"Tidak...tidak jangan bibi.... Prisla takut hu...hu....,"Hardian terbangun saat mendengar suara tangis Prisla, dengan mata terpejam gadis itu terus menerus menangis, dan menggeleng-gelengkan kepalanya."Kasihan sekali kamu Prisla, perbuatan mereka ternyata memberikan trauma yang mendalam padamu." Gumam Hardian sambil menguncang tubuh Prisla yang tersa panas."Astaghfirullah, badan Prisla sangat panas," refleks Hardian mengangkat Prisla menuju ranjang, timbul rasa bersalah dan penyesalan Melihat keadaan wanita yang sudah menjadi istrinya itu.Setelah menidurkan Prisla, Hardian langsung menghubungi Rey agar membawakan dokter pribadi keluarga mereka kerumah. untuk memeriksa kondisi fisik Prisla yang masih mengigau."Baik Bos, akan menghubungi dokter segera," terdengar suara jawaban Rey selalu asisten siaga.Tidak perlu waktu lama, dokter datang pemeriksa kondis
Arjuna melangkah menuju ruangan kebesarannya, dan menghempas duduk. Dia masih penasaran dengan sosok cantik murid barunya itu. dia yakin jika Prisla gadis baik-baik dan sederhana serta wajahnya yang sangat ayu dan lembut. Tipe wanita yang sangat diidamkan Arjuna selama ini."Prisla, nama yang cantik seperti orang nya, " ujar Arjuna menerawang sambil memainkan kursi putarnya. semenjak pertemuan pertama nya kemaren, Arjuna jadi uring - iringan. bayangan Prisla terus mengusik setiap waktu nya."Aaaaahhk......., aku tidak pernah seperti ini sebelumnya, gadis itu seolah-olah membawa separuh jiwaku," sambil mengusap kasar rambutnya. Arjuna tidak menghiraukan deringan dan getar ponselnya dari mamanya Qanita."Arjuna, kamu kemana sich nak?" Qanita kembali mencoba menghubungi anaknya.Arjuna Dwi Atmaja. pria tampan dengan bulu mata yang lebat, kulit putih persis aktor ganten Hollywood, Arjuna merupakan
Malam ini Hardian sudah memutuskan, untuk berbagi ranjang dengan Prisla, namun dia masih terlihat ragu dan gengsi untuk mengutarakan keinginannya tersebut. Sehingga saat Prisla melaksanakan tugasnya seperti biasa mematikan lampu menjrlang tidur. Dibalik selimut tebal Hardian bersuara lantang."Kucing, mulai sekarang naik dan tidurlah disebelah ku, karena aku tidak ingin dikatakan suami yang kejam menyuruh mu tidur disofa sendirian," ucap Hardian menyembunyikan wajahnya."Apa Tuan, tidur disebelah mu?""Ya, tapi kamu jangan besar kepala dulu, aku berbagi kamar katr tidak ingin kamu mengingat dan mimpi buruk saja tidak lebih, dan jangan berharap aku akan berbuat macam-macam seperti keinginanmu,"Membuat Prisla membulat kan matanya, karena tidak terima tuduhan Hardian terhadap dirinya. Namun dia tidak bia ber buat lebih. Selain mengikuti perintah Hardian sesuai isi kontrak pernikahan mereka.
Hardian berlari kecil menaiki tangga, dia sudah tidak sabar melihat wajah yang selalu mengganggu konsentrasi nya. terlebih lagi untuk memasangkan obat pembesar payudara yang dibelikan Rey . sebenarnya, tadi dikantornya Hardian pengen cepat pulang. namun karna ada salah seorang karyawan nya yang menggelapkan dana perusahaan. maka diadakan lah rapat dadakan yang menyita waktu sampai larut malam.Akir- akir ini Hardian, ingin selalu melihat Prisla dan berada didekatnya. padahal dia yakin cintanya hanya untuk Milka seorang.Dengan langkah cepat dia membuka pintu kamar, dilihat nya tempat tidur masih kosong. tidak ada tanda-tanda habis ditiduri. dia mencari kekamar mandi juga tidak ada. mumpung sudah berada di kamar mandi, Hardian memutuskan membersihkan tubuhnnya. setelah berpakaian kembali dia berjalan ke arah balkon. nampak Prisla tertidur sambil bergumam tak jelas dan senyum sendiri."Kucing kecil..., kamu mimpi mesum y
Hardian tersenyum sendiri diruangan kerja, mengingat betapa ceroboh nya dia semalam. Dia masih mengusap-usap tanganya yang sedikit memerah kena pukulan tangan Prisla semalam.“Meskipun tanganku sedikit ngilu, namun aku merasa bahagia karena bisa mrpenyentuh benda itu kembali.” Hardian tertawa karena sudah dua kali dia berhasil menjadi maling mencumbui Prisla secara diam-diam, meskipun sekarang ini dia ketahuan. Dan berhasil lagi untuk mengelabui gadis lugu itu.“Kayaknya suasana hati bosqu lagi membaik nih.” Goda Rey masuk keruangan kerja Hardian.Kedatangan Rey, membuat senyum Hardian memudar. Sebisa mungkin dia menjaga wibawanya kembali dihadapan Rey, meskipun dia selalu Gagal untuk bersikap seperti itu jika dihadapan asisten siaga nya itu."'Bagaimana Rey, apa kamu sudah memberikan dan mengajari Prisla cara pengunaan ATM dan kartu kredit.?”
Prisla melangkah keluar, dengan menenteng barang-barang belanjaan nya.t tiba-tiba dua orang berbadan tegap mengadang langkah Prisla.“Jangan berteriak Nona, jika tidak terpaksa kami menyakiti tubuh cantik mu dengan pistol ini.” Ucap mereka.Prisla ketakutan dan kebingungan, tempat nya lumayan ramai namun orang-orang sibuk dengan diri mereka masing-masing. Penodong ini juga cukup profesional dia seolah-olah tidak sedang menodong. Orang-orang yang melihat pasti mengira hanya ngobrol biasa.“Tolong jangan sakiti aku,” Prisla mencoba membuka tasnya dan memberikan pada mereka.Arjuna yang melihat gelagat aneh itu, segera menghadang mereka. Perkelahian pun terjadi Arjuna mampu dengan mudah melumpuhkan kedua penodong itu. Namun naas saat dia hendak menyerah kan kembali tas Prisla, dari arah belakang penodong berhasil meraih pistol nya kembali dan mengarahkan pada Prisla
"Mereka pikir nyawa bisa dihargai dengan uang," ucap Mama Qanita yang terlihat masih kesal. Ditambah lagi Arjuna yang terlihat sangat membela gadis yang ditolongnya itu, meskipun Qanita juga penasaran."Secantik dan semenarik apa sih wanita itu, sehingga kamu terlihat begitu terobsesi terhadap nya. Karena setahu Mama selama ini bukan kamu yang tertarik, melainkan banyak wanita cantik yang mengejar-ngejar Cinta mu Arjuna, namun sekarang malah sebaliknya." Terang Mama.Arjuna tidak menanggapi ucapan sang Mama, dia lebih memilih memejamkan matanya membayangkan wajah cantik alami Prisla."Aku malah bersyukur Prisla tidak Kenapa-napa, karena aku akan lebih tersiksa dan sedih jika peluru itu mengenai tubuhnya." Gumam Arjuna. Sambil berpura-pura tidur agar sang Mama tidak mengomentari terus.Sedangkan dirumah Prisla, mendapatkan perhatian khusus dari Hardian. Dia juga berencana mencarikan sopir wanita
Pagi ini merupakan hari pertama Berta bekerja, Mulai pagi hingga sore dia harus selalu siap siaga mengantar dan menemani kemanapun Prisla ingin pergi, Hardian memberikan kebebasan ditambah lagi dia percaya Berta mampu melindungi Prisla. Sampai ditempat pelatihan, Prisla baru teringat Arjuna yang masih dirawat akibat tembakan peluru yang mengenai lengan sebelah kirinya,. Sehingga sekarang dia masih butuh perawatan intensif. untuk mengejar Arjuna terpaksa digantikan oleh salah seorang teman seprofesinya. Prisla berusaha untuk konsentrasi mengikuti proses belajarnya, meskipun pikirannya teringat kejadian kemaren, dimana dengan mudahnya Arjuna membekuk jambret itu menghajar tanpa ampun, namun naas saat Arjuna lengah salah seorang dari mereka melayangkan tembakan kearah Prisla namun Arjuna berhasil menghalangi sehingga peluru itu mengenai lengannya sendiri. "Pak Arjuna memang gagah berani, dia rela berkorban demi
Revano menatap kagum, pada pantulan wajah dan tubuhnya di cermin besar yang terdapat ditengah-tengah ruangan besar itu. pakaian yang dirancang Naura benar-benar pas dan melekat sempurna ditubuh Revano. termasuk mami, papi,opa dan kedua adiknya."Penampilan anak mami sangat tampan dan gagah," puji Prisla seraya memperbaiki posisi dasi Revano yang agak miring."Makasih pujiannya mi." ucap Revano."Tentu dong sayang, selain acara ulang tahun perusahaan kita. nanti Revano juga akan diperkenalkan sebagai seorang CEO baru, pada seluruh kolega bisnis dan investor perusahaan." Hardian ikut menimpali percakapan ibu dan anak itu."Tu kan, mami cuma muji penampilan kak Revano doang, padahal dunia telah mengakui jika aku lah anak mami yang paling gagah, bahkan mengalahkan papi dan kak Revano." Adiknya tidak mau kalah, dia sekuat tenaga menggeser tubuh Revano dari cermin besar."Udah ga
Dengan perasaan deg-degan Naura mengukur bidang tubuh Revano, posisi mereka begitu dekat. Revano perlahan memejamkan matanya. menikmati aroma wangi tubuh Naura. dan helaan nafasnya yang terasa begitu lembut dan wangi menthol.Saat posisi tubuh mereka berhadapan, tangan Revano terangkat pelan namun pasti. Revano dengan lembut menelusuri pipi mulus Naura dengan jemarinya. terus mengelus-elus rambut panjang lurusnya.Naura merasa terhipnotis, tidak ada penolakan sama sekali. dia membiarkan sentuhan hangat tangan Revano. seakan-akan dia sedang bermimpi indah. bertemu kembali dengan cinta pertamanya.Revano mendekatkan wajahnya, semakin dekat hingga tidak ada jarak lagi yang mengikis diantara mereka berdua. Maura memejamkan matanya pelan. saat tubuh Revano makin merapat ke tubuhnya. dunia seakan terhenti ketika Naura merasakan lembutnya kecupan hangat bibir Revano dikening, kedua kelopak matanya hingga terus kedua pipinya.
Revano tersenyum puas, sebelah tangannya masih mengusap-usap layar ponselnya. dimana terpampang foto cantik Naura yang mengunakan pakaian kerja.Wajah Naura terlihat anggun, dan sudah terlihat sedikit dewasa. mengingat sekarang dia sudah menamatkan kuliah. juga mulai ikut merintis salah satu usahanya sendiri.Maura memang sangat mandiri, bahkan diusianya yang masih relatif muda. Dia telah mampu bangkit dan mengembangkan usaha. yang bergerak di bidang butik. yang merupakan salah satu bakat dan hobi nya selama ini.Naura memang sengaja, mengambil jurusan di bidang desainer. agar nanti kedepannya dia bisa mengembangkan usaha sendiri. tidak butuh waktu lama bagi Naura. sekarang nama butik dan rancangan nya sudah terkenal. bahkan seberapa artis ibukota sengaja memesan dan mengunakan rancangan pakaian Naura. diberbagai momen tertentu mereka."Naura aku sangat merindukanmu, meskipun hubungan kita yang
Satu bulan berlalu, kini mereka semua telah terpisah. melanjutkan kehidupan dan pendidikan masing-masing ditempat yang berbeda-beda.Sekarang Naura sudah bisa bernafas dengan lega, karena nilai-nilai melonjak menunjukkan peningkatan, semua ini tidak terlepas dari dukungan Revano dulunya.Meskipun Revano sudah pergi jauh meninggalkan nya. Namun Naura selalu berharap mereka akan dipertemukan kembali.Sementara Azka dan Arga, mereka memilih kuliah di kampus yang sama dengan wanita pujaan mereka Agnes dan Caca.Seiring berjalannya waktu, tanpa terasa Naura sudah menamatkan pendidikannya, bahkan sekarang dia sudah kuliah disebuah universitas ternama. tanpa pernah bertemu dan mendengar kabar tentang Revano lagi.Begitu juga dengan para teman-temannya yang lain, mereka semua seperti sudah putus contak. serta sibuk dengan kehidupan masing-masing.Naura me
Selepas ujian akhir, Revano menyiapkan hatinya untuk berpisah dengan Naura. Dia menghembuskan nafas dalam-dalam, mencoba memberi ketegaran dan kekuatan pada hatinya sendiri. berat' bagi Revano meninggalkan asrama terutama dengan Naura, namun dia tidak bisa berbuat banyak mengingat dia harus melanjutkan pendidikan nya keuangan lebih tinggi dan lebih baik.Lamunan Revano buyar ketika getaran ponsel, yang disimpan di kantung celananya. segera Revano mengangkat panggilan dari maminya tersebut, sambil berjalan masuk kedalam kamar."Assalamualaikum mi....!" ucap Revano dengan nada suara kurang semangat."Waalaikumsalam sayang ...., aduuuuuh anak ganteng mami kok lesu gitu, ayo semangat sayang. karena besok pagi sopir jemputan yang dikirim papi bakal kesana untuk menjemput mu nak" ujar Prisla."Iya mi""Apa kamu sudah berkemas sayang ?""Belum mi,
Seperti biasanya, Pihak sekolah mengadakan berbagai pertandingan tiap tahunnya, berdasarkan bakat dan minat para siswa dan siswi sekolah mereka. untuk tahun ini pihak sekolah pun memberikan kebebasan untuk memilih diantara nya.- Pemilihan Miss tercantik disekolah itu, semua siswa cewek bebas untuk mengikuti nya, tapi tetap harus mengikuti tes dan serangkaian seleksi- Lomba Tim Bola Basket- Lomba menyalurkan bakat akting, seperti mengikuti Drama dan pertunjukan disekolah.- Lomba menari BalletSemua menyambut antusias acara itu, termasuk tiga cewek cantik Agnes, Caca dan jeni. memilih mengikuti menjadi Miss. sementara Naura lebih menyukai bakat akting. sedangkan gea Memilih untuk menari Ballet yang merupakan kesenangannya.Revano yang mengetahui jika Naura mengikuti pentas drama, membatalkan niatnya untuk mengikuti lomba Bola Basket. karena sebentar l
Setelah melihat sekawanan monyet itu telah pergi menjauh, Revano menyalakan motor nya."Ayo Naura kita tinggal kan tempat ini"Maura naik keatas motor lalu Revano melesat dengan kecepatan tinggi, jalanan yang sepi membuat Revano bebas melajukan motornya."Kak Revano masih ingat jalan pertama yang kita masuki tadi" Naura sudah merasa sedikit cemas."Aku tidak ingat Naura, tapi kita harus tetap melakukan motor ini hingga bertemu penduduk sekitar untuk bertanya jalan menuju villa" ujar Revano yang sudah ikutan-ikutan cemas.Sudah capek berputar-putar dengan motor itu, namun mereka tidak menemukan Seorang pun yang melintasi jalan itu, maupun Rumah penduduk. Revano mulai putus asa sedangkan bahan bakar motor mereka sudah hampir habis."Kak Revano aku takut, sementara signal disini juga tidak bagus" Naura mengangkat ponselnya tinggi berharap mendapatkan signal yang
"Naura kamu pegangan ya.. soalnya jalanan ini terlalu licin. dan tidak rata, aku takut kamu ntar jatuh" ucap Revano sambil tersenyum."I...iya kak" dengan ragu-ragu akirnya tangan Naura melingkar di pinggang Revano.Sepanjang perjalanan itu Revano dan Naura tidak henti-hentinya bercerita dan bercanda, sesekali Naura mencubit pinggang Revano. tidak ada kecanggungan lagi di antara mereka berdua.Mereka saling tebak tebakan, atau bercerita tentang hobi dan Film kesukaan mereka masing-masing. sesekali Naura tertawa lepas. Revano puas menikmati wajah cantik Naura dari kaca spion motor itu.Terkadang tangan Revano mulai nakal mengelus lutut Naura atau sesekali merem mendadak motor nya, untuk menikmati moment indah kebersamaan mereka.Motor Revano berhenti di sebuah warung, mere membeli makanan khas daerah itu, dan minuman segar. setelah itu Revano kembali melanjutkan perjalanan memasuk
Hari ketiga mereka di villa ini, membuat kedekatan Revano dan Naura sudah menunjukkan kemajuan yang sangat baik. selain sudah bertukar No ponsel masing-masing. Revano dan Naura jika hendak menutup jendela kamar masing-masing mereka akan saling lempar pesawat yang terbuat dari kertas."Yauupps...." Naura menangkap layangan kertas itu dan membacanya"Selamat malam kak Revano, met bobo.... moga mimpi indah" isi pesan yang tertulis di layangan kertas ituBegitu pun Naura membaca isi pesan dari layangan Revano."Met malam Cantik....,, besok kita jalan-jalan ke sekeliling area puncak ini yuk"Naura tersenyum membacanya, dan kembali membalas kemudian melemparkan kembali ke jendela kamar Revano."Okey... aku setuju banget, tidak sabar menikmati udara puncak yang segar dan bersih itu, tapi emang kita berdua sanggup, karena area ini terlalu luas, dan masih&