"Aku akan pulang ke Gwangju Ra..." Aku masih diam menatapnya yang asik makan malam dari layar ponselku, aku tak tau harus mengatakan apa. Bagiku dia akan berada di pulau yang berbeda denganku terasa berat, meskipun kedekatan kami hanya sebatas teman. "Ah, aku tiba-tiba ingat semua pesan yang kau kirimkan padaku. Jadi kamu perawat ya?" katanya membuatku ingat satu hal, aku cuti sudah hampir satu semester, dan belum mendapat pekerjaan apapun. Ditambah dengan aku yang masih teraphy jalan, bahkan semua artikel yang ku kirim ke perusahaan jurnalis tidak pernah mendapat balasan. Bapak dan ibuku juga sedang dalam masa pemulihan ekonomi, hampir setiap hari orang tuaku pergi pagi dan pulang sore. Vian sudah kembali ke pekerjaannya, dan kak Farhan sudah sibuk dengan magangnya. "Nggak, aku cuti bang.""Cuti?""Iya, sudah hampir satu semester. Entah kenapa aku malah nggak ada keinginan untuk melanjutkan lagi. Aku mau mengejar cita-citaku untuk jadi dokter, meski
Baca selengkapnya