Semua Bab Istri Kampungan Presdir: Bab 11 - Bab 20

152 Bab

Apa yang terjadi

Selesai makan, Hardian mengantarkan Prisla pulang, sementara dia kembali keperusahaan nya untuk lembur mengingat jika sebentar lagi akan diadakan audit bulanan.Sesampainya dikamar, Prisla menyalakan TV berukuran besar itu. menonton acara humor kesukaan nya . tanpa sadar dia terlelap cukup lama disofa dengan TV yang masih menyala. Prisla mengerjapkan matanya berkali-kali karna silau cahaya lampu kamar. segera dia berdiri dan melihat sekeliling dan terpana melihat ranjang tidur Hardian."Kosong, jam berapa sekarang ?"Prisla melihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul sebelas malam " kenapa Tuan Hardian belum pulang juga ?" Prisla membersihkan tubuhnnya dan berganti pakaian, melanjutkan sholat Isa. yang sudah terlewati waktu nya dan memanjatkan doa dengan khusyuk untuk kedua orang tuanya, Prisla melipat mukena kembali, karena dia ingin melanjutkan tidurnya. mengambil selimut dan bantal berjalan ke sofa, namun rasa kantuk nya telah hilang." Lebih baik aku lanjutkan menonton televis
Baca selengkapnya

Kedatangan paman

Tidak, kenapa dengan leherku," Prisla mulai menangis meraba didepan cermin lehernya dan bagian dadanya yang memerah."Astaga, apa sih ribut-ribut," ucap Hardian mengusap matanya, mencoba bangun karena mendengar teriakan Prisla yang sangat nyaring, dengan gerakan refleks dia hendak berdiridi, namun tiba-tiba dia oleng dan hilang ke seimbangan. Hardian tidak sadar bahwa kakinya terlilit selimut. hingga jatuh terguling ke bawah tempat tidur, kepala Hardian terbentur meja kecil yang terletak di samping tempat tidur itu."Dasar meja sialan,"Hardian berdiri dan menendang keras meja itu. dia berjalan menuju kamar mandi sambil memegang jidatnya yang sakit." Hey Kucing, apa yang kamu lakukan. teriakan mu itu bisa membangun kan seisi rumah ini tau nggak ?" Hardian berdiri sambil berkacak pinggang dikekang Prisla."Tuan leherku, lihat leher ku dan .... membuka sedikit baju nya ini penuh dengan tanda merah" Prisla terlihat ketakutan dan cemas. Namun Hardian berusaha untuk bersikap biasa saja,
Baca selengkapnya

Bertemu Arjuna

Prisla sudah berpakaian Rapi. ini hari pertama nya mengikuti proses belajar mendesain dengan salah seorang tim pengajar profesional, dia menuruni anak tangga dengan dengan langkah penuh semangat dan percaya diri. Hal itu, membuat rasa iri Gea semakin menjadi-jadi, matanya seakan ingin loncat dari sarangnya saat melihat pakaian yang melilit ditubuh Prisla sangat indah dan mahal. "Prisla, pakaian mu bagus dan sangat mahal. Kakak bangga punya adik Secantik dan seberuntung kamu." puji Gea sambil tersenyum memikirkan cara agar bisa masuk dan memeriksa barang-barang yang ada dikamar Prisla, tanpa tahu jika setiap ruangan sudah terpasang cctv. "Selamat pagi Nona" "Maaf, Anda siapa ?" tanya Prisla heran, saat melihat pria paruh baya berjalan mendekati nya. "Saya salah seorang Sopir kantor, nama saya Johan. yang ditugaskan untuk mengantar jemput Anda Nona " Prisla ragu kemudian membuka ponselnya, dan melihat pesan masuk dari Hardian, ternyata benar foto bapak ini sama dengan sopir
Baca selengkapnya

Kesedihan masa lalu

Malamnya, Prisla mengumpulkan keberanian untuk menanyakan keberadaan sang Paman dan keluarganya."Tuan, Paman dan bibi ku serta kak Gea kemana.?" Ucap Prisla sambil memainkan jemarinya takut terjadi sesuatu pada mereka, mengingat hanya merekalah keluarga satu-satunya yang dimiliki oleh Prisla.Hardian tidak menanggapi pertanyaan Prisla, dia masih sibuk dengan ponselnya, sehingga Prisla kembali mengulangi pertanyaannya."Kamu pikir orang seperti ku ini mempunyai waktu untuk mengurus pamanmu itu,?" Terdengar suara lantang Hardian."Ma.. maaf Tuan, aku tidak bermaksud seperti itu. Tapi Paman siang tadi..." Ucapan Prisla langsung terhenti ketika Hardian memberikan isyarat dengan tangan, menyuruh Prisla untuk diam.Hardian membuka rekaman cctv yang terhubung langsung dengan ponselnya, lalu ! memperlihatkan pada Prisla."Astaga," ucap Prisla membungkam mulutnya dengan punggung telapak tangannya sendiri, dia benar-benar merasa malu Melihat hasil rekaman cctv tersebut.Disana terpampang jelas,
Baca selengkapnya

Mimpi Prisla

"Tidak...tidak jangan bibi.... Prisla takut hu...hu....," Hardian terbangun saat mendengar suara tangis Prisla, dengan mata terpejam gadis itu terus menerus menangis, dan menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kasihan sekali kamu Prisla, perbuatan mereka ternyata memberikan trauma yang mendalam padamu." Gumam Hardian sambil menguncang tubuh Prisla yang tersa panas. "Astaghfirullah, badan Prisla sangat panas," refleks Hardian mengangkat Prisla menuju ranjang, timbul rasa bersalah dan penyesalan Melihat keadaan wanita yang sudah menjadi istrinya itu. Setelah menidurkan Prisla, Hardian langsung menghubungi Rey agar membawakan dokter pribadi keluarga mereka kerumah. untuk memeriksa kondisi fisik Prisla yang masih mengigau. "Baik Bos, akan menghubungi dokter segera," terdengar suara jawaban Rey selalu asisten siaga. Tidak perlu waktu lama, dokter datang pemeriksa kondis
Baca selengkapnya

Arjuna

Arjuna melangkah menuju ruangan kebesarannya, dan menghempas duduk. Dia masih penasaran dengan sosok cantik murid barunya itu. dia yakin jika Prisla gadis baik-baik dan sederhana serta wajahnya yang sangat ayu dan lembut. Tipe wanita yang sangat diidamkan Arjuna selama ini. "Prisla, nama yang cantik seperti orang nya, " ujar Arjuna menerawang sambil memainkan kursi putarnya. semenjak pertemuan pertama nya kemaren, Arjuna jadi uring - iringan. bayangan Prisla terus mengusik setiap waktu nya. "Aaaaahhk......., aku tidak pernah seperti ini sebelumnya, gadis itu seolah-olah membawa separuh jiwaku," sambil mengusap kasar rambutnya. Arjuna tidak menghiraukan deringan dan getar ponselnya dari mamanya Qanita. "Arjuna, kamu kemana sich nak?" Qanita kembali mencoba menghubungi anaknya. Arjuna Dwi Atmaja. pria tampan dengan bulu mata yang lebat, kulit putih  persis aktor ganten Hollywood, Arjuna merupakan
Baca selengkapnya

Hukuman untuk Rey

Malam ini Hardian sudah memutuskan, untuk berbagi ranjang dengan Prisla, namun dia masih terlihat ragu dan gengsi untuk mengutarakan keinginannya tersebut. Sehingga saat Prisla melaksanakan tugasnya seperti biasa mematikan lampu menjrlang tidur. Dibalik selimut tebal Hardian bersuara lantang. "Kucing, mulai sekarang naik dan tidurlah disebelah ku, karena aku tidak ingin dikatakan suami yang kejam menyuruh mu tidur disofa sendirian," ucap Hardian menyembunyikan wajahnya. "Apa Tuan, tidur disebelah mu?"  "Ya, tapi kamu jangan besar kepala dulu, aku berbagi kamar katr tidak ingin kamu mengingat dan mimpi buruk saja tidak lebih, dan jangan berharap aku akan berbuat macam-macam seperti keinginanmu,"  Membuat Prisla membulat kan matanya, karena tidak terima tuduhan Hardian terhadap dirinya. Namun dia tidak bia ber buat lebih. Selain mengikuti perintah Hardian sesuai isi kontrak pernikahan mereka.
Baca selengkapnya

Tangan jadi-jadian

Hardian berlari kecil menaiki tangga, dia sudah tidak sabar melihat wajah yang selalu mengganggu konsentrasi nya. terlebih lagi untuk memasangkan obat pembesar payudara yang dibelikan Rey . sebenarnya, tadi dikantornya Hardian  pengen cepat pulang. namun karna ada salah seorang karyawan nya yang menggelapkan dana perusahaan. maka diadakan lah rapat dadakan yang menyita waktu sampai larut malam. Akir- akir ini Hardian, ingin selalu melihat Prisla dan berada didekatnya.  padahal dia yakin cintanya hanya untuk Milka seorang.Dengan langkah cepat dia membuka pintu kamar,  dilihat nya tempat tidur masih kosong. tidak ada tanda-tanda habis ditiduri. dia mencari kekamar mandi juga tidak ada. mumpung sudah berada  di kamar mandi, Hardian memutuskan membersihkan tubuhnnya. setelah berpakaian kembali dia berjalan ke arah balkon. nampak Prisla tertidur sambil bergumam tak jelas dan senyum sendiri."Kucing kecil...,  kamu mimpi mesum y
Baca selengkapnya

Mempercantik dirinya

Hardian tersenyum sendiri diruangan kerja, mengingat betapa ceroboh nya dia semalam. Dia masih mengusap-usap tanganya yang sedikit memerah kena pukulan tangan Prisla semalam. “Meskipun tanganku sedikit ngilu, namun aku merasa bahagia karena bisa mrpenyentuh benda itu kembali.”  Hardian tertawa karena sudah dua kali dia berhasil menjadi maling mencumbui Prisla secara  diam-diam, meskipun sekarang ini dia ketahuan. Dan berhasil lagi untuk mengelabui gadis lugu itu. “Kayaknya suasana hati bosqu lagi membaik nih.” Goda Rey masuk keruangan kerja Hardian. Kedatangan Rey, membuat senyum Hardian memudar. Sebisa mungkin dia menjaga wibawanya kembali dihadapan Rey, meskipun dia selalu Gagal untuk bersikap seperti itu jika dihadapan asisten siaga nya itu. "'Bagaimana Rey, apa kamu sudah memberikan dan mengajari Prisla cara pengunaan ATM dan kartu kredit.?” 
Baca selengkapnya

Jambret

Prisla melangkah keluar, dengan menenteng barang-barang belanjaan nya.t tiba-tiba dua orang berbadan tegap mengadang langkah Prisla. “Jangan berteriak Nona, jika tidak terpaksa kami menyakiti tubuh cantik mu dengan pistol ini.” Ucap mereka. Prisla ketakutan dan kebingungan, tempat nya lumayan ramai namun orang-orang sibuk dengan diri mereka masing-masing. Penodong ini juga cukup profesional dia seolah-olah tidak sedang menodong. Orang-orang yang melihat pasti mengira hanya ngobrol biasa. “Tolong jangan sakiti aku,” Prisla mencoba membuka tasnya dan memberikan pada mereka. Arjuna yang melihat gelagat aneh itu, segera menghadang mereka. Perkelahian pun terjadi Arjuna mampu dengan mudah melumpuhkan kedua penodong itu. Namun naas saat dia hendak menyerah kan kembali tas Prisla, dari arah belakang penodong berhasil meraih pistol nya kembali dan mengarahkan pada Prisla 
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
16
DMCA.com Protection Status