Affan masih seperti mimpi mendengar diagnosa dokter. Dia tidak percaya, semua begitu tiba-tiba. Affan ingin menceritakan dengan terus terang kepada Ahem tentang keadaanya. Karena dia tidak tega melepaskan Ishita dan anak-anaknya bila terjadi apa-apa dengannya. "Ahem, aku tidak bisa lagi menemani Ishita dan anak-anakmu. Bagaimana kalau aku tiba-tiba harus pergi meninggalkan mereka untuk selamanya? Siapa lagi orang yang bisa melindungi mereka, Ahem?" pikir Affan tercekam. *** Dret ... Dret ... Dret! Ponsel Ahem bergetar, dan Nazim yang menelepon. "Ahem, aku sekarang berada di bandara. Kamu bisa jemput kami sekitar pukul 14.00, kan?" tanya Nazim kepada Ahem. "Pasti bisa sahabat, aku sudah kangen sama kamu," jawab Ahem. "Apa kamu bersama anak istrimu?" lanjut Ahem. "Aku bersama keluarga, Ahem," jawab Nazim. "Kamu jangan mencari hotel, aku ada rumah kosong buatmu, Nazim!" usul Ahem. "Iyakah? Kebetulan sekali, Ahem, terima ka
Read more