Mella duduk menatap jendela dengan pandangan lurus ke arah bulan yang terang. Malam ini terasa begitu dingin dan cahaya bulan yang ia tatap hanya menyinari wajahnya bukan mendamaikan hatinya.Setetes air mata Mella keluar, menandakan kesedihan di hatinya. Dia menerima. Namun, sangat berat ia rasa jika harus sepenuhnya ikhlas. Meski hanya sementara tapi itu begitu menyesakkan.Berkali-kali Mella menghela napas supaya merasa lega, tapi dadanya masih saja terasa tertekan akan keadaan. "Seberat ini ternyata," ucapannya menghela napas panjang.Sedangkan di dalam kamar, Shireen terbangun dan langsung merasakan sakit pada sekujur tubuhnya. Ingatannya kembali mengingat beberapa jam yang lalu saat Adam, sang suami menyerangnya secara tiba-tiba tanpa ada persiapan ataupun pembicaraan sebelumnya.Shireen kesal tapi juga malu. Ini pertama kali untuknya. Seharusnya itu di berikan pada suami yang dia cintai tapi takdir tidak
Read more