementara Hardian sudah sadar dari pingsannya, dan memijid pelan kepalanya yang masih terasa pusing. setelah meminum obat yang diberikan dokter Clara ."Saran saya, bapak Hardian tidak usah memaksakan diri untuk bekerja, dan jangan terlalu larut dalam kesedihan dan rasa kehilangan, bapak harus mencoba untuk ikhlas. karena seiring berjalannya waktu, dan rutin meminum obat. bapak akan sembuh dengan sendirinya" ucap dokter.
Diruanganya. Hardian masih banyak pekerjaan, memeriksa dan menanda tangani beberapa file dan berkas persetujuan kerjasama. yang seharian ini, diserah tugaskan kepada Rey.Hardian berdiri dan memutar ke kiri dan ke kanan pinggangnya. dan merilekskan otot-otot nya yang terasa kaku. dia melirik jam ditangan nya sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam."Mmmhhh,, mending aku pulang saja sekarang" ujarnya dan mengambil jas hitam nya yang tergantung di sandaran Kursi kerjaHardian menghentikan langkahnya, saat melewati Ruangan Sekretaris nya, karena melihat lampu yang masih menyala." Perasaan aku tidak memberikan tugas untuk lembur ?” ujarnya penasaran dan berjalan menghampiri Ruangan itu"Ngapain kamu masih dikantor jam segini ?” ujar Hardian.Prisla terperanjat kaget, mendengar suara yang tiba-tiba di belakangnya dan menjatuh
Paginya Prisla terbangun, diliriknya Hardian tertidur pulas sambil memeluk erat pinggang nya.“Astaga aku diperk**** oleh Suamiku sendiri.” Ucap Gisella tersadar jika posisi mereka sekarang berada dikamar apartemen mereka dulu.“Aku begitu merindukan kamar ini?” Gisella memungut pakaian nya dan segera mengenakan takut Hardian segera terbangun.“Aku harus segera kabur” berlari menuju pintu, meskipun Prisla !asih merindukan suasana Apartemen ini.“Syukurlah mas Hardian belum mengganti password apartemen ini.” Gumam na.Seminggu semenjak kejadian itu, Gisella benar-benar menutup diri dan mematikan ponsel nya. Dia ingin menghindari dari Hardian untuk sementara waktu. Bagaimana pun itu dia merasa kecewa dengan sikap Hardian.Namun Hardian mempunyai serinu cara untuk menjerat Prisla, mata Prisla membulat saat melihat
"Ah, mungkin ini hanya perasaanku saja." gumam Gisella melanjutkan perjalanan menuju apartemen.Gisella memasuki lift menuju kamar apartemen, sambil memangku belanjaan didadanya seolah-olah memeluk. dia hanya fokus pada dirinya sendiri, tanpa menoleh pada dua orang penghuni lift yang ikut menyerobot masuk.Gisella melirik ponselnya, sambil memainkannya. namun dari belakang seseorang dengan sengaja terus mendempet ketubuhnya. dengan aroma parfum yang sangat dikenal oleh Gisella. namun dia segera menepis rasa curiga dan penasaran nya." Tidak mungkin mas Hardian." Gisella menggeser tubuhnya agak kesamping, tanpa menoleh kearah orang tersebut.Semakin Gisella menghindar, orang itu terus mengikutinya pergerakan nya. membuat Gisella mau tidak mau menoleh. yang langsung membuat nya terlonjak kaget. namun kembali bersikap biasa."Presdir," menyapa sambil menunduk hormat.
Dikantor Hardian sudah siap memberikan hukuman pada Tasya, karena sudah beberapa kali mengerjai Gisellaa, tapi baru sekarang Hardian akan memberi tindakan tegas.“Tasya cepat keruangan ku" ucap Hardian tanpa mendengar jawaban Tasya.Tidak butuh waktu lama, Tasya dengan langkah cepat memasuki Ruangan itu, dia sudah membayangkan apa yang terjadi, dari nada suara Hardian yang menahan kemarahan."Selamat Siang kak,” ucap Tasya menunduk. tidak berani menatap mata elang Hardian."Kamu tahu apa kesalahanmu, dan yang telah kamu perbuat kemaren “ ujar Hardian."Ti..ii.. tidak kak,” jawab nya sambil tergagap"Perasaan aku tidak melakukan kesalahan apapun? kemaren semua pekerjaan. sudah double cek dulu sebelum diserahkan,”Hardian berdiri dari duduk. berjalan memutari tubuh Tasya. dan tiba-
“Mama sangat bahagia, melihat kamu Akirnya menikah juga nak,” Ucap Mama menatap putra satu-satunya Farrel.“Iya ma, terimakasih karena Mama sangat perhatian dan mengerti Farrel selama ini.” Ucap Farrel memeluk mamanya.Farrel sangat bangga dengan kesetiaan mamanya, yang rela kembali hidup didesa mereka setelah papa meninggal dunia dan dimakamkan dikampung halaman nya, meski mereka masih memiliki sebuah rumah yang mewah peninggalan papa Farrel dikota.Alasan Mama Cuma satu tidak ingin jauh dari makam suaminya tercinta. Sehingga Farrel terpaksa mengalah dan membiarkan Mama hidup didesa, sementara dia mulai sibuk mengatur siasat untuk membalas dendam pada Hardian. Hingga Akirnya Farrel sadar jika cara yang ditempuh nya itu salah. Namun dia masih belum ingin untuk menyerahkan dirinya pada pihak kepolisian, termasuk meminta maaf kepada keluarga Hardian. Karena Farrel masih belum Sanggup berpisah dengan
Farrel mengayunkan langkah pelan, mbak Darti terperanjat kaget, tanpa sadar Farrel sudah berdiri dibelakangnya."Tuan muda, ada yang bisa saya bantu.?" ucap mbak Darti , tersenyum ramah."Saya cuma mau membuat kopi hitam." jawab Farrel, menuju dapur."Tuan muda, silahkan duduk saja. biar aku saja yang membuatnya." Ucap bang Jono"Terimakasih bang."Farrel duduk, sambil menyalakan televisi berukuran besar itu. dan memutar-mutar acar televisi yang satupun tidak menarik minatnya sama sekali."Aaa... sebaiknya aku kembali ke kamar." menyeruput kopi hitam buatan bang Jono, yang tersa begitu nikmat dan sangat cocok dengan selera Farrel."Mas Farrel." sapa Milka yang sudah berdiri disampingnya."Sayang sudah bangun.?""Ya tentulah, kalau nggak mana mungkin aku berdiri disini." Milka ikut duduk dise
Revano menatap kagum, pada pantulan wajah dan tubuhnya di cermin besar yang terdapat ditengah-tengah ruangan besar itu. pakaian yang dirancang Naura benar-benar pas dan melekat sempurna ditubuh Revano. termasuk mami, papi,opa dan kedua adiknya."Penampilan anak mami sangat tampan dan gagah," puji Prisla seraya memperbaiki posisi dasi Revano yang agak miring."Makasih pujiannya mi." ucap Revano."Tentu dong sayang, selain acara ulang tahun perusahaan kita. nanti Revano juga akan diperkenalkan sebagai seorang CEO baru, pada seluruh kolega bisnis dan investor perusahaan." Hardian ikut menimpali percakapan ibu dan anak itu."Tu kan, mami cuma muji penampilan kak Revano doang, padahal dunia telah mengakui jika aku lah anak mami yang paling gagah, bahkan mengalahkan papi dan kak Revano." Adiknya tidak mau kalah, dia sekuat tenaga menggeser tubuh Revano dari cermin besar."Udah ga
Dengan perasaan deg-degan Naura mengukur bidang tubuh Revano, posisi mereka begitu dekat. Revano perlahan memejamkan matanya. menikmati aroma wangi tubuh Naura. dan helaan nafasnya yang terasa begitu lembut dan wangi menthol.Saat posisi tubuh mereka berhadapan, tangan Revano terangkat pelan namun pasti. Revano dengan lembut menelusuri pipi mulus Naura dengan jemarinya. terus mengelus-elus rambut panjang lurusnya.Naura merasa terhipnotis, tidak ada penolakan sama sekali. dia membiarkan sentuhan hangat tangan Revano. seakan-akan dia sedang bermimpi indah. bertemu kembali dengan cinta pertamanya.Revano mendekatkan wajahnya, semakin dekat hingga tidak ada jarak lagi yang mengikis diantara mereka berdua. Maura memejamkan matanya pelan. saat tubuh Revano makin merapat ke tubuhnya. dunia seakan terhenti ketika Naura merasakan lembutnya kecupan hangat bibir Revano dikening, kedua kelopak matanya hingga terus kedua pipinya.
Revano tersenyum puas, sebelah tangannya masih mengusap-usap layar ponselnya. dimana terpampang foto cantik Naura yang mengunakan pakaian kerja.Wajah Naura terlihat anggun, dan sudah terlihat sedikit dewasa. mengingat sekarang dia sudah menamatkan kuliah. juga mulai ikut merintis salah satu usahanya sendiri.Maura memang sangat mandiri, bahkan diusianya yang masih relatif muda. Dia telah mampu bangkit dan mengembangkan usaha. yang bergerak di bidang butik. yang merupakan salah satu bakat dan hobi nya selama ini.Naura memang sengaja, mengambil jurusan di bidang desainer. agar nanti kedepannya dia bisa mengembangkan usaha sendiri. tidak butuh waktu lama bagi Naura. sekarang nama butik dan rancangan nya sudah terkenal. bahkan seberapa artis ibukota sengaja memesan dan mengunakan rancangan pakaian Naura. diberbagai momen tertentu mereka."Naura aku sangat merindukanmu, meskipun hubungan kita yang
Satu bulan berlalu, kini mereka semua telah terpisah. melanjutkan kehidupan dan pendidikan masing-masing ditempat yang berbeda-beda.Sekarang Naura sudah bisa bernafas dengan lega, karena nilai-nilai melonjak menunjukkan peningkatan, semua ini tidak terlepas dari dukungan Revano dulunya.Meskipun Revano sudah pergi jauh meninggalkan nya. Namun Naura selalu berharap mereka akan dipertemukan kembali.Sementara Azka dan Arga, mereka memilih kuliah di kampus yang sama dengan wanita pujaan mereka Agnes dan Caca.Seiring berjalannya waktu, tanpa terasa Naura sudah menamatkan pendidikannya, bahkan sekarang dia sudah kuliah disebuah universitas ternama. tanpa pernah bertemu dan mendengar kabar tentang Revano lagi.Begitu juga dengan para teman-temannya yang lain, mereka semua seperti sudah putus contak. serta sibuk dengan kehidupan masing-masing.Naura me
Selepas ujian akhir, Revano menyiapkan hatinya untuk berpisah dengan Naura. Dia menghembuskan nafas dalam-dalam, mencoba memberi ketegaran dan kekuatan pada hatinya sendiri. berat' bagi Revano meninggalkan asrama terutama dengan Naura, namun dia tidak bisa berbuat banyak mengingat dia harus melanjutkan pendidikan nya keuangan lebih tinggi dan lebih baik.Lamunan Revano buyar ketika getaran ponsel, yang disimpan di kantung celananya. segera Revano mengangkat panggilan dari maminya tersebut, sambil berjalan masuk kedalam kamar."Assalamualaikum mi....!" ucap Revano dengan nada suara kurang semangat."Waalaikumsalam sayang ...., aduuuuuh anak ganteng mami kok lesu gitu, ayo semangat sayang. karena besok pagi sopir jemputan yang dikirim papi bakal kesana untuk menjemput mu nak" ujar Prisla."Iya mi""Apa kamu sudah berkemas sayang ?""Belum mi,
Seperti biasanya, Pihak sekolah mengadakan berbagai pertandingan tiap tahunnya, berdasarkan bakat dan minat para siswa dan siswi sekolah mereka. untuk tahun ini pihak sekolah pun memberikan kebebasan untuk memilih diantara nya.- Pemilihan Miss tercantik disekolah itu, semua siswa cewek bebas untuk mengikuti nya, tapi tetap harus mengikuti tes dan serangkaian seleksi- Lomba Tim Bola Basket- Lomba menyalurkan bakat akting, seperti mengikuti Drama dan pertunjukan disekolah.- Lomba menari BalletSemua menyambut antusias acara itu, termasuk tiga cewek cantik Agnes, Caca dan jeni. memilih mengikuti menjadi Miss. sementara Naura lebih menyukai bakat akting. sedangkan gea Memilih untuk menari Ballet yang merupakan kesenangannya.Revano yang mengetahui jika Naura mengikuti pentas drama, membatalkan niatnya untuk mengikuti lomba Bola Basket. karena sebentar l
Setelah melihat sekawanan monyet itu telah pergi menjauh, Revano menyalakan motor nya."Ayo Naura kita tinggal kan tempat ini"Maura naik keatas motor lalu Revano melesat dengan kecepatan tinggi, jalanan yang sepi membuat Revano bebas melajukan motornya."Kak Revano masih ingat jalan pertama yang kita masuki tadi" Naura sudah merasa sedikit cemas."Aku tidak ingat Naura, tapi kita harus tetap melakukan motor ini hingga bertemu penduduk sekitar untuk bertanya jalan menuju villa" ujar Revano yang sudah ikutan-ikutan cemas.Sudah capek berputar-putar dengan motor itu, namun mereka tidak menemukan Seorang pun yang melintasi jalan itu, maupun Rumah penduduk. Revano mulai putus asa sedangkan bahan bakar motor mereka sudah hampir habis."Kak Revano aku takut, sementara signal disini juga tidak bagus" Naura mengangkat ponselnya tinggi berharap mendapatkan signal yang
"Naura kamu pegangan ya.. soalnya jalanan ini terlalu licin. dan tidak rata, aku takut kamu ntar jatuh" ucap Revano sambil tersenyum."I...iya kak" dengan ragu-ragu akirnya tangan Naura melingkar di pinggang Revano.Sepanjang perjalanan itu Revano dan Naura tidak henti-hentinya bercerita dan bercanda, sesekali Naura mencubit pinggang Revano. tidak ada kecanggungan lagi di antara mereka berdua.Mereka saling tebak tebakan, atau bercerita tentang hobi dan Film kesukaan mereka masing-masing. sesekali Naura tertawa lepas. Revano puas menikmati wajah cantik Naura dari kaca spion motor itu.Terkadang tangan Revano mulai nakal mengelus lutut Naura atau sesekali merem mendadak motor nya, untuk menikmati moment indah kebersamaan mereka.Motor Revano berhenti di sebuah warung, mere membeli makanan khas daerah itu, dan minuman segar. setelah itu Revano kembali melanjutkan perjalanan memasuk
Hari ketiga mereka di villa ini, membuat kedekatan Revano dan Naura sudah menunjukkan kemajuan yang sangat baik. selain sudah bertukar No ponsel masing-masing. Revano dan Naura jika hendak menutup jendela kamar masing-masing mereka akan saling lempar pesawat yang terbuat dari kertas."Yauupps...." Naura menangkap layangan kertas itu dan membacanya"Selamat malam kak Revano, met bobo.... moga mimpi indah" isi pesan yang tertulis di layangan kertas ituBegitu pun Naura membaca isi pesan dari layangan Revano."Met malam Cantik....,, besok kita jalan-jalan ke sekeliling area puncak ini yuk"Naura tersenyum membacanya, dan kembali membalas kemudian melemparkan kembali ke jendela kamar Revano."Okey... aku setuju banget, tidak sabar menikmati udara puncak yang segar dan bersih itu, tapi emang kita berdua sanggup, karena area ini terlalu luas, dan masih&